***
Alexis dan Justin berdansa begitu
mesra dibanding semua orang yang berdansa di depan panggung. Sebagian sedang
menikmati makan malam sedangkan yang lain lebih tertarik untuk berdansa.
Iringan lagu Frank Sinatra membuat dansa mereka lebih menarik dan menyenangkan.
Alexis menyandarkan kepalanya pada dada Justin yang tegap di hadapannya. Tangan
kanannya memegang tangan kiri Justin, sedangkan tangan kiri Justin memegang
pinggang Alexis. Tidak ada yang salah dengan dansa mereka sampai akhirnya mata
Alexis yang sedang memerhatikan orang-orang berdansa dari posisinya itu
akhirnya melihat orang yang benar-benar harus ia dan Justin jauhi sekarang
juga. Selena dan Brad berdansa di sebelah mereka. Selena tersenyum menatapi
Brad dari bawah tatapan Brad juga. Lagu yang berjalan selama 2 menit lebih itu
terus mengiringi dansa mereka. Aaron dan Kath tampak baik-baik saja berada di
pinggir manusia-manusia yang berdansa itu. Kath tidak tahu apa yang harus ia
lakukan selain membuat Aaron senang karena hari ini adalah hari ulang tahun
Aaron. Ia tidak begitu yakin dengan status hubungan yang ia jalani dengan
Aaron. Ia masih merasa ragu dan ia takut jika Aaron hanya berucap seperti itu
hanya untuk membuat Grace cemburu. Dan jika ia benar-benar membuka hatinya
kembali pada Aaron, ia tahu ia akan sangat mencintai Aaron seperti ia mencintai
ayahnya. Ia hanya takut sakit hati seperti sebelumnya.
Ia hanya merasa Aaron bukanlah pria
yang tepat untuknya. Perasaan Kath dan Aaron sebenarnya sama saja, mereka
berdua saling membohongi diri sendiri. Kath membohongi dirinya kalau ia tidak
mencintai Aaron, dan Aaron membohongi dirinya kalau sekarang ia tidak mencintai Grace demi mendapatkan Kath. Grace
tampak bersama dengan Michael, pria bermata biru yang membuat Grace cukup
terpikat dengan ketampanan yang Michael miliki. Ia terlihat kembali seperti
semula. Seulas senyuman menghiasi wajah Grace selama ia berdansa. Aaron tentu
tahu apa yang ia lihat sekarang. Adiknya sedang bermesraan dengan Michael, pria
yang ia pukul dan ia tidak sukai sampai sekarang. Aaron berusaha untuk tidak
mempedulikan apa yang ia lihat. Mungkin inilah perasaan Grace saat Aaron
bersama-sama dengan Kath. Dan ia mengerti benar mengapa ia tidak menyukai
kebersamaan yang ia ciptakan karena Aaron tidak menyukai kemesraan Grace dan
Michael sekarang. Sampai akhirnya pandangan Aaron beralih pada rambut Kath yang
seperti bunga itu terpampang jelas di hadapannya, pipi Kath bersandar pada dada
Aaron. Kembali pada Alexis yang mendongak, menyadari kalau sebentar lagi lagu
ini akan berhenti dan ia harus berganti pasangan.
“Aku tidak mau kau berganti pasangan
dengan Selena,” ucap Alexis berhati agar tak didengar oleh Selena atau pun Brad
di sebelah mereka. Alexis bahkan tidak tahu mengapa Brad bisa berteman dengan
Selena sekarang. Well, Brad tidak pernah mengetahui kalau Selena adalah mantan
istri Justin, jadi itu bukan sepenuhnya kesalahan Brad. Justin menatapi
istrinya tanpa menjawab apa yang dikatakan Alexis, ia hanya mengangguk satu
kali. Mata harimau Justin melirik sebentar ke arah Selena yang berada beberapa langkah
darinya. Punggungnya yang telanjang itu benar-benar harus ditutup, Justin
mengalihkan pandangannya kembali.
“Tentu.” Bisiknya mengecup bibirnya.
Pembawa acara langsung berteriak ‘berganti’ agar para pedansa mengganti
pasangan mereka. Seluruh lampu yang menyala di taman dimatikan selama kurang
lebih 2 detik, membuat orang-orang menjerit sebentar lalu lampu itu kembali
menyala. Justin sudah berhadapan dengan Selena, membuat Selena sedikit
terperangah karena tangannya sekarang benar-benar menyentuh tangan Justin. Ia
menelan ludah begitu susah. Alexis sudah berpasangan dengan Brad yang memegang
pinggangnya. Lagu kedua mulai mengiring kembali dansa mereka. Kali ini alunan
piano mengiring mereka dengan alunan yang lamban. Justin menatapi Selena yang
memiliki mata cokelat kehitaman itu, dia berusaha untuk menganggap Selena
hanyalah pasangan dansanya. Bagaimana pun juga Justin masih bisa mengingat
malam pertama mereka di atas ranjang dan betapa hebatnya Selena di sana. Namun
akal sehat Justin masih terjaga, mengingat bahwa Alexis sekarang sedang
berdansa dengan Brad. Alexis bahkan tidak menoleh pada Justin sekarang! Ia
berbicara dengan akrab dengan Brad sambil sesekali tertawa. Selena mulai
memegang pundak Justin sebagaimana seharusnya.
“Kau tampak sangat menawan, Justin,”
puji Selena berusaha tenang. Jantungnya berdegup kencang sekarang. Ia akhirnya
bertemu dengan Justin dan bahkan sekarang ia menyentuh Justin. Kesenangan yang
ia miliki menjalar ke seluruh tubuh lalu meledak begitu saja karena sekarang ia
kehilangan nafas untuk beberapa saat. Justin hanya mengangguk satu kali untuk
menghargai pujian Selena. “Dan istrimu tampak menakjubkan,”
Justin mendongak, melihat Alexis
yang tidak memerhatikannya. Ia memang cantik. Istrinya selalu cantik dan tidak
pernah membuat Justin kecewa. “Aku tahu. Dia memang selalu menakjubkan tiap
saat,” bisik Justin mengalihkan pandangannya dari Alexis. Mata mereka kembali
bertemu. Jarak antara Alexis dan Justin mulai sedikit menjauh. Alexis melirik
Justin yang menganggukkan kepalanya satu kali, tangannya yang besar itu sudah
menyentuh punggung Selena yang telanjang itu. Seluruh tubuh Alexis merasa panas
lalu dingin dalam hitungan detik. Jantungnya berdegup kencang, darahnya lari ke
wajahnya, membuat wajah Alexis merah padam. Ia cemburu dengan apa yang ia
lihat. Ia terkesiap ketika Justin membisiki sesuatu pada Selena. Bibir itu
hampir menyentuh telinga Selena. Alexis tidak percaya dengan apa yang ia lihat
sekarang, padahal ia sudah memperingati Justin. Sebisa mungkin Alexis berpikir
positif, ia menolehkan kepalanya pada Brad kembali.
Di sisi lain, Grace sedang
berhadapan dengan Aaron. Ia tidak tersenyum pada Aaron seperti saat ia berdansa
dengan Michael. Tidak ada kata-kata yang terucap dari mulut Grace sampai
akhirnya Aaron yang membuka mulut. “Aku harus melakukan itu,”
“Aku tahu,” bisik Grace berusaha
untuk melupakan kejadian tadi. “Lagi pula, jika aku berbicara, siapa yang akan
mendengar? Mom bahkan tidak mau mendengarku. Jadi, hm, tidak ada gunanya,”
Grace mengedik satu bahunya dengan raut wajah pura-pura tak peduli. Kath
berdansa dengan Michael, entah mengapa sepertinya dua pasangan Bieber ini
tampaknya bertukar dengan orang yang berhubungan dengan Kath. Jarak Aaron dan
Kath tidak begitu jauh atau pun dekat, namun yang jelas, Kath dapat melihat
tangan Aaron mulai meremas pinggang Grace, tanda Aaron tertarik.
“Jadi, kau sudah mengenal pria itu?”
Tanya Aaron menganggukkan kepalanya satu kali pada Michael. Grace menoleh,
melihat Michael berdansa dengan Kath. Mengapa harus dia lagi yang berdekatan dengan pria yang Grace sukai? Ini tidak
masuk akal. Grace memutar bola mata.
“Namanya Michael, Aaron. Dia pria
yang baik,”
“Kau menyukainya?” Tanya Aaron
langsung. Grace menatap Aaron sejenak, lalu ia mengangguk. Aaron memejamkan
mata, ia harus melupakan perasaan ini
pada Grace. Kath mungkin akan lebih baik dari Alice atau pun Grace. Mungkin
Kath memang jodohnya yang menghilang selama ini. Mata Aaron kembali terbuka,
lalu ia tersenyum. “Bagus.”
“Dia sangat manis saat berbicara.
Dan matanya sama seperti Mom, maksudku, berwarna biru,” ucap Grace menceritakan
tentang Michael. Aaron hanya mengangguk, ia tidak ingin membicarakan pria itu
sekarang. Ia sudah terlanjur tidak menyukai Michael karena sikapnya tempo hari.
Kath hanya menundukkan kepalanya, ia tidak begitu bisa mengikuti dansa ini
lagi. Sebenarnya masih ada beberapa lagu yang akan diputar ke depannya, tetapi
Kath terlalu lelah untuk mengikuti dansa ini lagi. Terlebih lagi setelah ia
melihat Grace dengan Aaron yang saling menyentuh. Entahlah, di mata Kath, itu
salah.
Alunan piano berhenti begitu saja.
Beberapa orang mulai lelah dan memutuskan untuk berhenti berdansa. Termasuk
dengan Alexis yang pergi dari tengah-tengah kerumunan orang. Lampu padam selama
beberapa detik, lalu kembali menyala. Justin tidak keluar bersama dengan
Selena. Hanya Kath dan Alexis yang keluar dari acara dansa itu. Dan juga Kath
cukup lapar karena ia belum makan malam ini. Ia mendekati meja keluarga Bieber.
Jonathan sedang menyuapi Juber yang duduk di atas meja. Tampaknya Jonathan
adalah kakak yang baik, hanya saja tidak dengan Kath. Alexis menghampiri Juber
bersamaan dengan keberadaan Kath di samping Juber.
“Hey, Kath, kau tidak meneruskan
dansanya?” Tanya Alexis dengan ramah. Kath menggelengkan kepala sambil
tersenyum lemah. Pandangannya lalu tertuju pada Aaron dan Grace yang masih
bersama-sama, tidak bertukar pasangan lalu kembali Kath menatap Alexis. Makanan
sudah tersedia di depan Kath, makanan-makanan itu dikumpulkan dalam bentuk
lingkaran di tengah-tengah meja dan masih terlihat hangat. Air liur Kath mulai
menetes. Ia lapar.
“Aku lapar,” bisik Kath tersenyum.
Jonathan memerhatikan Kath seperti ayahnya memerhatikan Alexis yang berdansa
dengan Brad tadi. Kath duduk di sebelah Alexis yang menurunkan Juber dari meja
dan memangkunya di atas paha. “Dimana Mr.Bieber? Ia tidak kelihatan.”
Pertanyaan itu sepertinya memukul Alexis tepat di jantungnya sehingga wajahnya
kembali memerah. Ia menoleh pada kerumunan pedansa lalu mendapati Justin masih
bersama Selena. Tangan suaminya kali ini mengelus-elus punggung telanjang itu. Bahkan
sekarang kepala Selena mulai bersandar pada dada Justin. Sungguh sialang sekali!
Jika bukan karena Juber ada di gendongannya, siapa pun yang ada di hadapannya
akan ditusuk oleh Alexis menggunakan garpu yang sekarang sedang ia pegang.
“Dia ada di sana bersama ibumu,”
bisik Alexis berusaha tersenyum. Well, itulah ciri khas wanita. Tersenyum saat
hatinya tersakiti, atau mungkin tersenyum untuk menyembunyikan dendam yang akan
ia balas di kemudian hari. Tidak ada yang pernah tahu. Namun Kath tidak bisa
mengikuti pandangan Alexis karena terlalu banyak orang yang bergerak di sana.
Kath mulai memakan makanan yang ia baru saja ambil. Jonathan masih menatapi
Kath dengan tatapan tak suka. “Dimana si kembar, Jonathan?” Pertanyaan Alexis
membuat Jonathan menoleh pada ibunya.
“Ikut berdansa, di sudut, kurasa,”
ucap Jonathan.
“Mengapa kau tidak ikut berdansa?
Ada beberapa gadis di sana yang sedang berkumpul. Ajaklah satu di antara
mereka,” ucap Alexis menunjuk perkumpulan anak-anak perempuan yang seumuran
dengan Jonathan mengenakan gaun panjang yang cantik. Jonathan mengikuti apa
yang ibunya lihat. Memang benar ada beberapa gadis berdiri di sana, namun hanya
satu gadis yang menarik perhatian Jonathan. Gadis yang sepertinya tersingkirkan
dari kumpulan gadis. Gadis yang menarik perhatian Jonathan mengenakan gaun biru
panjang dengan hiasan rambut yang berwarna senada dengan gaunnya. Ia tampak
sangat cantik, rambutnya pirang, dan memiliki senyum yang menawan. Tetapi gadis
itu sepertinya tidak begitu tertarik dengan percakapan yang dibicarakan
teman-temannya yang mengabaikannya.
“Ide bagus, Mom,” ujar Jonathan
bangkit dari kursinya. Ia berlari kecil menuju pinggir taman, menghampiri gadis
yang ia maksud. Alexis dan Kath melihat Jonathan yang memegang tangan gadis
berambut pirang itu untuk berdansa dengannya di kerumunan pedansa. Kath
terkekeh melihat sikap Jonathan yang benar-benar gentleman saat mengajak gadis itu berdansa. Jonathan menarik gadis
itu lalu bergabung dengan kerumunan pedansa.
“Mereka sangat manis,” komentar Kath
memasukkan makanannya ke dalam mulut. Alexis hanya tergelak satu kali lalu
menggelengkan kepala.
“Begitulah cara laki-laki
mendapatkan wanitanya. Terkadang kaum kita mudah tertipu dengan rayuan
laki-laki. Jadi yah, aku hanya selalu menyarankan anak-anak perempuanku untuk
tidak mudah jatuh ke dalam pelukan pria yang salah,” jelas Alexis berpindah
tempat duduk ke samping kiri agar Juber bisa terduduk di tengah-tengah mereka
berdua. Juber sedang memakan kue cokelat yang lengket di garpu kecil yang ia
pegang sambil mengemutnya. Juber senang melihat Kath, ia merasa ada yang lucu dari
pacar ayahnya. Well, Juber menyukai Kath sejak Kath menapakan kakinya ke atas
lantai rumah keluarga Bieber dan bertemu dengan Juber.
“Apa menurutmu aku dan Aaron cocok?”
Tanya Kath hati-hati, ia terlalu takut jika ibu Aaron tersinggung dengan
pertanyaan Kath. Niatan awal Aaron untuk bersama dengan Kath adalah agar mereka
bisa menjadi teman yang bisa diajak berhubungan badan. Rekan yang bisa bercinta
kapan saja tanpa memiliki hubungan khusus. Apakah Kath sudah jatuh ke dalam
pelukan pria yang salah? Kath memasukkan garpu yang Juber sodorkan padanya lalu
mengemut cokelat itu lalu tersenyum pada Juber. Saat garpu itu keluar dari
mulut Kath, cokelat itu sudah habis. Benar-benar habis hingga Juber cemberut.
“Peepee, cokelat-ku…” rengek Juber
marah. Alexis tertawa, ia mengambil garpu dari tangan Juber lalu memotong kecil
kue cokelat yang lengket itu dari piring. Tangan Juber tak bisa menjangkau
cokelat itu. “Aku tidak mau memberimu lagi, aku serius,” ucap Juber membuang
wajah dari Kath. Kath dan Alexis hanya tertawa dengan tingkah anak kecil itu.
Lalu Alexis mendesah, ia mengelus kepala Juber.
“Besok kita akan pergi berkemah di
gunung. Tetapi tidak akan begitu jauh dari kaki gunung, tenang saja,” ucap
Alexis memberitahu. Kath hanya mengangguk, meski ia cukup terkejut dengan
berita ini. Sebelumnya ia tidak pernah berkemah di gunung, bahkan perlengkapan
berkemah pun dia tidak punya. Apakah ibunya membawakan pakaian yang cocok untuk
berkemah? Kath ragu-ragu.
“Jadi, apa menurutmu aku dan Aaron
cocok?” Tanya Kath membawa kembali pertanyaan itu pada Alexis. Alexis berpikir
sebentar. Ia menoleh pada kerumunan pedansa. Untungnya mata Alexis langsung
bisa melihat Aaron yang sudah berdansa dengan orang lain. Di samping itu,
matanya tidak bisa tidak mencari suaminya. Ia melirik Justin yang tidak berada
jauh dari jangkauan matanya. Sialannya, Justin masih bersama dengan Selena dan
sekarang mereka saling tertawa bahkan sesekali Selena menggigit bibir bawahnya.
Alexis benar-benar marah pada Justin sekarang, ia tahu perasaan ini konyol dan
Alexis tahu benar kalau Justin tidak akan meninggalkannya, tetapi perasaan ini
memang selalu berkunjung bila seorang wanita mendekati Justin dan bertingkah
menggoda Justin. Alexis membuang wajahnya dari apa yang ia lihat. Sudah cukup,
ia muak dengan Justin hari ini.
“Tentu saja kalian cocok, Juber
menyukaimu,” ucap Alexis. “Benar kan Juber?” Tanya Alexis. Juber
mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia mengerti dengan apa yang Alexis katakan,
well, Juber menyukai Kath. Ia menginginkan ibu yang lucu seperti Kath. Alasan
pertama Juber menyukai Kath adalah karena saat Kath pertama kali bertemu dengan
Juber, Kath tidak mencubit pipinya. Sedangkan orang lain selalu mencubit
pipinya. Juber paling tidak suka bila orang mencubit pipinya.
“Aw, terima kasih Juber, aku sayang
kau,” ucap Kath dengan suara anak kecil yang ia bisa. Ia mengecup kepala Juber,
membuat senyum Juber mengembang. Anak itu seperti anak gila jika sudah dicium
oleh perempuan-perempuan. Ia terlihat seperti seorang rapper yang berendam di
dalam bak mandi yang dipenuhi uang dan dua orang wanita seksi di sebelah bak
mandinya. Hidupnya damai. Mereka mulai membicarakan tentang Aaron, meski lebih
banyak Alexis yang menceritakan tentang Aaron pada Kath. Juber sudah tertidur
di dalam pelukannya sekarang. Sangat lucu dengan pipinya yang menyembul. Tepat
ketika Kath menyelesaikan makanannya, Justin, Aaron dan Grace di hadapan
mereka. 6 mata harimau itu menatap Alexis dan Kath yang tertawa renyah.
“Hey, sayang,” sapa Justin menyentuh
kedua pundak Alexis lalu mengecup pipi istrinya. “Kau menikmati malammu
sepertinya,” ucap Justin dengan suara yang lembut. Alexis hanya mengangguk.
Ingatan pada tangan Justin yang mengelus punggung Selena yang telanjang itu
membuat darah yang berada di balik kulit Alexis mendidih begitu saja. Alexis
menoleh ke belakang, bukan untuk melihat Justin, melainkan keberadaan Selena.
Ternyata Selena masih berdansa, kali ini bersama Brad lagi. Lalu Alexis
mendongak menatap Justin.
“Kita semua menikmati malam ini,
Justin. Termasuk kau, bukan? Terima kasih untuk bertanya seperti itu padaku,”
Alexis berucap dengan nada dingin seolah-olah Justin adalah orang asing. Reaksi
Alexis membuat raut wajah Justin berubah. “Aku harus membawa Juber ke kamar.
Udara sudah dingin,” ujar Alexis buru-buru bangkit dari kursi. Ia menyingkirkan
Justin dari hadapannya. Aaron dan Grace bisa melihat apa yang terjadi di antara
ayah dan ibunya. Sebentar lagi mereka akan bertengkar. Mungkin hanya masalah
kecil. Grace mengedik bahu lalu ia duduk di kursi yang baru saja Alexis
tinggalkan. Aaron duduk di tengah-tengah Grace dan Kath, menghasilkan suasana
yang tegang.
“Dimana Michael?” Tanya Kath
berusaha untuk mengabaikan ketegangan yang terjadi.
“Dia sedang ke toilet, kurasa,” ucap
Grace yang menjawab. Kath terkejut karena sikap Grace yang berubah. Oh,
baguslah jika Grace berubah menjadi baik. Aaron memegang tangan Kath yang
berada di atas paha Kath. “Dimana Jonathan?” Tanya Grace menyadari
ketidakhadiran Jonathan.
“Ia sedang berdansa di sana,” ucap
Kath memberitahu. Grace menoleh ke belakang untuk melihat Jonathan yang berada
di depan panggung. Well, sepertinya Jonathan sudah mendapatkan pasangannya
karena ia terlihat begitu tenang bersama dengan gadis yang memakai gaun biru
itu. Grace hanya mengerling. Grace mengambil mulai mengambil makanan di
hadapannya sambil berusaha untuk mengabaikan apa yang Kath dan Aaron lakukan.
Sepertinya Aaron benar-benar berusaha untuk mengelak perasaannya terhadap
Grace. Dengan iseng, Grace bertanya.
“Hey, Aaron, apa kau tidak tertarik
untuk membuka hadiahmu?” Goda Grace yang seketika membuat tubuh Aaron menegang.
Rahangnya mengeras mengingat apa yang terjadi ketika Grace menawarkannya sebuah
hadiah diiringi dengan pemandangan eksotis. Aaron menelan ludahnya lalu ia
terkekeh pelan.
“Well, dimana hadiahnya?” Tanya
Aaron sedikit gugup. Pria itu menjilat bibir atasnya. Kath memerhatikan Aaron
sambil memegang tangan Aaron dengan kedua tangannya di atas paha. Dilihat dari
cara pandang Kath, Aaron memang pemandangan yang patut dilihat oleh semua
orang. Ia pria tampan yang bisa membuat wajahnya terlihat garang namun di satu
sisi, ia bisa terlihat sangat manis karena kegugupannya. Tanpa disadari, Kath
menggigit pipi bagian dalamnya.
“Kita bisa lihat nanti, datanglah ke
kamarku kalau kau ingin melihatnya,” goda Grace tersenyum malu-malu. Aaron
hanya tertawa lalu ia menggelengkan kepala.
“Kurasa aku tidak bisa, Grace. Aku
masih memiliki hadiah utama yang harus kubuka nanti malam. Bagaimana dengan itu
Kath?” Tanya Aaron menoleh pada Kath. Kath yang sedang memanjakan matanya
langsung menegakkan tubuh. Kedua alisnya terangkat dan tidak mengerti apa yang
Aaron katakan padanya. Grace hanya terkekeh pelan, gadis itu sepertinya mulai
bisa mengatasi kemesraan Aaron dan Kath. Michael muncul begitu saja dari
belakang Grace dengan dasi pita hitam yang ia pakai sudah miring.
“Hey, Grace,” sapa Michael dari
belakang. Ia mulai duduk di sebelah Grace yang membuat Grace langsung menoleh
terkejut. Tangan Grace mulai menepuk pundak Michael dengan akrab, lalu
melupakan Aaron dan Kath yang ada di hadapan mereka. Kath memainkan jari-jari
tangan Aaron yang masih berada di atas pahanya sambil menundukkan kepala.
Baiklah, Kath harus memutuskan keputusan yang bulat. Kath harus jujur pada
dirinya sendiri karena kesempatan ini hanya datang satu kali seumur hidup.
Sepertinya, Kath tidak bisa tahan untuk menjauh dari Aaron. Terlebih lagi
dukungan dari ibu Aaron membuat Kath lebih percaya diri. Mungkin ia bisa
memberikan satu kali kesempatan lagi untuk Aaron. Kath mulai mendongak, matanya
langsung bertemu dengan mata Aaron yang ternyata memerhatikannya. Aaron
menyunggingkan senyum kecil pada Kath lalu ibu jari Aaron mengelus-elus paha
Kath.
“Well, aku belum menanyakan hal ini
secara resmi,” ucap Aaron dengan raut wajah menimbang-nimbang. “Apa kita
benar-benar sudah berpacaran? Maksudku, aku bersungguh-sungguh di atas panggung
tadi,” ucap Aaron tanpa takut ia akan ditolak. Kath menggigit bibir bawahnya
lalu jari-jarinya kembali memainkan jari-jari Aaron.
“Well, mengapa kita tidak mencobanya
saja?” Pertanyaan itu membuat Aaron tersenyum, ia terlihat tenang. Tetapi
dibalik sikapnya yang tenang, rohnya seolah-olah meninggalkan tubuh Aaron
sejenak lalu terbang ke sana kemari sambil mengerang kesenangan.
Akhirnya ia mendapatkan Kath!
***
Di saat Aaron akan bersenang-senang
bersama dengan Kath, Justin sekarang harus menghadapi harimau betinanya yang
sudah mengamuk. Alexis terdiam di depan meja riasnya sambil melepaskan
perhiasan yang ia pakai. Setelah itu ia mulai menghapus riasan wajahnya yang
tidak begitu tebal sambil membanting-banting barang-barangnya itu. Justin tahu
benar apa kesalahannya, ia berdansa dengan Selena dan itu membuat Alexis marah
besar. Justin melonggarkan dasi biru yang ia pakai lalu ia duduk di pinggir
ranjang.
“Kau ingin membicarakannya atau
tidak?” Tanya Justin melepaskan sepatu yang ia kenakan bersama dengan kaos
kakinya. Alexis hanya mendengus, ia melihat Justin dari cermin di hadapannya
lalu menggelengkan kepalanya. Suaminya bodoh, idiot, tolol atau tidak punya
otak? Mengapa hal seperti ini tidak dapat Justin telaah dengan sendiri? Alexis
ingin Justin menjauh dari Selena! Dan Alexis sudah memperingati Justin sebelum
Justin –seharusnya tidak—berdansa dengan Selena. Alexis dan Brad bahkan hanya
berdansa seperti layaknya orang berdansa, hanya membicarakan masa-masa mereka
saat mereka dulu bersahabat. Namun Justin? Ia mengelus punggung telanjang itu
dan berbisik pada Selena! Mungkin ini terdengar kekanak-kanak, hanya saja
Alexis menganggap itu adalah masalah besar. Entah mengapa dari pendekatan yang
kecil-kecilan itu membuat pikiran Alexis menyebar hingga ke depannya. Bagaimana
jika Justin dan Selena saling menghubungi setelah pulang dari vila? Alexis
melepaskan kalungnya yang masih menggantung di lehernya. “Ayolah, sayang,
jangan kekanak-kanakan,” tukas Justin mulai kesal dengan tingkah Alexis.
“Aku tidak bertingkah
kekanak-kanakan. Kau sudah mengatakan ‘ya’ saat aku bilang padamu untuk tidak
berdansa dengan Selena namun yang ada kau malah berdansa dengannya. Dua kali!”
“Saat itu lampu dipadamkan! Aku
tidak tahu siapa yang akan menjadi pasanganku,” tukas Justin tidak suka
dituduh. Alexis tergelak sarkastik.
“Dua kali? Hebat,” Alexis mengedik
bahu lalu ia bangkit dari kursi meja rias. “Aku akan tidur dengan Juber di
sebelah,” ucap Alexis melangkah meninggalkan Justin yang baru saja melepaskan
dasi dari kerah kemejanya. Tangan Justin langsung menangkap tangan Alexis agar
istrinya tidak pergi darinya.
“Hey, kita bisa membicarakannya
baik-baik, sayang. Tidak perlu berlebihan seperti ini,”
Alexis menyentakkan tangannya agar
lepas dari cengkeraman Justin. “Kau menyentuh punggungnya dan mengelusnya!
Bagaimana bisa aku tidak bisa mengatasi ini dengan baik-baik? Dia menggodamu
dan tampaknya ..uh, suamiku ingin menelanjanginya tepat ditempat itu juga.
Selamat, Alexis, akhirnya apa yang kautakutkan terjadi!” Ucap Alexis sarkastik.
Wajah Justin mulai menegang, rahangnya mengeras karena marah. Mengapa istrinya
berkata seperti itu?
“Kau benar-benar bodoh, Alexis,”
Justin mendesah dengan kepala yang tergeleng. Alexis terkejut dengan ucapan
Justin yang menghinanya bodoh! Telapak tangan Alexis mulai melayang pada pipi
Justin hingga pipi Justin berpaling ke kiri dan lalu dengan sigap Justin
mencengkeram tangan Alexis yang baru saja menamparnya. Alexis meringis. “Well,
jika kau memang menuduhku berselingkuh namun aku tidak berselingkuh, lebih baik
aku berselingkuh agar apa yang kautuduh itu benar,” ucap Justin membuat mulut
Alexis berbentuk huruf O. Alexis lalu tergelak, air matanya mulai mengumpul.
“Semoga berhasil.” Tukas Alexis
menyentakkan tangannya kembali, ia meninggalkan Justin sendirian di kamar. Air
matanya menetes ketika pintu terbanting tertutup. Justin memejamkan mata sambil
mengembuskan nafas panjang.
“Sialan.”
***
Tubuh Justin menggeliat di atas
tempat tidur. Dari tadi ia memutar tubuhnya ke kanan lalu ke kiri. Begitu terus
menerus sampai ia terlihat bodoh. Ia tidak bisa tidur jika Alexis tidak berada
di sampingnya. Terakhir kali ia tidur sendiri adalah saat ia terpaksa harus
pergi ke luar negeri selama beberapa hari namun Alexis sedang mengandung si
kembar yang ke-8 bulan menuju 9 bulan. Setelah itu ia tidak lagi tidur
sendirian karena jika Justin pergi ke luar negeri, pasti ia akan mengajak
Alexis. Dan hari ini Alexis memutuskan untuk membuat Justin tak bisa tidur
hanya karena Justin berdansa bersama Selena. Seharusnya Justin tidak berkata
seperti itu pada Alexis, itu benar-benar membuat hati Alexis terluka, Justin
bisa melihatnya dari mata Alexis. Justin mengerang menginginkan Alexis di
sebelahnya. Apa yang Alexis lakukan sekarang di kamar sebelah? Apa dia juga
tidak bisa tidur sama seperti Justin? Well, Alexis bisa tertidur setelah 30
menit ia harus terisak-isak dan menatapi Juber yang tertidur di sebelahnya. Ketakutannya
benar-benar terjadi sekarang. Entah mengapa Selena adalah wanita yang harus
dijauhi oleh Justin maupun Alexis. Bagaimana pun juga Selena adalah mantan
istri Justin. Seseorang yang dulu pernah memikat hati Justin sampai Justin
berani menikahinya. Seharusnya Alexis tidak setakut ini, mengetahui Selena
sudah menikah dan sekaligus Selena adalah ibu Kath.
Hanya saja, bibir bawah yang digigit
dan tawa mereka di acara dansa tadi benar-benar membuat Alexis nyaris gila
memikirkannya. Tidak adanya Justin di sisi Alexis memang menjadi sedikit
gangguan. Karena mereka jika tidur bersama selalu saling berhadapan sambil
berpelukan. Sekarang, hanya ada Juber yang bertubuh mungil di sebelahnya tidur
dengan nafas yang teratur. Dan terakhir, Alexis memutuskan untuk memejamkan
matanya dan menenangkan pikirannya sejenak. Besok ia harus menghadapi Justin
dan masalahnya. Baru saja Alexis akan masuk ke dalam dunia mimpi, suara ketukan
pintu terdengar.
“Alexis, sayang, aku sangat
menyesal. Tidurlah bersamaku,” suara Justin yang memelas terdengar dari balik
pintu. Alexis menangis sejenak, ia terisak. Mengapa ia harus bersuara saat
Juber sedang tertidur? Alexis meraih kepala Juber agar lebih dekat dengan
dadanya dan lebih merasa nyaman. Alexis kembali memejamkan matanya. “Alexis,”
suara benturan dari pintu terdengar.
“Pergilah, Justin. Juber akan
bangun!” Tukas Alexis dengan suara berbisik tertahan yang dapat Justin dengar.
Justin tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia malah bersandar di pintu kamar
Juber lalu merosot turun ke bawah dan memejamkan matanya. Setidaknya ia tidak
begitu jauh dengan istrinya dan mengetahui istrinya tidak menangis –suaranya
tidak serak.
Ternyata Juber bisa lebih beruntung
dibanding Justin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar