Senin, 14 April 2014

Touching Fire's Water Bab 7




***


            Kath memandangi keluarga yang ada di hadapannya. Dua anak kembar yang dari tadi menggerak-gerakkan kedua kaki di hadapan Kath dari tadi menyentuh lutut Kath lalu salah satu di antara mereka akan meminta maaf. Justin kecil tampaknya kesulitan memakan sarapannya, dari tadi ia menolak bantuan dari neneknya yang ingin menyuapinya. Aaron memakan sarapannya dengan keheningan. Jonathan dari tadi menatapi Kath dengan tatapan tidak suka. Sedangkan Justin besar dari tadi menggoda Justin kecil yang terpaksa harus menggerutu. Alexis sudah berkali-kali menegur suaminya agar tidak mengganggu cucunya. Sedangkan Grace, pagi ini tampak sangat bahagia. Senyumnya tak surut dari tadi. Aaron duduk di sebelah Kath, tidak melirik siapa pun selain anaknya sendiri.
            “Jadi, kau siapa?” Tanya Jonathan angkat bicara, ia menatap Kath masih dengan tatapan tak suka.
            Kath tersenyum. “Well, aku Kath. Rekan bisnis Aaron. Omong-omong terima kasih untuk sarapannya,” ujar Kath sesopan mungkin. Kath memberi senyum pada Alexis yang menyukainya. Sikap Jonathan dengan Alexis benar-benar berbanding terbalik.
            “Aku tahu kau berhubungan badan dengan kakakku tadi malam,” ucap Jonathan tidak suka, ia memainkan sarapannya dengan garpu. Alexis langsung menegur Jonathan, namun tatapan Jonathan tak lepas dari Kath. Pipi Kath memerah karena malu. “Apa kau berpikir kau akan menjadi istrinya kelak?”
            “Jonathan,” kali ini Aaron yang menegurnya. Justin hanya menonton hiburan yang ada di hadapannya. Ia tidak ingin ikut campur. Sepertinya akan seru jika ia melihat Jonathan berbicara. Karena anak itu hemat sekali dalam hal mengeluarkan suara di rumah. Jonathan menggelengkan kepalanya tak percaya kalau kakaknya akan lebih membela rekan kerjanya. Apa kakaknya tidak sadar kalau ia baru saja meniduri seorang wanita di rumah? Apa itu tidak menjadi tanda kalau Aaron akan mendapatkan pengganti Alice? Jonathan tidak suka dengan cara berpakaian Kath sejak kemarin. Aneh. Tidak sama seperti Alice dulu yang malu-malu. Jonathan terdiam, ia membuang wajah.
            “Terima kasih untuk pakaiannya, Grace. Aku pasti akan mengembalikannya secepat mungkin,” ucap Kath memalingkan wajahnya pada Grace. Grace hanya menganggukkan kepalanya, bersikap tak acuh.  Meski Kath akan mengembalikan pakaian itu, Grace tidak akan memakainya kembali. Rasa benci dari hatinya terhadap Kath tidak akan pudar selama Kath masih bersama dengan Aaron. Sepertinya Kath hanya disambut ramah oleh Mr dan Mrs.Bieber. Suasana sarapan menjadi canggung begitu saja. Itu semua dikarenakan oleh Jonathan yang sudah memberi peringatan pada Kath untuk menjauhi Aaron. Sarapan sudah selesai, Kath dan Aaron bangkit dari kursi.
            “Kurasa aku harus mengantar pulang Kath,” ucap Aaron berjalan meninggalkan ruang makan.
            “Sekalig lagi terima kasih untuk sarapannya, Mr. dan Mrs. Bieber. Aku sangat menghargainya,” Kath berucap begitu sopan. Alexis dan Justin bangkit dari kursi lalu memeluk Kath secara bergantian. Tiba-tiba saja Justin kecil muncul dan memeluk betis Kath. “Oh, hei adik kecil,”
            “Peepee,” gumam Justin kecil gemas. Ia menggoyang-goyangkan ke kanan kiri seperti tidak ingin melepaskan betis yang lembut itu. “Peepee,” namun itu tidak berlangsung lama. Alexis langsung menarik Justin kecil, menggendongnya.
            “Sampai jumpa, adik kecil!” Seru Kath melangkah pergi dari ruang makan. Ia berjalan keluar mengikuti Aaron. Sesampainya di luar, sebuah mobil sudah siap. Dua mobil lebih tepatnya. Aaron memasuki salah satu mobilnya, namun Kath tidak ikut berjalan masuk menuju mobil. Ia berjalan menuju pintu gerbang dengan sepatu datarnya. Aaron kebingungan dari dalam mobil, melihat Kath yang sudah hampir mencapai pintu gerbang. Langsung saja ia menyalakan mesin mobil lalu menekan pedal gas agar mobil melaju. Pintu gerbang terbuka. Kath keluar begitu saja dari pintu gerbang, begitu juga dengan mobil Aaron. Aaron melajukan mobil itu dengan kecepatan yang sama dengan langkahan kaki Kath. Saat sudah sejajar, diturunkannya jendela pintu mobil di seberang Aaron lalu ia berteriak kepada Kath.
            “Kau yakin tidak ingin pulang bersamaku?” Tanya Aaron khawatir. Apa yang terjadi dengan wanita ini? Sangat sulit ditebak. “Kath, jangan menyulitkan keadaan. Aku akan mengantarmu pulang,” ucap Aaron. Langkahan Kath berhenti begitu saja. Sontak Aaron harus menghentikan mobilnya juga. Kath menoleh pada Aaron dengan raut wajah kesal. Kath mulai berpikir tentang ucapan Aaron. Jangan menyulitkan keadaan. Yeah, tentu saja. Ia tidak ingin mempermalukan dirinya di hadapan keluarga Bieber sekarang—bila mobil yang lain melewatinya dan bertanya mengapa ia pulang sendiri. Kath hampir tidak percaya dengan apa yang akan ia lakukan sekarang. Ini semua demi kebaikannya.
            “Tentu saja, tentu saja kau akan membawaku pulang,” Kath menarik pintu mobil Aaron dengan kasar lalu masuk ke dalam. Ia membanting pintu mobil Aaron. Kepalanya tidak menoleh pada Aaron karena ia terlalu kesal akan kejadian sarapan tadi. Seolah-olah dirinya sekarang dicap sebagai pelacur di keluarga Bieber. Bagus sekali, Kath tertawa sarkastik dalam hati. Mobil belum melaju sama sekali. “Cepatlah Aaron. Kurasa aku masih memiliki waktu untuk bekerja,” ucap Kath kesal. Aaron tahu kalau sekarang waktunya ia menutup mulut. Jadi ia melajukan mobilnya menuju rumah Kath.


***

            “Kath, apa yang terjadi?” Tanya Aaron sudah tak tahan. Tangannya mencengkeram lengan Kath sebelum Kath membuka pintu mobil. Kath menoleh pada Aaron lalu menarik paksa lengannya dari cengkeraman Aaron.
            “Lepaskan aku!” Teriaknya tidak suka. “Yang terjadi adalah aku bercinta denganmu!”
            “Kau marah karena kau bercinta denganmu?” Tanya Aaron seharusnya sudah menduga dari awal. Kath menggelengkan kepalanya. Mungkin Kath tidak menyesal karena telah berhubungan badan dengan Aaron. Namun hinaan adiknya benar-benar tepat sasaran! Kath menarik nafasnya dalam-dalam. Berharap jika ia menghirup udara, ia dapat menguburkan rasa amarahnya terhadap Aaron sekarang. Alasannya bukan hanya Jonathan. Namun juga pada Grace yang ternyata telah memiliki hati Aaron. Jadi sekarang Aaron bisa meninggalkan Kath begitu saja.
            “Bukan,” Kath membuka mata. “Aku hanya ingin kau menjauh dariku,”
            “Kenapa kau berkata seperti itu?”
            “Aku pasti memiliki alasan. Hanya saja, kau tidak perlu tahu. Lagi pula, apa pedulimu, Aaron? Aku seharusnya sudah tahu kalau aku membuka mataku keesokan harinya, aku dan dirimu hanyalah rekan kerja yang berhubungan badan tanpa ikatan. Jadi, apa yang harus kuharapkan? Atau yang kauharapkan? Jadi, jauhi aku sebisa mungkin,”
            “Mengapa tiba-tiba saja kau bertingkah seperti ini?” Tanya Aaron tak percaya. Kedua alis Kath terangkat, tak percaya akan pilihan kata itu benar-benar bisa menyinggung perasaan Kath. Kath menengadahkan kepalanya agar air matanya tak mengalir lalu mengerjap-kerjapkan matanya.
            “Karena jika kita bersama, situasi menjadi salah.” Kath membuka pintu mobil Aaron lalu menutupnya kembali. Setitik air mata menetes di pipi Kath. Ia meninggalkan Aaron dengan sebuah kalimat yang membuat otak Aaron harus berpikir apa yang dimaksudkan oleh Kath. Mengapa situasi bisa menjadi salah jika mereka bersama? Punggung Kath menghilang dari pandangan Aaron. 

***


            Malamnya, Kath meringkuk di atas sofa sambil memeluk perutnya. Matanya sembab karena saat kakinya kembali menyentuh lantai kondominiumnya, air matanya menetes sampai jam makan malamnya ia lewati. Ia tak merasa lapar sekarang. Ia membutuhkan ayahnya, atau ibunya. Atau Brad mungkin. Karena hatinya benar-benar sakit. Aaron tidak menghubunginya sepanjang hari ini. Lagi pula Kath memang tidak mengharapkan Aaron menghubunginya. Sekarang semuanya sudah terlihat jelas kalau Aaron tidak bersama-sama dengan Kath. Keinginan Kath untuk menjauhi Aaron semakin bulat. Situasi menjadi salah ketika mereka berdua bersama. Grace tidak menyukainya, begitu juga dengan Jonathan. Memangnya ada apa dengan Alice yang bisa-bisanya mempengaruhi kedatangan Kath menjadi buruk? Atau keluarga mereka berpikir kalau Kath adalah pengganti Alice? Kath menghapus air matanya. Saat matanya tersentuh, ia mengerang kesakitan karena perih. Sialan. Pertama kalinya Kath menangis karena seorang lelaki. Biasanya ia mengganggap biasa-biasa saja masalah pria. Namun Aaron berbeda. Ia baru saja mengubah Kath menjadi seorang wanita yang bebas.
            Kath tidak menyalakan televisi ruang tamunya. Hanya radio tape yang memutar lagu-lagu dari kaset Beyonce. Mungkin hanya Beyonce yang bisa mengerti perasaannya. Apa yang Kath rasakan benar-benar sama dengan apa yang ingin Kath katakan melalui lagu ini. Bel pintu kondominiumnya berbunyi. Kath langsung bangkit dari sofa dan berjalan menuju pintu. Ia melihat dari kaca cembung berbentuk lingkaran di tengah-tengah pintunya untuk melihat siapa yang datang. Terlihat ayah dan ibunya muncul di balik kaca itu. Ia langsung membuka pintu lalu mempersilahkan orangtuanya masuk.
            “Hei, Dad,” sapa Kath langsung memeluk ayahnya agar ayahnya tak sempat melihat mata Kath yang bengkak. Ibu Kath yang berada di belakang ayahnya terkejut melihat mata anaknya sembab. “Aku tak menyangka kau akan datang, Dad. Mom,” Kath langsung memeluk ibunya.
            “Well, yeah. Dad merindukanmu. Jadi, Dad dan Mom datang. Makanan china?” Tanya ayah Kath yang sudah masuk ke dalam rumah Kath. Kedua tangan ayah Kath sudah membawa kantong makanan china. Mereka memang suka memakan makanan china sebelum Selena, ibu angkat Kath, menjadi istri dari ayah Kath. “Aku akan menyiapkan makanannya di ruang makan,” gumam ayahnya merasa diabaikan. Kath melepaskan pelukan lalu menutup pintu rumah. Ibu Kath memegang kedua pundaknya agar ia dapat melihat wajah Kath baik-baik.
            “Apa yang terjadi Kath?” Tanya ibunya khawatir. Kath hanya tertawa lemah, ia menyingkirkan kedua tangan itu dari pundak lalu berjalan menuju sofa. Ia duduk sambil mengangkat kedua lutut lalu memeluknya. Ibunya, Selena, ikut duduk di sebelah Kath. “Apa yang Aaron lakukan padamu?”
            “Aku tidak ingin membicarakan tentangnya,” bisik Kath tidak memalingkan kepalanya pada Selena. Selena mendesah, ia mengelus rambut Kath yang acak-acakan tak diikat. Bila Kath masih tinggal di rumah ayahnya, rambutnya pasti akan terus terurus di tangan Selena. Bahkan Kath meminta pada Selena untuk mengikat rambutnya saat ia menikah nanti. Kath tidak memang tidak ingin membicarakan tentang Aaron. Ia tidak ingin menangis di depan ayahnya yang sekarang berada di dapur untuk menyiapkan makanan. Ayah Kath muncul dengan tiga tempat makanan china di tangannya.
            “Apa yang terjadi padamu, Kath?” Ayah Kath tidak dapat menghilangkan nada kekhawatiran dari suaranya. Kath adalah anak satu-satunya. Dan jika ada seorang pria yang menyakiti hati anaknya, terpaksa sebuah pistol harus diambil dari ruang kerjanya di rumah. Kath mendongak, melihat ayahnya lalu tersenyum lemah. “Apa ada seorang pria? Apa dia mempunyai kekasih Selena?” Mata ayah Kath berpindah melihat pada Selena. Selena terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Karena jika ia memberitahu kalau Kath memiliki pria bernama Aaron, sudah pasti suaminya akan menembak Aaron. Setelah itu akan terjadi baku tembak antara keluarga Bieber dan Bloodworth. Tentu saja pasukan keluarga Bieber lebih banyak. Selena melirik Kath yang menatap ayahnya dengan tatapan kosong. Apa anaknya sudah gila karena Aaron? Selena benar-benar tidak percaya kalau Aaron akan sangat berpengaruh bagi Kath.
            “Bukan,” Kath menggeleng-gelengkan kepalanya. “Aku menangis karena tas Prada berwarna ungu yang ingin kubeli sudah tidak ada di toko. Sialan benar,” ujar Kath berakting. Well, ayah Kath selalu percaya apa yang dikatakan Kath.
            “Dad akan membelikanmu kalau begitu,” ucap ayahnya memberikan makanan china itu pada Kath. Kath menerimanya lalu mereka bertiga makan bersama dalam keheningan. Selena sedang berpikir apa yang baru saja terjadi dengan Aaron dan Kath? Mengapa anaknya bisa menangis? Kebenciannya terhadap keluarga Bieber mulai muncul. Ia tidak menyukai mantan suaminya, Justin karena sudah menceraikannya sejak 2 dekade yang lalu. Ia masih mengingat mantan suaminya dari dulu sampai sekarang. Entah mengapa rasa sakit hati itu membuatnya menjadi lebih kuat menjalani hari-harinya. Terlebih lagi sekarang ia telah memiliki suami yang mencintai Selena apa adanya. Tidak ada siksaan atau istri kedua. Bahkan suaminya biasa-biasa saja ketika Selena menolak untuk memiliki bayi. Tidak ada keberanian Selena untuk mendekati keluarga Justin kembali. Rasa trauma disiksa oleh Justin masih membekas di tubuh Selena. Ia sangat, sangat, sangat membenci keluarga Bieber. Mungkin sampai selamanya. Namun anaknya sekarang jatuh cinta pada Aaron, salah satu keturunan dari keluarga Bieber. Meski Aaron bukan anak kandung dari Justin, tetap saja ia menyandang status sebagai anak si Bieber.
            “Dad akan tidur sebentar di kamar,” ucap ayah Kath yang sudah selesai makan itu berjalan menuju kamar kedua di rumah ini. Sekarang sudah waktunya Selena bertanya-tanya pada Kath. Ia ingin anaknya berpacaran dengan Aaron agar ia mengetahui bagaimana kehidupan keluarga Bieber sekarang. Bahkan sudah banyak rencana-rencana yang melayang di otaknya, dan ia berharap, mungkin salah satunya akan terjadi di dunia nyata. Dan jujur saja, Selena merindukan Justin. Bagaimana kabarnya sekarang? Apa dia masih segagah dulu? Well, mungkin, Selena hanya akan membawa pisau untuk berjaga-jaga bila Justin akan menyakitinya. Selena masih takut pada Justin meski sudah 20 tahun berlalu.
            “Jadi, ada apa dengan Aaron? Mom pikir dia pria yang baik. Sejujurnya, dari semua pria yang bersama denganmu, hanya Aaron yang paling ramah dan cocok dengan Mom,”
            “Kalau begitu, pacaran saja Mom dengan Aaron,” ucap Kath ketus. Ia memakan makanan china yang masih tersisa. Ibunya tertawa mendengar ucapan Kath yang bercanda itu. Tawa ibunya menular, membuat Kath ikut tertawa. “Mom serius, tetapi Aaron bukan pria yang tepat untukku,”
            “Kau salah. Mungkin kau belum mengenalnya lebih dalam lagi,”
            “Tadi malam aku bercinta dengannya,” bisik Kath agar suaranya tak terdengar sampai kamar yang ayahnya tempati. Mata Selena membulat mendengar ucapan putrinya itu, mulutnya terbuka. Wajahnya tidak terlihat tua jika ia memberikan ekspresi seperti itu. Pipi Kath bersemu merah karena pengakuannya itu. “Jangan beritahu Dad, kumohon,”
            “Tentu saja Mom tidak akan memberitahu pada Dad! Itu adalah langkah yang bagus, Kath! Kau cocok dengannya. Mom setuju jika kau berpacaran dengannya. Ia kaya, tampan, dan kau tahulah, ia keturunan Bieber. Hidupmu akan berubah jika kau bersama dengan Aaron,”     
            “Lucunya, Mom, baru satu hari aku bertemu dengan keluarganya ..aku sudah dianggap sebagai pelacur,” Kath menggeleng-gelengkan kepalanya masih tak percaya bahwa dirinya serendah itu. Perkataan dari Jonathan masih terngiang-ngiang di otaknya. “Intinya, aku akan menjauhinya,”
            “Tidak!” Selena berteriak, ia mencondongkan tubuhnya pada Kath. “Tidak, Kath. Mom mau kau tetap bersamanya. Beri dia satu kesempatan lagi. Setelah itu, jika ia menyakitimu lagi, kau boleh menjauhinya,” suara Selena mengecil karena ia takut suaminya terbangun. Kath mengangkat salah satu alisnya, melihat ibunya dengan tatapan bingung.
            “Mom dia bukan pria yang baik untukku. Aku tidak mau jatuh ke dalam lubang yang dalam dan tidak bisa naik ke atas lagi untuk menemukan duniaku yang sebelumnya. Dia hanya tidak tepat untukku,” Kath mendesah pelan, kedua alisnya bertaut. Sedih karena hubungannya dengan Aaron tidak akan pernah bisa terjadi karena pihak keluarga Aaron yang tidak menyukai Kath. Meski hanya dua orang yang tidak menyukai Kath, tetap saja, Kath merasa tidak enak dengan keluarga Bieber.
            “Kau mungkin belum mengenalnya lebih jauh. Setiap orang pantas mendapatkan kesempatan kedua, Kath. Kau harus memberikannya kesempatan kedua untuk Aaron, pasti dia adalah pria yang baik-baik. Mom hanya setuju jika kau bersama dengan Aaron. Mom yakin dia akan menjadi pacarmu,” ucap Selena bersikeras. Ia tentu saja tidak ingin menolak tiket emas menuju keluarga Bieber. Tidak percaya dengan apa yang diucapkan ibunya, Kath menggelengkan kepala, ia menaruh tempat makanan china itu ke atas karpet lalu meninggalkan ibunya di sofa.
            “Tidak sampai kapan pun, Mom,”
            “Kath!” Selena bangkit dari tempat tidurnya, protes kenapa anaknya tidak ingin mendengar ucapannya. Kath harus bersama dengan Aaron. Hanya Kath satu-satunya jalan menuju keluarga Bieber bagi Selena tanpa mengganggu keluarga Bieber jika Selena sudah bertemu dengan mereka. Kath membalikkan tubuhnya, melihat ibunya dnegan tatapan tak percaya. Mengapa ibunya mendukung hubungannya dengan seorang pria yang telah menyakitinya kemarin malam dan pagi ini? “Mom hanya setuju kau bersama dengannya, jika kau tidak bersama dengannya, semua lelaki yang mendekatimu akan kutolak. Atau jika perlu, Mom akan mengirimmu ke Swiss atau menjadi seorang biarawati,”
            Kath mendesah. Ia menggeleng-geleng kepala. Ia merasa ibunya sudah gila karena saran idiot itu. “Kau bahkan ibu kandungku,” Kath membalikkan tubuhnya kembali. Bukan itu yang dimaksudkan oleh Kath pada Selena, namun Kath rasa, ibu angkatnya itu sudah keterlaluan. Ia tidak berhak memberitahu siapa yang akan menjadi kekasih Kath.
            “Kath Jeany Bloodworth!” Mata Selena membulat, terkesiap dengan ucapan Kath yang benar-benar menusuk hatinya. Anakya berjalan menuju kamar gelap itu lalu menutup pintu tanpa membalikkan tubuhnya satu kali. Selena tidak percaya kalau anaknya akan berkata seperti itu. Fakta itu membuat dirinya merasa terbatas sebagai seorang ibu dari Kath.

***

            Aaron sedang bermain-main dengan Juber dan Grace di ruang tamu lantai dua. Alexis dan Justin tampaknya sedang mempermasalahkan hubungan Kath dan Aaron. Mereka berpikir, mungkin Kath memang cocok menjadi ibu dari Juber. Meski Justin kurang setuju dengan pendapat istrinya karena mereka baru bertemu dengan Kath kemarin malam. Waktu satu malam tidak cukup untuk mengevaluasi apakah Kath cocok menjadi ibu bagi Juber dan istri bagi Aaron. Hari ini mereka tidak mendapat berita dari Aaron tentang Kath. Malah Aaron sedang tidak ingin membicarakan tentang Kath, mungkin karena Aaron tidak ingin membuat dirinya sendiri marah karena telah membuat suatu kesalahan pada Kath yang Aaron sendiri belum tahu apa itu kesalahannya.
            Alexis mengelus rambut suaminya yang berbaring tengkurap di atas tempat tidur. Menguburkan kepalanya ke dalam bantal tanpa menoleh pada Alexis karena mereka tidak sependapat. Lucu rasanya memiliki suami seperti Justin yang dulunya adalah pria dingin namun sekarang ia adalah seorang ayah yang memiliki 5 anak serta kakek dari satu cucu yang sikapnya hangat. Oh ia harus memberitahu sesuatu pada suaminya.
            “Hey,” panggil Alex dengan suara lembut. “Besok aku ingin pergi bersama Juber –ya Tuhan aku tidak suka nama panggilan itu—ke Mall untuk membeli hadiah untuk Aaron. Satu minggu ke depan dia akan berulang tahun,” ucap Alex menjelaskan. Justin langsung memiringkan kepalanya agar ia dapat melihat Alex yang berbaring di sebelahnya. Lalu ia tersenyum.
            “Kenapa tidak ajak aku?”
            “Kupikir kau harus bertemu dengan seorang rekan kerja yang penting. Anehnya, kau sudah pensiun tapi masih mengurus masalah-masalah seperti ini. Tidakkah kau berpikir kita juga harus mendapatkan liburan yang kita pantas dapatkan?”
            “Aku senang berada di rumah. Apalagi sejak kelahiran Juber. Kau benar, besok aku harus bertemu dengan seseorang. Baiklah. Pergilah bersama Jordy setelah itu kau harus pulang tidak boleh lebih dari jam 5. Mengerti?”
            “Oke, sayang. Jangan marah padaku lagi,” bisik Alex. “Aku hanya berpikir kalau Kath memang cocok untuk Aaron. Dan mungkin dengan kedatangan Kath dalam hidup Aaron dapat membuat Grace sadar kalau ia tidak boleh mencintai kakaknya sendiri,”
            “Itu terserah Grace ingin mencintai siapa pun, Alex,” Justin memanggil nama istrinya kali ini. Artinya itu peringatan bagi Alex.
            “Ternyata suamiku ingin aku cepat mati,” ucap Alex bercanda. Justin mendekatkan tubuhnya pada Alex lalu memeluk pinggang istrinya. “Aku tahu. Tapi tidak dengan saudaranya sendiri,”
            “Aaron bukan anak kandung kita,”
            “Sekalipun itu, aku tetap takkan setuju. Jika kau memang setuju Grace dan Aaron saling jatuh cinta, aku akan meninggalkanmu,” Alex kali ini berucap dengan serius. Justin tidak mungkin bisa mendapatkan diri sendiri berada di tempat tidur tanpa Alexis atau sehari tidak melihat Alex. Ia bisa gila dan menghancurkan seisi rumah jika Alex tidak ada di sisinya. Seolah-olah dunianya yang awalnya sudah mendapatkan penerangan dari Alex, gelap kembali karena ketiadaannya. Justin langsung menggoda Alex, ia mencium-cium wajah Alex baik di kening, dagu, bibir dan pipi. Alex mendorong pundak Justin untuk menjauh dan tertawa. Ia tidak suka Justin melakukan hal itu padanya, ia kegelian.
            “Jangan tinggalkan aku,”
            “Jangan pernah mengatakan kalau Aaron bukan anak kandung kita meski itu memang fakta. Ia anak pertamaku apa pun alasannya. Aku tidak mau mereka bersatu sebagai sepasang kekasih. Mereka berdua gila jika mereka pernah berciuman atau melakukan hal yang lebih dari pada berciuman,”
            “Apa pun yang kaukatakan, aku hanya tidak bisa menahan perasaan orang lain, Alex. Jika Grace memang mencintai Aaron dan Aaron mencintai Grace, kau berharap aku melakukan apa? Aku bukan orang yang bisa mengubah perasaan orang lain hanya dengan jentikan jari. Bahkan untuk membuat orang yang membencimu agar mencintaimu sulit. Sekarang, tidurlah. Kau tidak perlu menjaga Juber malam ini. Kurasa Grace dan Aaron sudah menanganinya,”
            “Apa pun yang kau katakan Mr.Bieber, apa pun yang kau katakan,” Alex memejamkan matanya. Justin menempatkan telapak tangan  Alex ke atas pipinya. “Mungkin aku bisa mengajak Kath jalan-jalan bersama untuk mengetahui dirinya lebih jauh lagi,”
            “Tidurlah yang nyenyak istriku yang keras kepala.” Justin kali ini berucap dengan suara yang lembut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar