***
Keluarga Bieber sudah berada di
kamar mereka masing-masing. Kath dan Selena ditempatkan dalam satu kamar yang
sama. Michael bersama dengan Brad –mereka masih belum bertemu dengan Alexis dan
Justin karena mereka turun 30 menit lebih dulu dari Justin dan Alexis. Sebentar
lagi acara akan dimulai. Teman-teman Justin dan Aaron yang tinggal di sekitar
vila mereka diundang ke acara ulang tahun jika keluarga Bieber mengadakan ulang
tahun di vila. Aaron sebenarnya sudah
bosan dengan acara-acara ulang tahun seperti ini. Meminum anggur,
teman-temannya yang mengatakan betapa baiknya di atas podium dan acara
penyumbangan dana dengan cara pelelangan untuk panti asuhan. Apa-apaan yang
sebenarnya terjadi di hari ulang tahun Aaron? Tetapi sekarang ada yang berbeda.
Wanita yang ia sukai datang dengan malu-malu. Mereka belum sama sekali
berbicara secara personal hari ini. Bahkan Kath belum mengucapkan selamat ulang
tahun untuk Aaron.
Aaron sudah dipersiapkan oleh Alexis
di dalam kamarnya. Ia mengenakan setelan berwarna hitam dengan dasi berwarna
merah, klasik. Alexis tersenyum, ia merapikan kerah kemeja anaknya lalu
mengelus pundak Aaron.
“Kau sudah dewasa, memiliki satu
anak, dan memiliki pekerjaan yang mapan. Apa yang kurang darimu, Nak?”
“Mom, jangan mulai,” Aaron
memperingati ibunya.
“Kau benar,” Alexis menganggukkan
kepalanya buru-buru karena ia tidak ingin menangis di depan anaknya untuk yang
kesekian kalinya. “Mom punya hadiah untukmu, tunggu sebentar,” ucap Alexis
berjalan ke arah meja berwarna hitam di dekat mereka. Sebuah kotak kecil
berbungkus kertas kado berwarna hitam, warna kesukaan Aaron. Ia mengambil kotak
itu lalu berbalik dan memberikannya pada Aaron.
“Apa ini Mom?” Tanya Aaron ingin
tahu.
“Well, lihat saja sendiri,” usul
Alexis tak sabar. Aaron pelan-pelan merobek kertas kado yang membungkus kotak
itu. Lalu membuka penutup kotak yang berwarna hitam itu. Ia terkejut dengan
kedua alis terangkat, hanya saja mulutnya tidk terbuka. Aaron memang tidak
begitu ekspresif seperti anaknya. Sebuah kalung dengan liontin bertuliskan nama
Aaron dengan huruf kapital terdapat di dalam sana. “Mom harap kau menyukainya.
Meski kau seorang pria,”
“Aku tidak peduli benda apa yang Mom
berikan, aku akan selalu menyukainya. Maukah Mom memakaikannya untukku?” Tanya
Aaron menarik keluar kalung itu dari dalam kotak. Alexis menggumamkan sebuah
kata lalu menarik kalung itu dari tangan Aaron. Segera Aaron memunggungi ibunya
agar Alexis bisa memakaikan kalung itu. Anaknya begitu tinggi. Meski Alex sudah
memakai sepatu bertumit tinggi, Aaron masih lebih tinggi darinya. Pelan-pelan
ia memasang kalung itu di leher Aaron lalu mendesah. Aaron berbalik menghadap
Alexis lalu tersenyum. Kalung itu terlihat bagus saat menggantung di leher
Aaron. Aaron langsung memasukkannya ke dalam kemejanya. “Terima kasih, Mom,”
“Selamat ulang tahun, sayang. Mom
selalu mencintaimu,” ucap Alexis mengecup pipi Aaron singkat. “Kau sangat
tampan. Jika kau memerlukanku, aku ada di luar,” tukas Alexis melangkah pergi
dari kamar Aaron. Sepertinya Aaron sudah melupakan kejadian tadi pagi saat
Alexis dan Selena bertemu. Omong-omong tentang Selena, ia tampaknya juga sedang
sibuk merapikan diri dengan anaknya. Kath memakai gaun berwarna hitam panjang
sampai mata kakinya dengan sepatu bertumit tinggi berwarna hitam dengan permata
yang menghiasnya. Kath terlihat sangat cantik. Apalagi rambutnya sekarang
sedang diikat sedemikian rupa hingga ia hari ini terlihat spesial. Rambutnya
sekarang berbentuk seperti bunga yang cantik. Hanya dibutuhkan kalung dan
anting untuk memperhias wajahnya yang cantik. Selena tidak memoles wajah
anaknya berlebihan. Bahkan Kath terlihat lebih natural. Selena berdiri di
belakang tubuh Kath. Mereka berdua sedang melihat cermin, memerhatikan Kath
yang sempurna malam ini.
“Kaulah hadiah untuknya malam ini,”
bisik Selena. “Buatlah malam ini menjadi malam berharga baginya. Jangan merusak
hari terindahnya, Kath,” lanjut Selena memberi nasihat. Kath memejamkan mata
sejenak lalu ia mengangguk. Jika bukan karena ibunya, Kath tidak akan melakukan
hal ini. Bahkan mungkin sekarang ia tidak berada di vila keluarga Bieber.
“Tentu.”
***
Alexis memeluk Brad saat mereka
bertemu di taman yang luas. 10 meja bundar dengan 10 kursi di sekitarnya
tersusun rapi di tengah-tengah taman itu. Daerah makanan sudah siap di belakang
meja-meja itu. Sebuah panggung besar di hadapan meja-meja juga sudah siap
dengan alat-alat music jazz di atas sana. Lampu-lampu memeriahkan suasana.
Hanya saja, tidak dengan balon. Awalnya Alex tidak percaya ia akan bertemu
dengan Brad, namun pada akhirnya ia percaya saat ia benar-benar memeluk Brad.
Justin berada di belakang Alexis dengan raut wajah masam. Tetapi sepertinya
Justin tidak ingin membuat istrinya marah lagi padanya. Jadi dia hanya terdiam
di belakang sambil menatapi dua sahabat lama yang saling bertemu. Aaron belum
keluar dari vila. Juber sedang bersama dengan Grace di dekat air mancur,
sebelah hidangan makanan. Juber tampaknya sedang menangis sedih karena ia ingin
berada di dekat ayahnya. Sedangkan Jonathan dan si kembar terduduk di atas
kursi meja bundar paling depan mengenakan setelah berwarna abu-abu. Ia tampak
tampan dengan pakaian itu. Namun seperti biasa, ia diam tak memberikan senyum
pada siapa pun. Para tamu undangan mulai berdatangan menyapa Alexis dan Justin
dan bertanya-tanya dimana bintang utamanya. Mereka dipersilahkan Alexis untuk
duduk di kursi yang sudah dipersiapkan sambil menyesap anggur sementara
menunggu Aaron, si bintang utama.
Justin menepuk tangannya pada Grace
dan Juber untuk segera duduk di kursi. Grace langsung menarik tangan Juber.
Malam ini Grace tak kalah cantik. Ia memakai gaun berwarna ungu tipis yang
hanya ditahan oleh satu pundak sehingga pundaknya yang lain telanjang dengan
indahnya. Juber berjalan bersamanya sambil menggigit jari telunjuknya, ia
menginginkan ayahnya. Justin sudah terduduk di kursinya, bersebelahan dengan
Alexis. Semua anggota keluarga Bieber sudah siap di kursi mereka, hanya Aaron
yang belum datang. Tiga kursi kosong di meja mereka. Jonathan mengetuk-ketuk
jari telunjuknya ke atas meja, menyatakan bahwa dia bosan dan ingin segera
makan. Ia lapar.
“Dimana Aaron?” Tanya Justin mulai
tak sabaran. Para tamu sudah mengisi kursi-kursi kosong di belakang mereka.
Pembawa acara sudah berdiri di tengah-tengah panggung, ia menatap Justin dengan
tatapan ‘dimana Aaron?’. Justin memberikan telapak tangan kirinya, tanda ia meminta
waktu 5 menit lagi. Semua orang sudah menunggu. Selena muncul dengan gaun
berwarna merah yang panjang, berbanding terbalik dengan Alexis yang mengenakan
gaun berwarna putih. Selena melambaikan tangannya pada Brad dan Michael yang
duduk di kursi meja sebelah meja Justin. Justin dan Alexis sama-sama
memerhatikan Selena yang sudah terduduk di kursi sebelah Brad. Potongan
punggung gaun Selena benar-benar melihat lekukan tubuhnya yang ramping. Justin
menggeleng-gelengkan kepalanya. Mantan istrinya masih belum berubah. Masih
terlihat modis. Alexis menyenggol siku-siku Justin karena mendapati suaminya
terus menatapi Selena. Justin langsung menoleh pada Alexis lalu tersenyum.
“Aw, istriku ternyata cemburu,” goda
Justin mencium pipi istrinya. “Tenanglah, aku selalu tertarik padamu. Tidak
dengannya. Dan akan selalu seperti itu sampai aku mati,”
“Terserah,” Alexis memutar bola
matanya. Juber turun dari kursi sebelah Grace dan beralih ke kursi sebelah
Alexis, ia hanya ingin bersama dengan neneknya sekarang. Di meja Selena, sepertinya Michael
mengharapkan Kath berada di sebelahnya sekarang. Entahlah, ia merasa ia tidak
memiliki teman di sini.
“Dimana Kath?” Tanya Michael ingin
tahu. Hubungannya dengan Aaron lebih baik ketika Kath menyarankan pada Michael
untuk tidak mencari perkara di hari ulang tahun Aaron. Ia bersikap normal.
“Masih di dalam bersama Aaron,” ujar
Selena sampai terdengar Grace yang berjarak tidak jauh darinya. Grace mendengus
kesal. Sialan sekali, ia bergumam
dalam hati. Semua orang di taman langsung teralihkan perhatiannya pada pembawa
acara yang mulai berucap selamat datang. Lampu sorot mulai menyinari pembawa
acara yang mengoceh tentang betapa menyenangkannya hari ini karena Aaron
berulang tahun. Mata-mata para wanita yang datang sudah berbinar-binar karena
menunggu si Tampan keluar dari vila. Mereka –anak-anak dari teman-teman
Justin—menyukai Aaron sejak Aaron menapakan kakinya ke vila lalu bertemu,
berjabat tangan dan berbicara tentang hal-hal yang membuat Aaron sedikit bosan.
Lampu sorot mulai menyorot Aaron dan Kath di depan pintu vila yang terhubung
dengan taman. Kath tampak sangat cantik, ia bergandeng tangan dengan Aaron yang
tersenyum sumringah bahagia. Para tamu mulai bertepuk tangan akan kedatangan
mereka berdua. Para wanita yang menyukai Aaron langsung mendesah kesal. Siapa
wanita yang digandeng Aaron itu? Pacarnya? Tidak mungkin!
Grace membuang wajahnya dari Aaron
dan Kath. Alexis memerhatikan Grace yang tampak sedih, ia sebenarnya tidak
ingin melihat putrinya sedih seperti ini, tetapi tindakan Aaron adalah benar.
Grace harus melupakan perasaannya sekarang terhadap Aaron. Aaron menggiring
Kath ke atas panggung, mereka tampak seperti sepasang kekasih. Grace terpaksa
menoleh karena pembawa acara mulai bertanya-tanya pada Aaron. Pembawa acara itu
mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan. “Wow, Aaron. Kau tampak tampan malam
ini. Dan pasanganmu ..wow, apakah aku boleh meminjamnya malam ini?” Goda
pembawa acara itu dengan aksen yang aneh. Pembawa acara itu menyodorkan
microphone itu ke mulut Aaron.
“Dalam mimpimu, tentu saja,” ucap
Aaron dengan nada yang tenang. Para tamu tertawa dengan gurauan Aaron. Pembawa
acara itu ikut tertawa akan lelucon Aaron, tetapi tidak dengan Kath. Kath hanya
tersenyum.
“Jadi, siapa wanita yang berada di
sampingmu ini?” Tanya pembawa acara itu menyodorkan microphone itu kembali pada
Aaron. Aaron melirik sebentar Grace. Grace menggelengkan kepalanya lalu Aaron
mendesah.
“Dia …dia pacarku,” ucap Aaron
meremas tangan Kath yang sekarang mulai berkeringat dingin. Semua orang
mendesah terkejut. Berbeda dengan respon dari wanita-wanita yang menyukai
Aaron, mereka memaki-maki Kath dari jarak jauh. Lalu sedetik kemudian para tamu
bertepuk tangan, kecuali Grace dan Juber, tentunya. “Bukankah dia sangat cantik
malam ini?” Tanya Aaron menarik tangan Kath ke mulut lalu mengecupnya dengan
lembut. Kath hanya tersenyum malu-malu dengan pipi yang memerah. Ia tidak
begitu banyak bicara.
“Kau sangat beruntung sepertinya,
Aaron. Ada kata-kata yang ingin kau sampaikan di hari yang spesial ini?” Tanya
pembawa acara itu.
“Tentu,” Aaron berucap. “Malam ini
adalah malam yang sangat menakjubkan untukku. Aku bisa merayakan ulang tahunku
yang ke-27 ini bersama dengan keluargaku. Tetap dari semua itu, aku bahagia
karena pacarku bisa datang ke sini hanya untukku,” ucap Aaron melirik pada Kath
lalu ia mengecup bibir Kath singkat. Kath terkejut setengah mati. Ia bisa
sangat merasakan tatapan tajam dari Grace dari bawah panggung itu padanya.
Sedetik kemudian beberapa wanita mulai bangkit dari kursi, pergi dari taman
untuk mencari toilet. Termasuk Grace yang bangkit.
“Grace!” Alexis memanggil anaknya.
Namun Grace tidak menoleh. Kath mengikuti kemana Grace pergi, ia menuju vila
lalu menghilang begitu saja dari pandangan Kath saat ia masuk ke dalam vila.
Aaron masih berusaha untuk mengabaikan Grace, malam ini ia harus meyakinkan
diri kalau ia menginginkan Kath. Hanya Kath. Pembawa acara mulai mempersilahkan
mereka berdua turun dari panggung. Acara kedua adalah pelelangan sebuah kalung,
salah satu perusahaan Justin, 3 kelab milik Justin yang terdapat di luar
Amerika, dan 5 wanita sukarelawan untuk dijadikan wanita kencan malam ini untuk
para pria yang memiliki uang lebih. Tidak ada yang begitu menarik perhatian
Kath atau pun Aaron. Mereka duduk di sebelah Juber. Tangan Aaron dari tadi
tidak melepas tangan Kath. Jonathan memerhatikan Kath setajam elang yang sedang
memangsa makanannya.
“Jadi, kau datang ke ulang tahun
kakakku, huh?” Tanya Aaron mengetuk-ngetuk jari telunjuk di atas meja. Tidak
ada yang memerhatikan Jonathan, hanya Kath dan Aaron yang berhadapan dengannya.
Alexis terlalu sibuk menyaksikan pelelangan dan Selena yang memerhatikan Justin
terus menerus. Dia harus menjaga suaminya dari Selena sebaik yang ia bisa. Kath
tersenyum.
“Well, aku di sini,” ucap Kath
seramah mungkin.
“Jonathan, hentikan,” kali ini Aaron
angkat bicara. Jonathan hanya mengedik bahu lalu membalikkan tubuhnya agar bisa
melihat pelelangan kalung yang ternyata cukup laku. “Maafkan adikku,” bisik
Aaron. Kath menoleh, wajahnya dengan Aaron benar-benar berdekatan.
“Maafkan aku atas kejadian dua hari
yang lalu, aku hanya ingin kau menjauh,” bisik Kath menggigit bibir bawahnya,
bibir atasnya menutupi bibir bawahnya. Terlihat sangat seksi bagi Aaron.
“Tidak apa-apa. Setidaknya kau
memang memiliki pacar sekarang,”
“Aaron, aku tidak mengatakan
apa-apa,” Kath menggelengkan kepalanya. “Aku belum yakin dengan hubungan ini
akan berjalan dengan baik atau tidak. Jika bukan karena hari ini adalah hari
ulang tahunmu, sudah pasti aku tidak datang,”
“Jangan bilang seperti itu,” bisik
Aaron sakit hati karena Kath yang mengatakannya. “Kita bisa menjalaninya. Kita
hanya perlu mencoba, kau tahu,”
“Tapi kau mencintai adikmu, bukan
aku. Jadi hubungan ini sudah pasti tidak akan berjalan dengan lancar,” Kath
kembali menggelengkan kepalanya. “Omong-omong, kau sangat tampan,”
“Terima kasih, kau juga terlihat
sangat menakjubkan,” balas Aaron tersenyum. “Well, tidak lagi, Kath. Aku
menyukaimu, kau tahu. Aku menginginkanmu dan kau menginginkanku. Jadi apa yang
salah sekarang?” Tanya Aaron mengelus pipi Kath dengan jari telunjuknya. Kath
memejamkan mata, menikmati sentuhan tangan Aaron. Apakah ia harus memenuhi apa
yang Aaron minta? Kath membuka mata. Mata cokelat Kath yang hangat bertemu
dengan mata Aaron yang seperti mata harimau itu, kali ini lebih gelap. Tidak
mengatakan apa-apa, Aaron mulai mengecup bibir Kath dengan lembut. Kedua
matanya terpejam untuk menikmati bibir Kath yang sudah lama tidak ia kecup.
Kath ikut memejamkan mata, dan ia menyatakan dirinya sendiri kalau ia gila.
“Pose sempurna!” ucap seseorang di
depan Jonathan yang membuat Kath dan Aaron membuka mata. Seorang fotografer
baru saja memotret mereka.
“Aku setuju,” tawa Justin yang
ternyata mengambil foto mereka berdua juga. Alexis ikut tertawa karena tingkah
suaminya. Semua orang di acara ulang tahun Aaron tampak senang. Well, mungkin
tidak dengan Grace yang berada di belakang fotografer itu. Ia juga melihat
ciuman hangat itu.
Ciuman yang seharusnya menjadi
miliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar