Senin, 14 April 2014

Touching Fire's Water Bab 13




***


            Keluarga Bieber sudah berada di kamar mereka masing-masing. Kath dan Selena ditempatkan dalam satu kamar yang sama. Michael bersama dengan Brad –mereka masih belum bertemu dengan Alexis dan Justin karena mereka turun 30 menit lebih dulu dari Justin dan Alexis. Sebentar lagi acara akan dimulai. Teman-teman Justin dan Aaron yang tinggal di sekitar vila mereka diundang ke acara ulang tahun jika keluarga Bieber mengadakan ulang tahun di vila.  Aaron sebenarnya sudah bosan dengan acara-acara ulang tahun seperti ini. Meminum anggur, teman-temannya yang mengatakan betapa baiknya di atas podium dan acara penyumbangan dana dengan cara pelelangan untuk panti asuhan. Apa-apaan yang sebenarnya terjadi di hari ulang tahun Aaron? Tetapi sekarang ada yang berbeda. Wanita yang ia sukai datang dengan malu-malu. Mereka belum sama sekali berbicara secara personal hari ini. Bahkan Kath belum mengucapkan selamat ulang tahun untuk Aaron.
            Aaron sudah dipersiapkan oleh Alexis di dalam kamarnya. Ia mengenakan setelan berwarna hitam dengan dasi berwarna merah, klasik. Alexis tersenyum, ia merapikan kerah kemeja anaknya lalu mengelus pundak Aaron.
            “Kau sudah dewasa, memiliki satu anak, dan memiliki pekerjaan yang mapan. Apa yang kurang darimu, Nak?”
            “Mom, jangan mulai,” Aaron memperingati ibunya.
            “Kau benar,” Alexis menganggukkan kepalanya buru-buru karena ia tidak ingin menangis di depan anaknya untuk yang kesekian kalinya. “Mom punya hadiah untukmu, tunggu sebentar,” ucap Alexis berjalan ke arah meja berwarna hitam di dekat mereka. Sebuah kotak kecil berbungkus kertas kado berwarna hitam, warna kesukaan Aaron. Ia mengambil kotak itu lalu berbalik dan memberikannya pada Aaron.
            “Apa ini Mom?” Tanya Aaron ingin tahu.
            “Well, lihat saja sendiri,” usul Alexis tak sabar. Aaron pelan-pelan merobek kertas kado yang membungkus kotak itu. Lalu membuka penutup kotak yang berwarna hitam itu. Ia terkejut dengan kedua alis terangkat, hanya saja mulutnya tidk terbuka. Aaron memang tidak begitu ekspresif seperti anaknya. Sebuah kalung dengan liontin bertuliskan nama Aaron dengan huruf kapital terdapat di dalam sana. “Mom harap kau menyukainya. Meski kau seorang pria,”
            “Aku tidak peduli benda apa yang Mom berikan, aku akan selalu menyukainya. Maukah Mom memakaikannya untukku?” Tanya Aaron menarik keluar kalung itu dari dalam kotak. Alexis menggumamkan sebuah kata lalu menarik kalung itu dari tangan Aaron. Segera Aaron memunggungi ibunya agar Alexis bisa memakaikan kalung itu. Anaknya begitu tinggi. Meski Alex sudah memakai sepatu bertumit tinggi, Aaron masih lebih tinggi darinya. Pelan-pelan ia memasang kalung itu di leher Aaron lalu mendesah. Aaron berbalik menghadap Alexis lalu tersenyum. Kalung itu terlihat bagus saat menggantung di leher Aaron. Aaron langsung memasukkannya ke dalam kemejanya. “Terima kasih, Mom,”
            “Selamat ulang tahun, sayang. Mom selalu mencintaimu,” ucap Alexis mengecup pipi Aaron singkat. “Kau sangat tampan. Jika kau memerlukanku, aku ada di luar,” tukas Alexis melangkah pergi dari kamar Aaron. Sepertinya Aaron sudah melupakan kejadian tadi pagi saat Alexis dan Selena bertemu. Omong-omong tentang Selena, ia tampaknya juga sedang sibuk merapikan diri dengan anaknya. Kath memakai gaun berwarna hitam panjang sampai mata kakinya dengan sepatu bertumit tinggi berwarna hitam dengan permata yang menghiasnya. Kath terlihat sangat cantik. Apalagi rambutnya sekarang sedang diikat sedemikian rupa hingga ia hari ini terlihat spesial. Rambutnya sekarang berbentuk seperti bunga yang cantik. Hanya dibutuhkan kalung dan anting untuk memperhias wajahnya yang cantik. Selena tidak memoles wajah anaknya berlebihan. Bahkan Kath terlihat lebih natural. Selena berdiri di belakang tubuh Kath. Mereka berdua sedang melihat cermin, memerhatikan Kath yang sempurna malam ini.
            “Kaulah hadiah untuknya malam ini,” bisik Selena. “Buatlah malam ini menjadi malam berharga baginya. Jangan merusak hari terindahnya, Kath,” lanjut Selena memberi nasihat. Kath memejamkan mata sejenak lalu ia mengangguk. Jika bukan karena ibunya, Kath tidak akan melakukan hal ini. Bahkan mungkin sekarang ia tidak berada di vila keluarga Bieber.
            “Tentu.”

***

            Alexis memeluk Brad saat mereka bertemu di taman yang luas. 10 meja bundar dengan 10 kursi di sekitarnya tersusun rapi di tengah-tengah taman itu. Daerah makanan sudah siap di belakang meja-meja itu. Sebuah panggung besar di hadapan meja-meja juga sudah siap dengan alat-alat music jazz di atas sana. Lampu-lampu memeriahkan suasana. Hanya saja, tidak dengan balon. Awalnya Alex tidak percaya ia akan bertemu dengan Brad, namun pada akhirnya ia percaya saat ia benar-benar memeluk Brad. Justin berada di belakang Alexis dengan raut wajah masam. Tetapi sepertinya Justin tidak ingin membuat istrinya marah lagi padanya. Jadi dia hanya terdiam di belakang sambil menatapi dua sahabat lama yang saling bertemu. Aaron belum keluar dari vila. Juber sedang bersama dengan Grace di dekat air mancur, sebelah hidangan makanan. Juber tampaknya sedang menangis sedih karena ia ingin berada di dekat ayahnya. Sedangkan Jonathan dan si kembar terduduk di atas kursi meja bundar paling depan mengenakan setelah berwarna abu-abu. Ia tampak tampan dengan pakaian itu. Namun seperti biasa, ia diam tak memberikan senyum pada siapa pun. Para tamu undangan mulai berdatangan menyapa Alexis dan Justin dan bertanya-tanya dimana bintang utamanya. Mereka dipersilahkan Alexis untuk duduk di kursi yang sudah dipersiapkan sambil menyesap anggur sementara menunggu Aaron, si bintang utama.
            Justin menepuk tangannya pada Grace dan Juber untuk segera duduk di kursi. Grace langsung menarik tangan Juber. Malam ini Grace tak kalah cantik. Ia memakai gaun berwarna ungu tipis yang hanya ditahan oleh satu pundak sehingga pundaknya yang lain telanjang dengan indahnya. Juber berjalan bersamanya sambil menggigit jari telunjuknya, ia menginginkan ayahnya. Justin sudah terduduk di kursinya, bersebelahan dengan Alexis. Semua anggota keluarga Bieber sudah siap di kursi mereka, hanya Aaron yang belum datang. Tiga kursi kosong di meja mereka. Jonathan mengetuk-ketuk jari telunjuknya ke atas meja, menyatakan bahwa dia bosan dan ingin segera makan. Ia lapar.
            “Dimana Aaron?” Tanya Justin mulai tak sabaran. Para tamu sudah mengisi kursi-kursi kosong di belakang mereka. Pembawa acara sudah berdiri di tengah-tengah panggung, ia menatap Justin dengan tatapan ‘dimana Aaron?’. Justin memberikan telapak tangan kirinya, tanda ia meminta waktu 5 menit lagi. Semua orang sudah menunggu. Selena muncul dengan gaun berwarna merah yang panjang, berbanding terbalik dengan Alexis yang mengenakan gaun berwarna putih. Selena melambaikan tangannya pada Brad dan Michael yang duduk di kursi meja sebelah meja Justin. Justin dan Alexis sama-sama memerhatikan Selena yang sudah terduduk di kursi sebelah Brad. Potongan punggung gaun Selena benar-benar melihat lekukan tubuhnya yang ramping. Justin menggeleng-gelengkan kepalanya. Mantan istrinya masih belum berubah. Masih terlihat modis. Alexis menyenggol siku-siku Justin karena mendapati suaminya terus menatapi Selena. Justin langsung menoleh pada Alexis lalu tersenyum.
            “Aw, istriku ternyata cemburu,” goda Justin mencium pipi istrinya. “Tenanglah, aku selalu tertarik padamu. Tidak dengannya. Dan akan selalu seperti itu sampai aku mati,”
            “Terserah,” Alexis memutar bola matanya. Juber turun dari kursi sebelah Grace dan beralih ke kursi sebelah Alexis, ia hanya ingin bersama dengan neneknya sekarang.  Di meja Selena, sepertinya Michael mengharapkan Kath berada di sebelahnya sekarang. Entahlah, ia merasa ia tidak memiliki teman di sini.
            “Dimana Kath?” Tanya Michael ingin tahu. Hubungannya dengan Aaron lebih baik ketika Kath menyarankan pada Michael untuk tidak mencari perkara di hari ulang tahun Aaron. Ia bersikap normal.
            “Masih di dalam bersama Aaron,” ujar Selena sampai terdengar Grace yang berjarak tidak jauh darinya. Grace mendengus kesal. Sialan sekali, ia bergumam dalam hati. Semua orang di taman langsung teralihkan perhatiannya pada pembawa acara yang mulai berucap selamat datang. Lampu sorot mulai menyinari pembawa acara yang mengoceh tentang betapa menyenangkannya hari ini karena Aaron berulang tahun. Mata-mata para wanita yang datang sudah berbinar-binar karena menunggu si Tampan keluar dari vila. Mereka –anak-anak dari teman-teman Justin—menyukai Aaron sejak Aaron menapakan kakinya ke vila lalu bertemu, berjabat tangan dan berbicara tentang hal-hal yang membuat Aaron sedikit bosan. Lampu sorot mulai menyorot Aaron dan Kath di depan pintu vila yang terhubung dengan taman. Kath tampak sangat cantik, ia bergandeng tangan dengan Aaron yang tersenyum sumringah bahagia. Para tamu mulai bertepuk tangan akan kedatangan mereka berdua. Para wanita yang menyukai Aaron langsung mendesah kesal. Siapa wanita yang digandeng Aaron itu? Pacarnya? Tidak mungkin!
            Grace membuang wajahnya dari Aaron dan Kath. Alexis memerhatikan Grace yang tampak sedih, ia sebenarnya tidak ingin melihat putrinya sedih seperti ini, tetapi tindakan Aaron adalah benar. Grace harus melupakan perasaannya sekarang terhadap Aaron. Aaron menggiring Kath ke atas panggung, mereka tampak seperti sepasang kekasih. Grace terpaksa menoleh karena pembawa acara mulai bertanya-tanya pada Aaron. Pembawa acara itu mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan. “Wow, Aaron. Kau tampak tampan malam ini. Dan pasanganmu ..wow, apakah aku boleh meminjamnya malam ini?” Goda pembawa acara itu dengan aksen yang aneh. Pembawa acara itu menyodorkan microphone itu ke mulut Aaron.
            “Dalam mimpimu, tentu saja,” ucap Aaron dengan nada yang tenang. Para tamu tertawa dengan gurauan Aaron. Pembawa acara itu ikut tertawa akan lelucon Aaron, tetapi tidak dengan Kath. Kath hanya tersenyum.
            “Jadi, siapa wanita yang berada di sampingmu ini?” Tanya pembawa acara itu menyodorkan microphone itu kembali pada Aaron. Aaron melirik sebentar Grace. Grace menggelengkan kepalanya lalu Aaron mendesah.
            “Dia …dia pacarku,” ucap Aaron meremas tangan Kath yang sekarang mulai berkeringat dingin. Semua orang mendesah terkejut. Berbeda dengan respon dari wanita-wanita yang menyukai Aaron, mereka memaki-maki Kath dari jarak jauh. Lalu sedetik kemudian para tamu bertepuk tangan, kecuali Grace dan Juber, tentunya. “Bukankah dia sangat cantik malam ini?” Tanya Aaron menarik tangan Kath ke mulut lalu mengecupnya dengan lembut. Kath hanya tersenyum malu-malu dengan pipi yang memerah. Ia tidak begitu banyak bicara.
            “Kau sangat beruntung sepertinya, Aaron. Ada kata-kata yang ingin kau sampaikan di hari yang spesial ini?” Tanya pembawa acara itu.
            “Tentu,” Aaron berucap. “Malam ini adalah malam yang sangat menakjubkan untukku. Aku bisa merayakan ulang tahunku yang ke-27 ini bersama dengan keluargaku. Tetap dari semua itu, aku bahagia karena pacarku bisa datang ke sini hanya untukku,” ucap Aaron melirik pada Kath lalu ia mengecup bibir Kath singkat. Kath terkejut setengah mati. Ia bisa sangat merasakan tatapan tajam dari Grace dari bawah panggung itu padanya. Sedetik kemudian beberapa wanita mulai bangkit dari kursi, pergi dari taman untuk mencari toilet. Termasuk Grace yang bangkit.
            “Grace!” Alexis memanggil anaknya. Namun Grace tidak menoleh. Kath mengikuti kemana Grace pergi, ia menuju vila lalu menghilang begitu saja dari pandangan Kath saat ia masuk ke dalam vila. Aaron masih berusaha untuk mengabaikan Grace, malam ini ia harus meyakinkan diri kalau ia menginginkan Kath. Hanya Kath. Pembawa acara mulai mempersilahkan mereka berdua turun dari panggung. Acara kedua adalah pelelangan sebuah kalung, salah satu perusahaan Justin, 3 kelab milik Justin yang terdapat di luar Amerika, dan 5 wanita sukarelawan untuk dijadikan wanita kencan malam ini untuk para pria yang memiliki uang lebih. Tidak ada yang begitu menarik perhatian Kath atau pun Aaron. Mereka duduk di sebelah Juber. Tangan Aaron dari tadi tidak melepas tangan Kath. Jonathan memerhatikan Kath setajam elang yang sedang memangsa makanannya.
            “Jadi, kau datang ke ulang tahun kakakku, huh?” Tanya Aaron mengetuk-ngetuk jari telunjuk di atas meja. Tidak ada yang memerhatikan Jonathan, hanya Kath dan Aaron yang berhadapan dengannya. Alexis terlalu sibuk menyaksikan pelelangan dan Selena yang memerhatikan Justin terus menerus. Dia harus menjaga suaminya dari Selena sebaik yang ia bisa. Kath tersenyum.
            “Well, aku di sini,” ucap Kath seramah mungkin.
            “Jonathan, hentikan,” kali ini Aaron angkat bicara. Jonathan hanya mengedik bahu lalu membalikkan tubuhnya agar bisa melihat pelelangan kalung yang ternyata cukup laku. “Maafkan adikku,” bisik Aaron. Kath menoleh, wajahnya dengan Aaron benar-benar berdekatan.
            “Maafkan aku atas kejadian dua hari yang lalu, aku hanya ingin kau menjauh,” bisik Kath menggigit bibir bawahnya, bibir atasnya menutupi bibir bawahnya. Terlihat sangat seksi bagi Aaron.
            “Tidak apa-apa. Setidaknya kau memang memiliki pacar sekarang,”
            “Aaron, aku tidak mengatakan apa-apa,” Kath menggelengkan kepalanya. “Aku belum yakin dengan hubungan ini akan berjalan dengan baik atau tidak. Jika bukan karena hari ini adalah hari ulang tahunmu, sudah pasti aku tidak datang,”
            “Jangan bilang seperti itu,” bisik Aaron sakit hati karena Kath yang mengatakannya. “Kita bisa menjalaninya. Kita hanya perlu mencoba, kau tahu,”
            “Tapi kau mencintai adikmu, bukan aku. Jadi hubungan ini sudah pasti tidak akan berjalan dengan lancar,” Kath kembali menggelengkan kepalanya. “Omong-omong, kau sangat tampan,”
            “Terima kasih, kau juga terlihat sangat menakjubkan,” balas Aaron tersenyum. “Well, tidak lagi, Kath. Aku menyukaimu, kau tahu. Aku menginginkanmu dan kau menginginkanku. Jadi apa yang salah sekarang?” Tanya Aaron mengelus pipi Kath dengan jari telunjuknya. Kath memejamkan mata, menikmati sentuhan tangan Aaron. Apakah ia harus memenuhi apa yang Aaron minta? Kath membuka mata. Mata cokelat Kath yang hangat bertemu dengan mata Aaron yang seperti mata harimau itu, kali ini lebih gelap. Tidak mengatakan apa-apa, Aaron mulai mengecup bibir Kath dengan lembut. Kedua matanya terpejam untuk menikmati bibir Kath yang sudah lama tidak ia kecup. Kath ikut memejamkan mata, dan ia menyatakan dirinya sendiri kalau ia gila.
            “Pose sempurna!” ucap seseorang di depan Jonathan yang membuat Kath dan Aaron membuka mata. Seorang fotografer baru saja memotret mereka.
            “Aku setuju,” tawa Justin yang ternyata mengambil foto mereka berdua juga. Alexis ikut tertawa karena tingkah suaminya. Semua orang di acara ulang tahun Aaron tampak senang. Well, mungkin tidak dengan Grace yang berada di belakang fotografer itu. Ia juga melihat ciuman hangat itu.
            Ciuman yang seharusnya menjadi miliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar