***
Kath memandangi keluarga yang ada di
hadapannya. Dua anak kembar yang dari tadi menggerak-gerakkan kedua kaki di
hadapan Kath dari tadi menyentuh lutut Kath lalu salah satu di antara mereka
akan meminta maaf. Justin kecil tampaknya kesulitan memakan sarapannya, dari
tadi ia menolak bantuan dari neneknya yang ingin menyuapinya. Aaron memakan
sarapannya dengan keheningan. Jonathan dari tadi menatapi Kath dengan tatapan
tidak suka. Sedangkan Justin besar dari tadi menggoda Justin kecil yang
terpaksa harus menggerutu. Alexis sudah berkali-kali menegur suaminya agar
tidak mengganggu cucunya. Sedangkan Grace, pagi ini tampak sangat bahagia.
Senyumnya tak surut dari tadi. Aaron duduk di sebelah Kath, tidak melirik siapa
pun selain anaknya sendiri.
“Jadi, kau siapa?” Tanya Jonathan
angkat bicara, ia menatap Kath masih dengan tatapan tak suka.
Kath tersenyum. “Well, aku Kath.
Rekan bisnis Aaron. Omong-omong terima kasih untuk sarapannya,” ujar Kath
sesopan mungkin. Kath memberi senyum pada Alexis yang menyukainya. Sikap
Jonathan dengan Alexis benar-benar berbanding terbalik.
“Aku tahu kau berhubungan badan
dengan kakakku tadi malam,” ucap Jonathan tidak suka, ia memainkan sarapannya
dengan garpu. Alexis langsung menegur Jonathan, namun tatapan Jonathan tak
lepas dari Kath. Pipi Kath memerah karena malu. “Apa kau berpikir kau akan
menjadi istrinya kelak?”
“Jonathan,” kali ini Aaron yang
menegurnya. Justin hanya menonton hiburan yang ada di hadapannya. Ia tidak
ingin ikut campur. Sepertinya akan seru jika ia melihat Jonathan berbicara.
Karena anak itu hemat sekali dalam hal mengeluarkan suara di rumah. Jonathan menggelengkan
kepalanya tak percaya kalau kakaknya akan lebih membela rekan kerjanya. Apa
kakaknya tidak sadar kalau ia baru saja meniduri seorang wanita di rumah? Apa
itu tidak menjadi tanda kalau Aaron akan mendapatkan pengganti Alice? Jonathan
tidak suka dengan cara berpakaian Kath sejak kemarin. Aneh. Tidak sama seperti
Alice dulu yang malu-malu. Jonathan terdiam, ia membuang wajah.
“Terima kasih untuk pakaiannya,
Grace. Aku pasti akan mengembalikannya secepat mungkin,” ucap Kath memalingkan
wajahnya pada Grace. Grace hanya menganggukkan kepalanya, bersikap tak acuh. Meski Kath akan mengembalikan pakaian itu,
Grace tidak akan memakainya kembali. Rasa benci dari hatinya terhadap Kath
tidak akan pudar selama Kath masih bersama dengan Aaron. Sepertinya Kath hanya
disambut ramah oleh Mr dan Mrs.Bieber. Suasana sarapan menjadi canggung begitu
saja. Itu semua dikarenakan oleh Jonathan yang sudah memberi peringatan pada
Kath untuk menjauhi Aaron. Sarapan sudah selesai, Kath dan Aaron bangkit dari
kursi.
“Kurasa aku harus mengantar pulang
Kath,” ucap Aaron berjalan meninggalkan ruang makan.
“Sekalig lagi terima kasih untuk
sarapannya, Mr. dan Mrs. Bieber. Aku sangat menghargainya,” Kath berucap begitu
sopan. Alexis dan Justin bangkit dari kursi lalu memeluk Kath secara
bergantian. Tiba-tiba saja Justin kecil muncul dan memeluk betis Kath. “Oh, hei
adik kecil,”
“Peepee,” gumam Justin kecil gemas.
Ia menggoyang-goyangkan ke kanan kiri seperti tidak ingin melepaskan betis yang
lembut itu. “Peepee,” namun itu tidak berlangsung lama. Alexis langsung menarik
Justin kecil, menggendongnya.
“Sampai jumpa, adik kecil!” Seru
Kath melangkah pergi dari ruang makan. Ia berjalan keluar mengikuti Aaron.
Sesampainya di luar, sebuah mobil sudah siap. Dua mobil lebih tepatnya. Aaron
memasuki salah satu mobilnya, namun Kath tidak ikut berjalan masuk menuju
mobil. Ia berjalan menuju pintu gerbang dengan sepatu datarnya. Aaron
kebingungan dari dalam mobil, melihat Kath yang sudah hampir mencapai pintu
gerbang. Langsung saja ia menyalakan mesin mobil lalu menekan pedal gas agar
mobil melaju. Pintu gerbang terbuka. Kath keluar begitu saja dari pintu
gerbang, begitu juga dengan mobil Aaron. Aaron melajukan mobil itu dengan
kecepatan yang sama dengan langkahan kaki Kath. Saat sudah sejajar,
diturunkannya jendela pintu mobil di seberang Aaron lalu ia berteriak kepada
Kath.
“Kau yakin tidak ingin pulang
bersamaku?” Tanya Aaron khawatir. Apa yang terjadi dengan wanita ini? Sangat
sulit ditebak. “Kath, jangan menyulitkan keadaan. Aku akan mengantarmu pulang,”
ucap Aaron. Langkahan Kath berhenti begitu saja. Sontak Aaron harus
menghentikan mobilnya juga. Kath menoleh pada Aaron dengan raut wajah kesal.
Kath mulai berpikir tentang ucapan Aaron. Jangan
menyulitkan keadaan. Yeah, tentu saja. Ia tidak ingin mempermalukan dirinya
di hadapan keluarga Bieber sekarang—bila mobil yang lain melewatinya dan
bertanya mengapa ia pulang sendiri. Kath hampir tidak percaya dengan apa yang
akan ia lakukan sekarang. Ini semua demi kebaikannya.
“Tentu saja, tentu saja kau akan
membawaku pulang,” Kath menarik pintu mobil Aaron dengan kasar lalu masuk ke
dalam. Ia membanting pintu mobil Aaron. Kepalanya tidak menoleh pada Aaron
karena ia terlalu kesal akan kejadian sarapan tadi. Seolah-olah dirinya
sekarang dicap sebagai pelacur di keluarga Bieber. Bagus sekali, Kath tertawa
sarkastik dalam hati. Mobil belum melaju sama sekali. “Cepatlah Aaron. Kurasa
aku masih memiliki waktu untuk bekerja,” ucap Kath kesal. Aaron tahu kalau
sekarang waktunya ia menutup mulut. Jadi ia melajukan mobilnya menuju rumah
Kath.
***
“Kath, apa yang terjadi?” Tanya
Aaron sudah tak tahan. Tangannya mencengkeram lengan Kath sebelum Kath membuka
pintu mobil. Kath menoleh pada Aaron lalu menarik paksa lengannya dari
cengkeraman Aaron.
“Lepaskan aku!” Teriaknya tidak
suka. “Yang terjadi adalah aku bercinta denganmu!”
“Kau marah karena kau bercinta
denganmu?” Tanya Aaron seharusnya sudah menduga dari awal. Kath menggelengkan
kepalanya. Mungkin Kath tidak menyesal karena telah berhubungan badan dengan
Aaron. Namun hinaan adiknya benar-benar tepat sasaran! Kath menarik nafasnya
dalam-dalam. Berharap jika ia menghirup udara, ia dapat menguburkan rasa
amarahnya terhadap Aaron sekarang. Alasannya bukan hanya Jonathan. Namun juga
pada Grace yang ternyata telah memiliki hati Aaron. Jadi sekarang Aaron bisa
meninggalkan Kath begitu saja.
“Bukan,” Kath membuka mata. “Aku
hanya ingin kau menjauh dariku,”
“Kenapa kau berkata seperti itu?”
“Aku pasti memiliki alasan. Hanya
saja, kau tidak perlu tahu. Lagi pula, apa pedulimu, Aaron? Aku seharusnya
sudah tahu kalau aku membuka mataku keesokan harinya, aku dan dirimu hanyalah
rekan kerja yang berhubungan badan tanpa ikatan. Jadi, apa yang harus
kuharapkan? Atau yang kauharapkan? Jadi, jauhi aku sebisa mungkin,”
“Mengapa tiba-tiba saja kau
bertingkah seperti ini?” Tanya Aaron tak percaya. Kedua alis Kath terangkat,
tak percaya akan pilihan kata itu benar-benar bisa menyinggung perasaan Kath.
Kath menengadahkan kepalanya agar air matanya tak mengalir lalu mengerjap-kerjapkan
matanya.
“Karena jika kita bersama, situasi
menjadi salah.” Kath membuka pintu mobil Aaron lalu menutupnya kembali. Setitik
air mata menetes di pipi Kath. Ia meninggalkan Aaron dengan sebuah kalimat yang
membuat otak Aaron harus berpikir apa yang dimaksudkan oleh Kath. Mengapa
situasi bisa menjadi salah jika mereka bersama? Punggung Kath menghilang dari
pandangan Aaron.
***
Malamnya, Kath meringkuk di atas
sofa sambil memeluk perutnya. Matanya sembab karena saat kakinya kembali
menyentuh lantai kondominiumnya, air matanya menetes sampai jam makan malamnya
ia lewati. Ia tak merasa lapar sekarang. Ia membutuhkan ayahnya, atau ibunya.
Atau Brad mungkin. Karena hatinya benar-benar sakit. Aaron tidak menghubunginya
sepanjang hari ini. Lagi pula Kath memang tidak mengharapkan Aaron
menghubunginya. Sekarang semuanya sudah terlihat jelas kalau Aaron tidak
bersama-sama dengan Kath. Keinginan Kath untuk menjauhi Aaron semakin bulat.
Situasi menjadi salah ketika mereka berdua bersama. Grace tidak menyukainya,
begitu juga dengan Jonathan. Memangnya ada apa dengan Alice yang bisa-bisanya
mempengaruhi kedatangan Kath menjadi buruk? Atau keluarga mereka berpikir kalau
Kath adalah pengganti Alice? Kath menghapus air matanya. Saat matanya
tersentuh, ia mengerang kesakitan karena perih. Sialan. Pertama kalinya Kath
menangis karena seorang lelaki. Biasanya ia mengganggap biasa-biasa saja
masalah pria. Namun Aaron berbeda. Ia baru saja mengubah Kath menjadi seorang
wanita yang bebas.
Kath tidak menyalakan televisi ruang
tamunya. Hanya radio tape yang memutar lagu-lagu dari kaset Beyonce. Mungkin
hanya Beyonce yang bisa mengerti perasaannya. Apa yang Kath rasakan benar-benar
sama dengan apa yang ingin Kath katakan melalui lagu ini. Bel pintu
kondominiumnya berbunyi. Kath langsung bangkit dari sofa dan berjalan menuju
pintu. Ia melihat dari kaca cembung berbentuk lingkaran di tengah-tengah
pintunya untuk melihat siapa yang datang. Terlihat ayah dan ibunya muncul di
balik kaca itu. Ia langsung membuka pintu lalu mempersilahkan orangtuanya
masuk.
“Hei, Dad,” sapa Kath langsung
memeluk ayahnya agar ayahnya tak sempat melihat mata Kath yang bengkak. Ibu Kath
yang berada di belakang ayahnya terkejut melihat mata anaknya sembab. “Aku tak
menyangka kau akan datang, Dad. Mom,” Kath langsung memeluk ibunya.
“Well, yeah. Dad merindukanmu. Jadi,
Dad dan Mom datang. Makanan china?” Tanya ayah Kath yang sudah masuk ke dalam
rumah Kath. Kedua tangan ayah Kath sudah membawa kantong makanan china. Mereka
memang suka memakan makanan china sebelum Selena, ibu angkat Kath, menjadi
istri dari ayah Kath. “Aku akan menyiapkan makanannya di ruang makan,” gumam
ayahnya merasa diabaikan. Kath melepaskan pelukan lalu menutup pintu rumah. Ibu
Kath memegang kedua pundaknya agar ia dapat melihat wajah Kath baik-baik.
“Apa yang terjadi Kath?” Tanya
ibunya khawatir. Kath hanya tertawa lemah, ia menyingkirkan kedua tangan itu
dari pundak lalu berjalan menuju sofa. Ia duduk sambil mengangkat kedua lutut
lalu memeluknya. Ibunya, Selena, ikut duduk di sebelah Kath. “Apa yang Aaron
lakukan padamu?”
“Aku tidak ingin membicarakan
tentangnya,” bisik Kath tidak memalingkan kepalanya pada Selena. Selena
mendesah, ia mengelus rambut Kath yang acak-acakan tak diikat. Bila Kath masih
tinggal di rumah ayahnya, rambutnya pasti akan terus terurus di tangan Selena.
Bahkan Kath meminta pada Selena untuk mengikat rambutnya saat ia menikah nanti.
Kath tidak memang tidak ingin membicarakan tentang Aaron. Ia tidak ingin
menangis di depan ayahnya yang sekarang berada di dapur untuk menyiapkan
makanan. Ayah Kath muncul dengan tiga tempat makanan china di tangannya.
“Apa yang terjadi padamu, Kath?”
Ayah Kath tidak dapat menghilangkan nada kekhawatiran dari suaranya. Kath
adalah anak satu-satunya. Dan jika ada seorang pria yang menyakiti hati
anaknya, terpaksa sebuah pistol harus diambil dari ruang kerjanya di rumah.
Kath mendongak, melihat ayahnya lalu tersenyum lemah. “Apa ada seorang pria?
Apa dia mempunyai kekasih Selena?” Mata ayah Kath berpindah melihat pada
Selena. Selena terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Karena jika ia
memberitahu kalau Kath memiliki pria bernama Aaron, sudah pasti suaminya akan
menembak Aaron. Setelah itu akan terjadi baku tembak antara keluarga Bieber dan
Bloodworth. Tentu saja pasukan keluarga Bieber lebih banyak. Selena melirik
Kath yang menatap ayahnya dengan tatapan kosong. Apa anaknya sudah gila karena
Aaron? Selena benar-benar tidak percaya kalau Aaron akan sangat berpengaruh
bagi Kath.
“Bukan,” Kath menggeleng-gelengkan
kepalanya. “Aku menangis karena tas Prada berwarna ungu yang ingin kubeli sudah
tidak ada di toko. Sialan benar,” ujar Kath berakting. Well, ayah Kath selalu
percaya apa yang dikatakan Kath.
“Dad akan membelikanmu kalau
begitu,” ucap ayahnya memberikan makanan china itu pada Kath. Kath menerimanya
lalu mereka bertiga makan bersama dalam keheningan. Selena sedang berpikir apa
yang baru saja terjadi dengan Aaron dan Kath? Mengapa anaknya bisa menangis?
Kebenciannya terhadap keluarga Bieber mulai muncul. Ia tidak menyukai mantan
suaminya, Justin karena sudah menceraikannya sejak 2 dekade yang lalu. Ia masih
mengingat mantan suaminya dari dulu sampai sekarang. Entah mengapa rasa sakit
hati itu membuatnya menjadi lebih kuat menjalani hari-harinya. Terlebih lagi
sekarang ia telah memiliki suami yang mencintai Selena apa adanya. Tidak ada
siksaan atau istri kedua. Bahkan suaminya biasa-biasa saja ketika Selena menolak
untuk memiliki bayi. Tidak ada keberanian Selena untuk mendekati keluarga
Justin kembali. Rasa trauma disiksa oleh Justin masih membekas di tubuh Selena.
Ia sangat, sangat, sangat membenci keluarga Bieber. Mungkin sampai selamanya.
Namun anaknya sekarang jatuh cinta pada Aaron, salah satu keturunan dari
keluarga Bieber. Meski Aaron bukan anak kandung dari Justin, tetap saja ia
menyandang status sebagai anak si Bieber.
“Dad akan tidur sebentar di kamar,”
ucap ayah Kath yang sudah selesai makan itu berjalan menuju kamar kedua di
rumah ini. Sekarang sudah waktunya Selena bertanya-tanya pada Kath. Ia ingin
anaknya berpacaran dengan Aaron agar ia mengetahui bagaimana kehidupan keluarga
Bieber sekarang. Bahkan sudah banyak rencana-rencana yang melayang di otaknya,
dan ia berharap, mungkin salah satunya akan terjadi di dunia nyata. Dan jujur
saja, Selena merindukan Justin. Bagaimana kabarnya sekarang? Apa dia masih
segagah dulu? Well, mungkin, Selena hanya akan membawa pisau untuk berjaga-jaga
bila Justin akan menyakitinya. Selena masih takut pada Justin meski sudah 20
tahun berlalu.
“Jadi, ada apa dengan Aaron? Mom
pikir dia pria yang baik. Sejujurnya, dari semua pria yang bersama denganmu,
hanya Aaron yang paling ramah dan cocok dengan Mom,”
“Kalau begitu, pacaran saja Mom
dengan Aaron,” ucap Kath ketus. Ia memakan makanan china yang masih tersisa. Ibunya
tertawa mendengar ucapan Kath yang bercanda itu. Tawa ibunya menular, membuat
Kath ikut tertawa. “Mom serius, tetapi Aaron bukan pria yang tepat untukku,”
“Kau salah. Mungkin kau belum
mengenalnya lebih dalam lagi,”
“Tadi malam aku bercinta dengannya,”
bisik Kath agar suaranya tak terdengar sampai kamar yang ayahnya tempati. Mata
Selena membulat mendengar ucapan putrinya itu, mulutnya terbuka. Wajahnya tidak
terlihat tua jika ia memberikan ekspresi seperti itu. Pipi Kath bersemu merah
karena pengakuannya itu. “Jangan beritahu Dad, kumohon,”
“Tentu saja Mom tidak akan
memberitahu pada Dad! Itu adalah langkah yang bagus, Kath! Kau cocok dengannya.
Mom setuju jika kau berpacaran dengannya. Ia kaya, tampan, dan kau tahulah, ia
keturunan Bieber. Hidupmu akan berubah jika kau bersama dengan Aaron,”
“Lucunya, Mom, baru satu hari aku
bertemu dengan keluarganya ..aku sudah dianggap sebagai pelacur,” Kath
menggeleng-gelengkan kepalanya masih tak percaya bahwa dirinya serendah itu.
Perkataan dari Jonathan masih terngiang-ngiang di otaknya. “Intinya, aku akan
menjauhinya,”
“Tidak!” Selena berteriak, ia
mencondongkan tubuhnya pada Kath. “Tidak, Kath. Mom mau kau tetap bersamanya.
Beri dia satu kesempatan lagi. Setelah itu, jika ia menyakitimu lagi, kau boleh
menjauhinya,” suara Selena mengecil karena ia takut suaminya terbangun. Kath
mengangkat salah satu alisnya, melihat ibunya dengan tatapan bingung.
“Mom dia bukan pria yang baik
untukku. Aku tidak mau jatuh ke dalam lubang yang dalam dan tidak bisa naik ke
atas lagi untuk menemukan duniaku yang sebelumnya. Dia hanya tidak tepat
untukku,” Kath mendesah pelan, kedua alisnya bertaut. Sedih karena hubungannya
dengan Aaron tidak akan pernah bisa terjadi karena pihak keluarga Aaron yang
tidak menyukai Kath. Meski hanya dua orang yang tidak menyukai Kath, tetap
saja, Kath merasa tidak enak dengan keluarga Bieber.
“Kau mungkin belum mengenalnya lebih
jauh. Setiap orang pantas mendapatkan kesempatan kedua, Kath. Kau harus
memberikannya kesempatan kedua untuk Aaron, pasti dia adalah pria yang
baik-baik. Mom hanya setuju jika kau bersama dengan Aaron. Mom yakin dia akan
menjadi pacarmu,” ucap Selena bersikeras. Ia tentu saja tidak ingin menolak
tiket emas menuju keluarga Bieber. Tidak percaya dengan apa yang diucapkan
ibunya, Kath menggelengkan kepala, ia menaruh tempat makanan china itu ke atas
karpet lalu meninggalkan ibunya di sofa.
“Tidak sampai kapan pun, Mom,”
“Kath!” Selena bangkit dari tempat
tidurnya, protes kenapa anaknya tidak ingin mendengar ucapannya. Kath harus
bersama dengan Aaron. Hanya Kath satu-satunya jalan menuju keluarga Bieber bagi
Selena tanpa mengganggu keluarga Bieber jika Selena sudah bertemu dengan mereka. Kath membalikkan tubuhnya,
melihat ibunya dnegan tatapan tak percaya. Mengapa ibunya mendukung hubungannya
dengan seorang pria yang telah menyakitinya kemarin malam dan pagi ini? “Mom
hanya setuju kau bersama dengannya, jika kau tidak bersama dengannya, semua
lelaki yang mendekatimu akan kutolak. Atau jika perlu, Mom akan mengirimmu ke
Swiss atau menjadi seorang biarawati,”
Kath mendesah. Ia menggeleng-geleng
kepala. Ia merasa ibunya sudah gila karena saran idiot itu. “Kau bahkan ibu
kandungku,” Kath membalikkan tubuhnya kembali. Bukan itu yang dimaksudkan oleh
Kath pada Selena, namun Kath rasa, ibu angkatnya itu sudah keterlaluan. Ia
tidak berhak memberitahu siapa yang akan menjadi kekasih Kath.
“Kath Jeany Bloodworth!” Mata Selena
membulat, terkesiap dengan ucapan Kath yang benar-benar menusuk hatinya. Anakya
berjalan menuju kamar gelap itu lalu menutup pintu tanpa membalikkan tubuhnya
satu kali. Selena tidak percaya kalau anaknya akan berkata seperti itu. Fakta
itu membuat dirinya merasa terbatas sebagai seorang ibu dari Kath.
***
Aaron sedang bermain-main dengan
Juber dan Grace di ruang tamu lantai dua. Alexis dan Justin tampaknya sedang
mempermasalahkan hubungan Kath dan Aaron. Mereka berpikir, mungkin Kath memang
cocok menjadi ibu dari Juber. Meski Justin kurang setuju dengan pendapat istrinya
karena mereka baru bertemu dengan Kath kemarin malam. Waktu satu malam tidak
cukup untuk mengevaluasi apakah Kath cocok menjadi ibu bagi Juber dan istri
bagi Aaron. Hari ini mereka tidak mendapat berita dari Aaron tentang Kath.
Malah Aaron sedang tidak ingin membicarakan tentang Kath, mungkin karena Aaron
tidak ingin membuat dirinya sendiri marah karena telah membuat suatu kesalahan
pada Kath yang Aaron sendiri belum tahu apa itu kesalahannya.
Alexis mengelus rambut suaminya yang
berbaring tengkurap di atas tempat tidur. Menguburkan kepalanya ke dalam bantal
tanpa menoleh pada Alexis karena mereka tidak sependapat. Lucu rasanya memiliki
suami seperti Justin yang dulunya adalah pria dingin namun sekarang ia adalah
seorang ayah yang memiliki 5 anak serta kakek dari satu cucu yang sikapnya
hangat. Oh ia harus memberitahu sesuatu pada suaminya.
“Hey,” panggil Alex dengan suara
lembut. “Besok aku ingin pergi bersama Juber –ya Tuhan aku tidak suka nama
panggilan itu—ke Mall untuk membeli hadiah untuk Aaron. Satu minggu ke depan
dia akan berulang tahun,” ucap Alex menjelaskan. Justin langsung memiringkan
kepalanya agar ia dapat melihat Alex yang berbaring di sebelahnya. Lalu ia
tersenyum.
“Kenapa tidak ajak aku?”
“Kupikir kau harus bertemu dengan
seorang rekan kerja yang penting. Anehnya, kau sudah pensiun tapi masih
mengurus masalah-masalah seperti ini. Tidakkah kau berpikir kita juga harus
mendapatkan liburan yang kita pantas dapatkan?”
“Aku senang berada di rumah. Apalagi
sejak kelahiran Juber. Kau benar, besok aku harus bertemu dengan seseorang.
Baiklah. Pergilah bersama Jordy setelah itu kau harus pulang tidak boleh lebih
dari jam 5. Mengerti?”
“Oke, sayang. Jangan marah padaku
lagi,” bisik Alex. “Aku hanya berpikir kalau Kath memang cocok untuk Aaron. Dan
mungkin dengan kedatangan Kath dalam hidup Aaron dapat membuat Grace sadar
kalau ia tidak boleh mencintai kakaknya sendiri,”
“Itu terserah Grace ingin mencintai
siapa pun, Alex,” Justin memanggil nama istrinya kali ini. Artinya itu
peringatan bagi Alex.
“Ternyata suamiku ingin aku cepat
mati,” ucap Alex bercanda. Justin mendekatkan tubuhnya pada Alex lalu memeluk
pinggang istrinya. “Aku tahu. Tapi tidak dengan saudaranya sendiri,”
“Aaron bukan anak kandung kita,”
“Sekalipun itu, aku tetap takkan
setuju. Jika kau memang setuju Grace dan Aaron saling jatuh cinta, aku akan
meninggalkanmu,” Alex kali ini berucap dengan serius. Justin tidak mungkin bisa
mendapatkan diri sendiri berada di tempat tidur tanpa Alexis atau sehari tidak
melihat Alex. Ia bisa gila dan menghancurkan seisi rumah jika Alex tidak ada di
sisinya. Seolah-olah dunianya yang awalnya sudah mendapatkan penerangan dari
Alex, gelap kembali karena ketiadaannya. Justin langsung menggoda Alex, ia
mencium-cium wajah Alex baik di kening, dagu, bibir dan pipi. Alex mendorong
pundak Justin untuk menjauh dan tertawa. Ia tidak suka Justin melakukan hal itu
padanya, ia kegelian.
“Jangan tinggalkan aku,”
“Jangan pernah mengatakan kalau
Aaron bukan anak kandung kita meski itu memang fakta. Ia anak pertamaku apa pun
alasannya. Aku tidak mau mereka bersatu sebagai sepasang kekasih. Mereka berdua
gila jika mereka pernah berciuman atau melakukan hal yang lebih dari pada
berciuman,”
“Apa pun yang kaukatakan, aku hanya
tidak bisa menahan perasaan orang lain, Alex. Jika Grace memang mencintai Aaron
dan Aaron mencintai Grace, kau berharap aku melakukan apa? Aku bukan orang yang
bisa mengubah perasaan orang lain hanya dengan jentikan jari. Bahkan untuk
membuat orang yang membencimu agar mencintaimu sulit. Sekarang, tidurlah. Kau
tidak perlu menjaga Juber malam ini. Kurasa Grace dan Aaron sudah
menanganinya,”
“Apa pun yang kau katakan Mr.Bieber,
apa pun yang kau katakan,” Alex memejamkan matanya. Justin menempatkan telapak
tangan Alex ke atas pipinya. “Mungkin
aku bisa mengajak Kath jalan-jalan bersama untuk mengetahui dirinya lebih jauh
lagi,”
“Tidurlah yang nyenyak istriku yang
keras kepala.” Justin kali ini berucap dengan suara yang lembut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar