Senin, 14 April 2014

Touching Fire's Water Bab 16




***


            Alexis membuka matanya ketika ada sebuah tangan yang memukul-mukul pinggangnya. Alexis mengerang sebentar lalu ia membalikkan tubuhnya. Saat ia membuka matanya, ternyata Juber yang memukul-mukul pinggangnya tadi. Anak kecil itu sudah memeluk perut neneknya dan menyandarkan kepala di atasnya. Alexis tersenyum lalu ia mengelus kepala cucunya.
            “Tidak ada Grandpa,” bisik Juber dengan suara yang kecil. Raut wajah Alexis langsung panik begitu saja. Tidak ada Justin? Bukankah tadi malam ia ada di sebelah Alexis? Pelan-pelan Alexis mengangkat kepala Juber. Alexis segera mengambil ikat rambut yang ia simpan di dalam kantong jaket yang ia kenakan lalu mengikatnya menjadi satu ikatan. Juber memerhatikan neneknya sambil tersenyum. Ternyata alasan Juber memukul Alexis hanya dengan satu tangan adalah karena tangannya yang lain sudah memegang marshmallow yang masih tersisa.
            “Dimana Grandpa?” Tanya Alexis mengusap-usap wajahnya. Juber mengedik bahu. Juber sudah memberitahu neneknya tadi, jadi mengapa neneknya kembali bertanya? Alexis mengelus kepala Juber kembali, anak ini tidak mengenakan kupluk di kepalanya. Didengarnya suara ribut-ribut dari luar, itu membuat Alexis langsung merangkak menuju pintu tenda. Ia mengeluarkan kepalanya saja, lalu ia melihat Grace dan Aaron sedang berhadapan. Zeith berada di tengah-tengah. “Ayo keluar,” ajak Alexis menyuruh Juber untuk keluar lebih dulu. Grace mulai berteriak pada Aaron hingga Zeith mundur beberapa langkah. Aaron hampir menampar pipi Grace jika tidak ada Michael yang menghalangi Aaron. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Kath berada di belakang Aaron, ia terduduk di salah satu batang pohon dengan keadaan yang tidak sehat. Wajahnya terlihat pucat, bibirnya berwarna putih dan matanya berair. Alexis dapat melihat tubuh Kath yang bergetar, ia benar-benar kelihatan tidak sehat.
            “Apa-apaan yang terjadi?” Alexis muncul. Juber sudah berlari menuju Kath lalu memeluk lengan Kath yang Kath langsung balas peluk. Aaron dan Grace menoleh pada ibunya.
            “Dad tidak ada. Begitupun dengan Selena,”
            “Selena kemarin ada di sebelahku, demi Tuhan!” Brad berujar dari balik tubuh Grace. Aaron memejamkan matanya sejenak, ia kelihatan berusaha untuk menahan amarahnya. Sepertinya Kath akan benar-benar malu akan apa yang ibunya perbuat. Kath padahal baru saja menikmati dua malam bersama Aaron, mengapa ia tidak bisa menikmatinya lebih lama lagi? Sebentar lagi Kath harus menghadapi caci maki karena tingkah ibunya. Mengapa ibunya bisa menghilang bersama dengan Justin? Ibunya tidak membawa ponsel,  begitu juga dengan Justin. Alexis menarik nafasnya dalam-dalam agar ia bisa lebih tenang.
            “Aku tidak mengerti.” Tiga kata itu yang meluncur dari mulutnya.
            “Mereka menghilang Mom! Bagaimana kau tidak bisa mengerti? Dad dan Selena menghilang! Mereka tidak ada di tenda. Mereka tidak membawa ponsel. Dan mereka menghilang sejak malam,” Grace berteriak.
            “Mungkin hantu yang mencuri mereka,” Moon dengan santai berbicara di atas batang pohon, ia duduk bersebelahan dengan Mozzy. Jonathan hanya terkekeh sambil kepalanya tergeleng, cukup bodoh untuk berpikir tentang hantu di hutan. Tidak ada yang menanggapinya, termasuk Juber. Alexis menghela nafas. Apakah ada hal yang lebih buruk lagi lebih daripada ini? Justin dan Selena menghilang bersama-sama! Bagaimana bisa Alexis tidak berpikir negatif?
            “Kurasa kita harus mencari mereka sekarang,” ucap Alexis. “Brad dan Michael pergi ke arah sana. Grace—“
            “Aku ingin bersama dengan Michael!” Tukas Grace langsung meraih lengan Michael. Aaron yang melihatnya langsung menatap tajam Grace, bibirnya menipis.
            “Grace, jangan mempersulit keadaan,” ucap Aaron tidak suka.
            “Tidak apa-apa. Pergilah dengan mereka. Sekarang.” Alexis memberi izin. Raut wajah Aaron berubah menjadi terkejut. Kath terbatuk-batuk di belakang, ia kelihatan sangat kurang sehat. “Zeith, kau dan anakmu pergi ke arah lain. Aaron, kau dengan Mom.”
            “Bagaimana dengan Kath?” Tanya Grace yang masih berada di tempatnya. Alexis menoleh pada Kath yang mengelus kepala Juber sambil tersenyum lemah, namun ia langsung menoleh pada Grace karena namanya disebut. Alexis tidak mungkin membuat keadaan Kath lebih buruk lagi. Ia akan berada di sini dengan Juber. Juber tidak boleh ikut, tentu saja.
            “Dia akan tetap berada di sini, ia kelihatan kurang sehat,” Aaron yang berbicara kali ini. Alexis mengangguk setuju.
            “Kalian semua harus kembali jam 3 sore nanti. Jika kita masih belum menemukannya, terpaksa kita harus turun kembali,” ucap Alexis. Kath hanya terdiam dalam malu. Jika ibunya tidak ikut ke sini, sudah pasti tidak akan masalah. Mana Kath tahu kalau Justin adalah mantan suaminya. Ini semua benar-benar di luar dugaan Kath. Ia merasa mual. Pantas saja ibunya bersikeras agar Kath bersama dengan Aaron, itu agar ia bisa bertemu dengan Justin lagi. Kath tidak pernah menduga itu. Dan sekarang ibunya menghilang bersama dengan mantan suaminya. Sedihnya lagi, istrinya sekarang malah mengkhawatirkan keadaan Kath. Bukankah Alexis adalah malaikat? Alexis sudah tahu kalau Kath adalah anak dari Selena. Bisa saja sekarang Alexis memaki-maki Selena pada Kath dan menghina Kath sekarang, tetapi ternyata ibu yang sudah tua itu tidak memusingkannya. Ia masih memiliki hati.
            Grace mengangguk kepala. Michael meraup pundak Grace agar mereka mulai berangkat. Brad sudah berjalan lebih dulu. Begitupun dengan Zeith dan anaknya yang sudah berjalan ke arah lain.
            “Juber, sayang, kau tetap di sini bersama dengan Kath. Jaga Kath baik-baik. Jangan sampai Dinosaurus memakannya,” ucap Alexis menyentuh pundak Juber. Juber  langsung menganggukkan kepalanya penuh percaya diri. Tentu saja Juber akan melindungi Kath dari Dinosaurus yang jahat!
            “Yeah, atau T-Rex.” Aaron menambahkannya. “Baiklah, Mom. Ayo kita pergi.”


***


            “Ini senterku,” ucap Alexis menemukan sebuah senter saat ia menuruni gunung yang jaraknya cukup jauh dari perkemahan. Tetapi mereka juga tidak mencapai kaki gunung, tidak mungkin. Tangannya mengambil senter itu lalu mulai menyalakannya. Tetapi tidak menyala. Kacanya sudah pecah. “Dia pergi tadi malam bersama Selena,”
            “Ya, tapi mengapa?” Tanya Aaron bersandar di sebuah pohon. Alexis mendesah. Ia tidak tahu apa maksud Justin melakukan hal ini apa. Entah apa ia ingin membuat Alexis cemburu atau sakit hati. Kedua pilihan itu benar-benar tidak bagus untuk dipilih. Dan caranya untuk membuat Alexis sakit hati atau cemburu benar-benar murahan. Mengapa ia tidak langsung tidur bersama dengan Selena di depan mata Alexis saja? Kalau perlu bawa semua mantan-mantan istrinya dan tiduri mereka satu per satu di hadapan Alexis agar Alexis tidak sakit hati setengah-setengah seperti ini.
            “Apa kau sudah mendapatkan sinyal?” Tanya Alexis. Aaron yang memegang ponselnya, lalu ia menggeleng kepala. “Mungkin kita harus turun sedikit lagi,” bisik Alexis membuang senter itu. Tidak ada gunanya ia menyimpan senter sialan bekas jalan-jalan suaminya dengan mantan istrinya.
            “Mom, sekarang hanya kita berdua. Sekarang, beritahu aku bagaimana perasaanmu kemarin. Aku hampir melemparkan tinjuanku pada Dad,” ucap Aaron tidak bangkit dari pohon. Alexis memunggungi Aaron, ia menatapi pepohonan di bawahnya. Bibirnya menipis, ia menelan ludah sebisa mungkin. Ia butuh air, untungnya Aaron membawa satu  botol air.
            “Kau sudah tahu bagaimana perasaan Mom, Aaron. Mom tidak baik-baik saja,”
            “Mom ingin aku membunuh Dad? Aku bisa melakukannya jika Mom mau,” ucap Aaron sama seperti Jonathan tadi malam. Mereka berdua tidak ada bedanya. Sama-sama mencintai Alexis lebih dari mereka mencintai diri mereka sendiri. Alexis terkekeh. Tidak mungkin Alexis setega itu pada suaminya sendiri. Bagaimana pun Justin adalah suaminya dan ia adalah cat warna yang mewarnai selembar kertas lukisan milik Alexis. Hidupnya lebih baik bersama dengan Justin.
            “Mom tidak ingin mati menyedihkan hanya karena kau membunuh Dad,”
            “Tapi dia menyakitimu, Mom!”
            “Dia tidak bermaksud menyakitiku. Mom rasa Mom yang berlebihan. Seharusnya …Mom tidak menuduh Dad. Ia tidak suka dituduh yang bukan dirinya yang melakukan. Dia memang tidak berselingkuh, tetapi kau tahu Mom bagaimana. Mom mudah cemburu, sama seperti Dad saat Mom bersama dengan Brad. Memang seperti ini rasanya. Mom tahu dia tidak—“
            “Apa Mom tidak berpikir kalau Selena dan Kath-lah yang membuat rencana untuk menculit Dad? Maksudku, aku trauma dengan kejadian Alice. Sialan,” Aaron mengumpat. Alexis menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin Kath membuat hal-hal yang tidak masuk akal seperti ini. Lagi pula, apa tujuannya melakukan ini? Ia belum pernah bertemu dengan Justin.
            “Tidak mungkin. Mengapa kau berani berpikir seperi itu pada pacarmu sendiri?”
            “Logika, Mom. Mereka adalah ibu dan anak. Selena ingin aku dekat dengan Kath. Dan Kath menginginkanku. Bukankah tujuannya adalah ingin mendekati Dad dan menjatuhkannya? Selena mantan istri Dad bukan? Peluang untuk membalas dendam adalah satu. Terlebih lagi Dad ..Mom tahu sendiri bagaimana ia dulu,” ucap Aaron santai. Mungkin jika Kath berada di tempat, ia akan menangis karena pacarnya sendiri yang menuduhnya sebagai tersangka utama. Alexis berpikir sebentar lalu ia menggeleng. “Dan lagi pula, mengapa ia bisa sakit tepat ketika ibunya menghilang bersama Dad? Mungkin sekarang ia kabur dari perkemahan,”
            “Tidak mungkin. Ayo kita turun sampai kau mendapatkan sinyal. Kita harus berada di perkemahan sebelum jam 3.”

            Kath mendapatkan sinyal. Ia sedang memerhatikan Juber yang membakar marshmallow-nya dengan api lalu Juber berucap. “Aku suka kau, Kath. Aku ingin kau menjadi Mommy,”
            “Menurutmu itu ide yang bagus, huh?” Tanya Kath terkekeh pelan. Secercah harapan muncul begitu saja saat Juber berkata seperti itu. Juber mengangguk.
            “Kata Dad, kau seksi,” ucap Juber tanpa menatap Kath.
            “Menurutmu juga begitu?” Tanya Kath.
            “Yeah, aku ikut apa yang Dad katakan,” Juber menganggukkan kepalanya langsung, Kath tertawa. Ponsel Kath bergetar di tangannya, langsung saja ia melihat layarnya, sebuah pesan singkat dari ibunya. Kath, kau dimana?
            “Dari siapa?” Suara Aaron mengejutkan Kath setengah mati.

***

           
            “Dari siapa?” Suara Aaron mengejutkan Kath yang baru saja melihat pesan singkat dari ibunya. Tubuh Kath bergetar karena mendengar suara Aaron yang dingin serta mencekam. Ia membalikkan tubuhnya, melihat Aaron yang raut wajahnya terlihat curiga. Kath terdiam sebentar lalu ia memberikan ponselnya pada Aaron. Well, memang dari ibu Kath. Tertulis di sana nama kontak ‘Mom’ saat Kath menerima pesan itu. Mengapa Kath bisa menerima pesan singkat dari ibunya sedangkan ponsel Selena berada di dalam tenda? Padahal pagi tadi Aaron sudah menghubungi Selena dan hanya terhubung pada ponsel yang berada di dalam tenda Selena. Mungkin nomornya yang lain. Lalu, mengapa Kath tidak memberitahu tentang nomor telepon ibunya pada Aaron? Kecurigaan Aaron semakin besar pada Kath kalau selama ini Kath merencanakan niat jahat pada keluarga Bieber. Baru saja Aaron ingin menuduh Kath, suara Zeith dari belakang Aaron terdengar. Ia berteriak memanggil Aaron lalu berlari kecil.
            Jonathan dan si kembar ternyata mengikuti Zeith dan anaknya. Si kembar tampak kelalahan, Jonathan masih tetap sehat dan siaga, padahal mereka semua belum sarapan, kecuali Juber. Alexis keluar dari tendanya untuk melihat senternya, ternyata memang kedua senter yang ia bawa sudah tidak ada. Justin membawanya keluar. Kemana suaminya? Mengapa bisa-bisanya Justin meninggalkan Alexis? Apalagi ia pergi bersama dengan mantan istrinya. Alexis berusaha untuk tetap tegar.
            “Ada perkemahan lain yang tidak jauh dari sini,” jelas Jonathan menyeka keringatnya. “Dan aku melihat satu senter milik Dad terjatuh di sana. Sial, Mom, apa kau ingin aku membunuh Dad jika aku menemukannya?” Jonathan menoleh pada Alexis yang belum tahu menahu apa yang sedang terjadi. Alexis menelan ludah. Mengapa anak-anak lelakinya selalu berpikiran untuk membunuh Justin? Pundak Alexis menurun, ia menggeleng kepala. Tidak, ia tidak ingin anak-anaknya membunuh ayahnya sendiri.
            “Dad menghilang Jonathan. Lupakan niatanmu untuk membunuh Dad, kau menyulitkan keadaan,”
            “Aku menyulitkan keadaan? Jika kemarin Mom membiarkanku membunuh Dad, sudah pasti kita tidak akan mengalami kejadian ini! Ia menghilang bersama dengan ibu wanita jalang itu!” Bentak Jonathan menunjuk Kath. Juber yang sedang membakar marshmallow-nya langsung menoleh melihat Jonathan yang membentak calon ibunya. Segera saja alat tusuk marshmallow Juber dilemparkan pada Jonathan dan meleset.
            “Juber!” Alexis tidak percaya dengan apa yang Juber lakukan.
            “Dia meneriaki Kathy, aku tidak suka,” Juber melipat kedua tangannya di depan dada dengan bibir yang cemberut. Ia bahkan mempunyai nama panggilan untuk Kath. Lalu Juber membuang wajah dari neneknya ataupun Jonathan. Aaron hanya menggelengkan kepala, ia sudah pusing. Kepalanya hampir pecah karena masalah ini kembali terjadi. Ia kehilangan salah satu anggota keluarganya. Tidak cukupkah hanya Alice yang diculik? Mengapa ayahnya juga harus merasakan hal yang sama? Atau mungkin sekarang ayahnya sudah mati di tangan ibu Kath? Sekarang satu-satunya orang yang dapat ditanyakan adalah Kath. Kath bekerja sama dengan ibunya! Itu sudah pasti. Sudah jelas! Mengapa ibunya harus mengirim pesan Kath dimana kau? dan ibunya tentu tahu sendiri anaknya berada di perkemahan. Atau di tempat lain, tempat pertemuan mereka.  
            Jonathan hanya terdiam di tempatnya. Tangannya gatal sekali ingin memukul seseorang. Sebenarnya, ia memang terkenal di sekolah dalam hal memukul orang dan menggoda teman-teman sekelasnya, meskipun ia pendiam di rumah. Dan sekarang, tangannya yang gatal harus ia garuk sendiri tanpa harus memukul orang hanya karena ibunya melarang Jonathan untuk meninju atau membunuh ayahnya. Kath terpaksa harus menelan ludah atas hinaan yang Jonathan lontarkan. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa ia harus dipanggil jalang oleh Jonathan ataupun Grace. Padahal ia tidak memiliki kesalahan apa pun pada keluarga Bieber. Bahkan sekarang tampaknya Aaron tidak berada dalam pihaknya. Mungkin Aaron memang belum bisa mencintainya. Setidaknya mereka sedang mencoba. Dan Kath harap berhasil. Jika tidak, terpaksa Kath harus pergi dari Atlanta ke luar negeri untuk menjauh dari kehidupan lamanya.
            “Kurasa Justin diculik. Untuk apa perkemahan itu ada? Dan mengapa senter itu ada di dalam perkemahan itu? Kemungkinan besar Selena juga ikut diculik, tapi kita tidak tahu siapa,”
            “Tidak, Selena tidak diculik,” Aaron membantah ucapan Zeith. Matanya segera jatuh pada Kath, tatapan matanya menuduh. Kath terbatuk satu kali. Tubuhnya semakin menggigil ketika tatapan Aaron yang dingin sekaligus menuduh itu dijatuhkan padanya. Ia ketakutan. “Katakan pada kami, Kath. Dimana ibumu menyembunyikan ayahku?”
            Kath tersentak. Juber dari belakang mulai menyentuh lengan Kath, seolah-olah ia akan melindungi Kath. Percakapan selama tiga jam yang mereka miliki sepertinya berhasil membuat Juber terpukau pada Kath dan nyaman berada di dekat Kath. Juber memilih Kath untuk menjadi ibunya. Kath menarik nafas, kepalanya tergeleng.
            “Apa yang kaumaksud? Ibuku menyembunyikan ayahmu? Kau pikir hanya kau yang mengkhawatirkan ayahmu? Aku juga mengkhawatirkan ibuku! Aku tidak mengiriminya pesan karena kupikir kau sudah menghubunginya dan ponselnya berada di tenda,” jelas Kath tidak percaya Aaron akan bertanya seperti itu. Tidak mungkin Kath ikut bekerja sama dengan ibunya untuk alasan yang tak jelas. Lagi pula, untuk apa ibunya menculik Justin? Aaron terkekeh, ia tidak percaya Kath bisa pintar berakting. Well, ternyata latihan berciuman dengan pria asing itu tidak sia-sia. Kath bahkan bisa menjadi artis Hollywood sekarang! Alexis yang melihat pertengkaran ini mulai melangkah menengahi mereka. Seketika itu juga Aaron menunjuk Kath.
            “Kau bekerja sama dengan ibumu agar kalian berdua dapat menculik ayahku dan menyiksanya! Bagimana bisa aku terpikat padamu? Demi Tuhan aku benar-benar bodoh karena telah memilihmu sebagai kekasih! Bahkan tidur denganmu selama dua malam ini tidak membuatku tidak memikirkan Grace. Tidak ada perubahan. Well, baguslah karena aku tidak perlu sakit hati saat memutuskanmu hari ini,”
            “Aaron!” Alexis menyanggah. Air mata Kath mulai mengumpul dan menetes begitu saja di pipinya. Juber terdiam, ia memeluk erat lengan Kath agar Kath tidak pergi. Jonathan bertepuk tangan dalam hati sedangkan si kembar tidak mendukung siapa pun. Mereka tidak begitu memikirkan hubungan kakak-kakaknya yang konyol itu. Yang terpenting dari segalanya adalah mereka kembar dan mereka bangga. “Kau tidak perlu—“
            “Mrs.Bieber, tidak apa-apa,” Kath berbicara dengan suara yang cukup keras sekarang. “Setidaknya Aaron memperjelas segalanya. Tapi demi apa pun, Aaron, kau pria pertama yang membuatku jatuh cinta setengah mati sampai aku terpaksa harus menjauhimu agar aku tidak merasakan hal yang sekarang kurasakan. Well, ternyata aku tidak bisa. Kau benar tentang kebodohanmu telah memilihku sebagai kekasih, begitupun aku. Dan tuduhanmu tentang aku dan ibuku bekerja sama, itu sangat salah. Aku tidak pernah ada niatan untuk mencelakai keluarga Bieber. Bahkan aku tidak tahu mengapa ibuku menculik ayahmu, itu tidak masuk akal. Entah apa masa lalunya bersama dengan ayahmu sampai membuat…” Kath menarik nafasnya. Ia tak sanggup berbicara. Kepalanya benar-benar pening dan ia belum sarapan. Tubuhnya letih. Mungkin ini adalah alasan mengapa ayahnya tidak ingin Kath pergi ke gunung, tubuh Kath tidak bisa beradaptasi dengan gunung.
            “Lalu mengapa ibumu mengirim pesan seperti itu? Mengapa ia menanyakan keberadaanmu sekarang? Apa maksudnya? Ia tidak akan mengirimi pesan seperti itu jika kau dan ia tidak bekerja sama. Akuilah, Kath. Jangan membuat kesabaranku hilang,” ucap Aaron. “Juber, kemarilah,” perintah Aaron pada Juber yang masih memeluk lengan Kath. Tidak ingin ayahnya marahi, Juber melepaskan pelukannya pada Kath lalu melangkah ke arah ayahnya. Namun Alexis yang menahannya di tengah-tengah jalan lalu menggendongnya.
            “Aku juga tidak mengerti apa maksudnya! Mengapa jika aku bekerja sama dengan ibuku, aku tidak kabur saja dari tadi dan meninggalkan Juber? Demi Tuhan, aku benar-benar tidak tahu apa yang ibuku rencanakan.” Kath tidak tahu apa yang harus ia katakan selanjutnya. Ia memang tidak tahu apa-apa tentang rencana ibunya yang akan menculik Mr.Bieber. Memangnya kenapa bisa ibu Kath menculik ayah Aaron? Apa alasannya? Alexis terdiam, ia menoleh pada Kath.
            “Kurasa kau sudah tahu kalau ibumu adalah mantan istri dari ayah Aaron. Mungkin ia dendam pada Justin karena dulu ia pernah disakiti oleh Justin. Atau ia tidak terima dengan perlakuan Justin. Tetapi, Kath, jika kau memang benar-benar tahu dimana keberadaan ibumu, tolong beritahu kami. Kita tentu tidak mau ada hal yang buruk terjadi pada Mr.Bieber,”
            “Aku mengerti, Mrs.Bieber. Tapi percaya padaku, aku tidak bekerja sama dengan ibuku,”
            “Aku percaya.” Alexis menganggukkan kepalanya satu kali. Jonathan tergelak satu kali dari belakang, menghina Kath yang sepertinya mengatakan bualan. Kath tidak ingin melirik Jonathan karena ia merasa benar-benar hina di hadapan anak itu, entah mengapa. Aaron masih tetap pada pendiriannya, ia masih merasa Kath bekerja sama dengan ibunya. Ia menendang kaleng yang berada di depan kakinya hingga masuk ke dalam perapian kecil milik Juber hingga apinya padam. Juber melenguh. Grace, Michael dan Brad muncul begitu saja saat keadaan benar-benar canggung. Mereka memerhatikan Kath dan Aaron yang tampaknya bertengkar, Alexis duduk bersama dengan Juber dengan raut wajah pasrah.
            Kath memandang Juber yang bersandar di dada Alexis. Ia menatapi tanah yang tak berumput ini dengan tatapan kosong.            Entah apa yang Kath pikirkan dulu sewaktu ia masih kecil dan mengatakan pada ayahnya kalau ia ingin cepat-cepat dewasa. Menjadi dewasa ternyata tidak sama sekali menyenangkan. Bagaimana mungkin kertas-kertas yang ada di hadapannya waktu bisa mengantarkannya pada musibah seperti ini? Ia harus menyusun mereka secara terurut untuk dimasukkan ke dalam map dan harus mengetik dokumen yang lain. Mungkin memang menyenangkan memiliki uang yang banyak. Tapi percayalah dibalik uang yang banyak, terdapat tanggung jawab besar. Dan ia tidak bisa menyalahkan siapa pun untuk bertumbuh menjadi dewasa. Kath hanya harus menjalaninya sebagaimana mestinya. Kath masih ingat benar pemikirannya sehari sebelum ia bertemu dengan Aaron. Betapa ia tidak suka menjadi seorang dewasa. Harapan Kath sekarang adalah Juber tetap terus menjadi anak kecil yang menyenangkan agar ia tidak merasakan hal-hal berat seperti yang Kath hadapi.
            Ponsel Kath berdering, membuat semua yang ada di perkemahan terkejut. ‘Mom’ di situlah tertulis nama penelepon.
            “Ibumu. Apa pun yang ia katakan, kau harus bisa membuat kami tahu dimana keberadaan ayahku,” tukas Aaron. Segera saja Aaron mengangkatnya, ia menekan pengeras suara.
            “Kath, demi Tuhan, Mom sudah berkali-kali mengirimi pesan untuk pergi dari perkemahan namun tak terkirim-kirim padamu! Kau harus pergi dari tempat itu sekarang juga, sayang. Aaron akan membunuhmu sebentar lagi, atau mungkin Grace, siapa pun itu. Mom akan memberitahumu dimana Mom berada sekarang, jadi, cepat turun dari gunung–Kath, kau masih ada di sana bukan?”
            “Yeah, aku sedang berada jauh dari mereka, Mom. Tapi aku tidak tahu dimana aku harus melewati jalan turun. Aku takut,” bisik Kath berpura-pura. Aaron tersenyum karena Kath pintar sekali berakting. Didengarnya Selena lalu ia mulai membalas kembali.
            “Berjalanlah lurus setelah kau melewati tenda dari ibu Aaron, kau hanya perlu melangkah lurus setelah itu kau pasti akan mendapatkan perkemahan. Orang bawahan Mom ada di sana tadi malam namun kami sudah pergi. Dari sana kau turun karena kami sudah menandai jalan-jalannya agar kau mudah turun,”
            “Baiklah, Mom.”
            “Pergilah sendirian. Jangan takut. Aku mencintaimu. Jika kau sudah sampai di vila, Mom sudah menyiapkan mobil serta kunci di dalamnya, pintunya tak kukunci. Setelah itu hubungi Mom. Hati-hati sayang,”
            “Ya, Mom.” Selesai. Percakapan itu selesai sudah. Aaron tersenyum lalu ia menarik tangan Kath secara paksa hingga Kath harus mengerang kesakitan. “Aaron,”
            “Aaron!” Alexis menegur Aaron, namun kali ini Aaron tidak mendengarnya.
            “Kita harus turun sekarang.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar