Senin, 16 Juni 2014

Sinopsis Pure Love


            Elanie Clinton terpaksa  harus dijodohkan dengan Justin Bieber! Pemuda kaya raya yang memiliki segalanya di New York itu memang sangatlah tampan dan kaya. Tidak ada yang meragukannya. Ia berkarisma, sebenarnya. Di umur yang ke-24, Elanie belum juga menikah. Saudara kembar Elanie yang bernama Eline bahkan sudah menikah dua tahun yang lalu dan memiliki suami dengan pekerjaan mapan di London.  Orangtua Elanie resah, sepertinya menjodohkan anaknya dengan anak rekan kerja mereka adalah langkah yang bagus. Elanie seorang gadis polos yang belum pernah meminum bir, berhubungan seks dan keluar lewat dari jam 9 malam.
            Hari dimana ia bertemu dengan Justin Bieber adalah pertemuan yang tidak akan pernah ia lupakan. Pria tampan berumur 27 tahun memakai setelan abu-abu dengan dasi pita yang berwarna senada membuat Elanie cukup terpukau. Pria itu berdiri di hadapannya lalu saling bertatapan penuh arti. Saat itulah pertama kalinya Elanie masuk ke dalam kamar seorang laki-laki. Bayang-bayang Justin adalah pria yang tegas, berani, nakal dan cerdas hinggap di otak Elanie sekarang. Sampai akhirnya, ia masuk ke dalam kamar Justin, ia terkesiap.  Seluruh pemikiran yang hinggap di otak Elanie hilang begitu saja. Matanya tak mengedip. Justin dengan bangganya memamerkan isi kamarnya. Tidak. Bukan poster wanita seksi memakai bikini atau gitar elektrik yang ditempel di tembok. Tetapi koleksi mainan dinosaurus yang rapi benar-benar indah! Tidak ada koleksi anggur atau apa pun. Justin melirik Elanie.
            Mulai dari sanalah masalah muncul.
            Pernikahan yang seharusnya berawal dengan indah berubah menjadi tanda tanya besar bagi mereka berdua. Bagaimana bisa? Ya! Mereka bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan selama mereka menjadi sepasang suami istri? Bagaimana caranya berhubungan badan? Memegang tangan Elanie saja adalah salah satu ketakutan terbesar Justin. Segala pertanyaan yang berada di benak mereka terjawab secara bertahap dan harus melewati proses. Dan melewati proses menuju pernikahan yang bahagia bukanlah proses yang mudah.

            Semuanya menggunakan hati, nafsu, dan memiliki konsekuensi.

Bab 1        Bab 6        Bab 11 
Bab 2        Bab 7        Bab 12
Bab 3        Bab 8        Bab 13
Bab 4        Bab 9        Bab 14
Bab 5        Bab 10      Epilog

3 komentar: