***
Alexis membuka matanya ketika ada
sebuah tangan yang memukul-mukul pinggangnya. Alexis mengerang sebentar lalu ia
membalikkan tubuhnya. Saat ia membuka matanya, ternyata Juber yang
memukul-mukul pinggangnya tadi. Anak kecil itu sudah memeluk perut neneknya dan
menyandarkan kepala di atasnya. Alexis tersenyum lalu ia mengelus kepala
cucunya.
“Tidak ada Grandpa,” bisik Juber
dengan suara yang kecil. Raut wajah Alexis langsung panik begitu saja. Tidak
ada Justin? Bukankah tadi malam ia ada di sebelah Alexis? Pelan-pelan Alexis
mengangkat kepala Juber. Alexis segera mengambil ikat rambut yang ia simpan di
dalam kantong jaket yang ia kenakan lalu mengikatnya menjadi satu ikatan. Juber
memerhatikan neneknya sambil tersenyum. Ternyata alasan Juber memukul Alexis
hanya dengan satu tangan adalah karena tangannya yang lain sudah memegang
marshmallow yang masih tersisa.
“Dimana Grandpa?” Tanya Alexis
mengusap-usap wajahnya. Juber mengedik bahu. Juber sudah memberitahu neneknya
tadi, jadi mengapa neneknya kembali bertanya? Alexis mengelus kepala Juber
kembali, anak ini tidak mengenakan kupluk di kepalanya. Didengarnya suara
ribut-ribut dari luar, itu membuat Alexis langsung merangkak menuju pintu
tenda. Ia mengeluarkan kepalanya saja, lalu ia melihat Grace dan Aaron sedang
berhadapan. Zeith berada di tengah-tengah. “Ayo keluar,” ajak Alexis menyuruh
Juber untuk keluar lebih dulu. Grace mulai berteriak pada Aaron hingga Zeith
mundur beberapa langkah. Aaron hampir menampar pipi Grace jika tidak ada
Michael yang menghalangi Aaron. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Kath berada
di belakang Aaron, ia terduduk di salah satu batang pohon dengan keadaan yang
tidak sehat. Wajahnya terlihat pucat, bibirnya berwarna putih dan matanya
berair. Alexis dapat melihat tubuh Kath yang bergetar, ia benar-benar kelihatan
tidak sehat.
“Apa-apaan yang terjadi?” Alexis
muncul. Juber sudah berlari menuju Kath lalu memeluk lengan Kath yang Kath
langsung balas peluk. Aaron dan Grace menoleh pada ibunya.
“Dad tidak ada. Begitupun dengan
Selena,”
“Selena kemarin ada di sebelahku,
demi Tuhan!” Brad berujar dari balik tubuh Grace. Aaron memejamkan matanya
sejenak, ia kelihatan berusaha untuk menahan amarahnya. Sepertinya Kath akan
benar-benar malu akan apa yang ibunya perbuat. Kath padahal baru saja menikmati
dua malam bersama Aaron, mengapa ia tidak bisa menikmatinya lebih lama lagi?
Sebentar lagi Kath harus menghadapi caci maki karena tingkah ibunya. Mengapa
ibunya bisa menghilang bersama dengan Justin? Ibunya tidak membawa ponsel, begitu juga dengan Justin. Alexis menarik
nafasnya dalam-dalam agar ia bisa lebih tenang.
“Aku tidak mengerti.” Tiga kata itu
yang meluncur dari mulutnya.
“Mereka menghilang Mom! Bagaimana
kau tidak bisa mengerti? Dad dan Selena menghilang! Mereka tidak ada di tenda.
Mereka tidak membawa ponsel. Dan mereka menghilang sejak malam,” Grace
berteriak.
“Mungkin hantu yang mencuri mereka,”
Moon dengan santai berbicara di atas batang pohon, ia duduk bersebelahan dengan
Mozzy. Jonathan hanya terkekeh sambil kepalanya tergeleng, cukup bodoh untuk
berpikir tentang hantu di hutan. Tidak ada yang menanggapinya, termasuk Juber.
Alexis menghela nafas. Apakah ada hal yang lebih buruk lagi lebih daripada ini?
Justin dan Selena menghilang bersama-sama! Bagaimana bisa Alexis tidak berpikir
negatif?
“Kurasa kita harus mencari mereka
sekarang,” ucap Alexis. “Brad dan Michael pergi ke arah sana. Grace—“
“Aku ingin bersama dengan Michael!”
Tukas Grace langsung meraih lengan Michael. Aaron yang melihatnya langsung
menatap tajam Grace, bibirnya menipis.
“Grace, jangan mempersulit keadaan,”
ucap Aaron tidak suka.
“Tidak apa-apa. Pergilah dengan
mereka. Sekarang.” Alexis memberi izin. Raut wajah Aaron berubah menjadi
terkejut. Kath terbatuk-batuk di belakang, ia kelihatan sangat kurang sehat.
“Zeith, kau dan anakmu pergi ke arah lain. Aaron, kau dengan Mom.”
“Bagaimana dengan Kath?” Tanya Grace
yang masih berada di tempatnya. Alexis menoleh pada Kath yang mengelus kepala
Juber sambil tersenyum lemah, namun ia langsung menoleh pada Grace karena
namanya disebut. Alexis tidak mungkin membuat keadaan Kath lebih buruk lagi. Ia
akan berada di sini dengan Juber. Juber tidak boleh ikut, tentu saja.
“Dia akan tetap berada di sini, ia
kelihatan kurang sehat,” Aaron yang berbicara kali ini. Alexis mengangguk
setuju.
“Kalian semua harus kembali jam 3
sore nanti. Jika kita masih belum menemukannya, terpaksa kita harus turun
kembali,” ucap Alexis. Kath hanya terdiam dalam malu. Jika ibunya tidak ikut ke
sini, sudah pasti tidak akan masalah. Mana Kath tahu kalau Justin adalah mantan
suaminya. Ini semua benar-benar di luar dugaan Kath. Ia merasa mual. Pantas
saja ibunya bersikeras agar Kath bersama dengan Aaron, itu agar ia bisa bertemu
dengan Justin lagi. Kath tidak pernah menduga itu. Dan sekarang ibunya
menghilang bersama dengan mantan suaminya. Sedihnya lagi, istrinya sekarang
malah mengkhawatirkan keadaan Kath. Bukankah Alexis adalah malaikat? Alexis
sudah tahu kalau Kath adalah anak dari Selena. Bisa saja sekarang Alexis
memaki-maki Selena pada Kath dan menghina Kath sekarang, tetapi ternyata ibu
yang sudah tua itu tidak memusingkannya. Ia masih memiliki hati.
Grace mengangguk kepala. Michael
meraup pundak Grace agar mereka mulai berangkat. Brad sudah berjalan lebih
dulu. Begitupun dengan Zeith dan anaknya yang sudah berjalan ke arah lain.
“Juber, sayang, kau tetap di sini
bersama dengan Kath. Jaga Kath baik-baik. Jangan sampai Dinosaurus memakannya,”
ucap Alexis menyentuh pundak Juber. Juber
langsung menganggukkan kepalanya penuh percaya diri. Tentu saja Juber
akan melindungi Kath dari Dinosaurus yang jahat!
“Yeah, atau T-Rex.” Aaron
menambahkannya. “Baiklah, Mom. Ayo kita pergi.”
***
“Ini senterku,” ucap Alexis
menemukan sebuah senter saat ia menuruni gunung yang jaraknya cukup jauh dari
perkemahan. Tetapi mereka juga tidak mencapai kaki gunung, tidak mungkin.
Tangannya mengambil senter itu lalu mulai menyalakannya. Tetapi tidak menyala.
Kacanya sudah pecah. “Dia pergi tadi malam bersama Selena,”
“Ya, tapi mengapa?” Tanya Aaron
bersandar di sebuah pohon. Alexis mendesah. Ia tidak tahu apa maksud Justin
melakukan hal ini apa. Entah apa ia ingin membuat Alexis cemburu atau sakit
hati. Kedua pilihan itu benar-benar tidak bagus untuk dipilih. Dan caranya
untuk membuat Alexis sakit hati atau cemburu benar-benar murahan. Mengapa ia
tidak langsung tidur bersama dengan Selena di depan mata Alexis saja? Kalau perlu
bawa semua mantan-mantan istrinya dan tiduri mereka satu per satu di hadapan
Alexis agar Alexis tidak sakit hati setengah-setengah seperti ini.
“Apa kau sudah mendapatkan sinyal?”
Tanya Alexis. Aaron yang memegang ponselnya, lalu ia menggeleng kepala.
“Mungkin kita harus turun sedikit lagi,” bisik Alexis membuang senter itu.
Tidak ada gunanya ia menyimpan senter sialan bekas jalan-jalan suaminya dengan
mantan istrinya.
“Mom, sekarang hanya kita berdua.
Sekarang, beritahu aku bagaimana perasaanmu kemarin. Aku hampir melemparkan
tinjuanku pada Dad,” ucap Aaron tidak bangkit dari pohon. Alexis memunggungi
Aaron, ia menatapi pepohonan di bawahnya. Bibirnya menipis, ia menelan ludah
sebisa mungkin. Ia butuh air, untungnya Aaron membawa satu botol air.
“Kau sudah tahu bagaimana perasaan
Mom, Aaron. Mom tidak baik-baik saja,”
“Mom ingin aku membunuh Dad? Aku
bisa melakukannya jika Mom mau,” ucap Aaron sama seperti Jonathan tadi malam.
Mereka berdua tidak ada bedanya. Sama-sama mencintai Alexis lebih dari mereka
mencintai diri mereka sendiri. Alexis terkekeh. Tidak mungkin Alexis setega itu
pada suaminya sendiri. Bagaimana pun Justin adalah suaminya dan ia adalah cat
warna yang mewarnai selembar kertas lukisan milik Alexis. Hidupnya lebih baik
bersama dengan Justin.
“Mom tidak ingin mati menyedihkan
hanya karena kau membunuh Dad,”
“Tapi dia menyakitimu, Mom!”
“Dia tidak bermaksud menyakitiku.
Mom rasa Mom yang berlebihan. Seharusnya …Mom tidak menuduh Dad. Ia tidak suka
dituduh yang bukan dirinya yang melakukan. Dia memang tidak berselingkuh,
tetapi kau tahu Mom bagaimana. Mom mudah cemburu, sama seperti Dad saat Mom
bersama dengan Brad. Memang seperti ini rasanya. Mom tahu dia tidak—“
“Apa Mom tidak berpikir kalau Selena
dan Kath-lah yang membuat rencana untuk menculit Dad? Maksudku, aku trauma
dengan kejadian Alice. Sialan,” Aaron mengumpat. Alexis menggelengkan
kepalanya. Tidak mungkin Kath membuat hal-hal yang tidak masuk akal seperti
ini. Lagi pula, apa tujuannya melakukan ini? Ia belum pernah bertemu dengan
Justin.
“Tidak mungkin. Mengapa kau berani
berpikir seperi itu pada pacarmu sendiri?”
“Logika, Mom. Mereka adalah ibu dan
anak. Selena ingin aku dekat dengan Kath. Dan Kath menginginkanku. Bukankah
tujuannya adalah ingin mendekati Dad dan menjatuhkannya? Selena mantan istri
Dad bukan? Peluang untuk membalas dendam adalah satu. Terlebih lagi Dad ..Mom
tahu sendiri bagaimana ia dulu,” ucap Aaron santai. Mungkin jika Kath berada di
tempat, ia akan menangis karena pacarnya sendiri yang menuduhnya sebagai
tersangka utama. Alexis berpikir sebentar lalu ia menggeleng. “Dan lagi pula,
mengapa ia bisa sakit tepat ketika ibunya menghilang bersama Dad? Mungkin
sekarang ia kabur dari perkemahan,”
“Tidak mungkin. Ayo kita turun
sampai kau mendapatkan sinyal. Kita harus berada di perkemahan sebelum jam 3.”
Kath mendapatkan sinyal. Ia sedang
memerhatikan Juber yang membakar marshmallow-nya dengan api lalu Juber berucap.
“Aku suka kau, Kath. Aku ingin kau menjadi Mommy,”
“Menurutmu itu ide yang bagus, huh?”
Tanya Kath terkekeh pelan. Secercah harapan muncul begitu saja saat Juber
berkata seperti itu. Juber mengangguk.
“Kata Dad, kau seksi,” ucap Juber
tanpa menatap Kath.
“Menurutmu juga begitu?” Tanya Kath.
“Yeah, aku ikut apa yang Dad
katakan,” Juber menganggukkan kepalanya langsung, Kath tertawa. Ponsel Kath
bergetar di tangannya, langsung saja ia melihat layarnya, sebuah pesan singkat
dari ibunya. Kath, kau dimana?
“Dari siapa?” Suara Aaron
mengejutkan Kath setengah mati.
***
“Dari siapa?” Suara Aaron
mengejutkan Kath yang baru saja melihat pesan singkat dari ibunya. Tubuh Kath
bergetar karena mendengar suara Aaron yang dingin serta mencekam. Ia
membalikkan tubuhnya, melihat Aaron yang raut wajahnya terlihat curiga. Kath
terdiam sebentar lalu ia memberikan ponselnya pada Aaron. Well, memang dari ibu
Kath. Tertulis di sana nama kontak ‘Mom’ saat Kath menerima pesan itu. Mengapa
Kath bisa menerima pesan singkat dari ibunya sedangkan ponsel Selena berada di
dalam tenda? Padahal pagi tadi Aaron sudah menghubungi Selena dan hanya
terhubung pada ponsel yang berada di dalam tenda Selena. Mungkin nomornya yang
lain. Lalu, mengapa Kath tidak memberitahu tentang nomor telepon ibunya pada
Aaron? Kecurigaan Aaron semakin besar pada Kath kalau selama ini Kath merencanakan
niat jahat pada keluarga Bieber. Baru saja Aaron ingin menuduh Kath, suara
Zeith dari belakang Aaron terdengar. Ia berteriak memanggil Aaron lalu berlari
kecil.
Jonathan dan si kembar ternyata
mengikuti Zeith dan anaknya. Si kembar tampak kelalahan, Jonathan masih tetap
sehat dan siaga, padahal mereka semua belum sarapan, kecuali Juber. Alexis
keluar dari tendanya untuk melihat senternya, ternyata memang kedua senter yang
ia bawa sudah tidak ada. Justin membawanya keluar. Kemana suaminya? Mengapa
bisa-bisanya Justin meninggalkan Alexis? Apalagi ia pergi bersama dengan mantan
istrinya. Alexis berusaha untuk tetap tegar.
“Ada perkemahan lain yang tidak jauh
dari sini,” jelas Jonathan menyeka keringatnya. “Dan aku melihat satu senter
milik Dad terjatuh di sana. Sial, Mom, apa kau ingin aku membunuh Dad jika aku
menemukannya?” Jonathan menoleh pada Alexis yang belum tahu menahu apa yang
sedang terjadi. Alexis menelan ludah. Mengapa anak-anak lelakinya selalu
berpikiran untuk membunuh Justin? Pundak Alexis menurun, ia menggeleng kepala.
Tidak, ia tidak ingin anak-anaknya membunuh ayahnya sendiri.
“Dad menghilang Jonathan. Lupakan
niatanmu untuk membunuh Dad, kau menyulitkan keadaan,”
“Aku menyulitkan keadaan? Jika
kemarin Mom membiarkanku membunuh Dad, sudah pasti kita tidak akan mengalami
kejadian ini! Ia menghilang bersama dengan ibu wanita jalang itu!” Bentak
Jonathan menunjuk Kath. Juber yang sedang membakar marshmallow-nya langsung
menoleh melihat Jonathan yang membentak calon ibunya. Segera saja alat tusuk
marshmallow Juber dilemparkan pada Jonathan dan meleset.
“Juber!” Alexis tidak percaya dengan
apa yang Juber lakukan.
“Dia meneriaki Kathy, aku tidak
suka,” Juber melipat kedua tangannya di depan dada dengan bibir yang cemberut.
Ia bahkan mempunyai nama panggilan untuk Kath. Lalu Juber membuang wajah dari
neneknya ataupun Jonathan. Aaron hanya menggelengkan kepala, ia sudah pusing.
Kepalanya hampir pecah karena masalah ini kembali terjadi. Ia kehilangan salah
satu anggota keluarganya. Tidak cukupkah hanya Alice yang diculik? Mengapa
ayahnya juga harus merasakan hal yang sama? Atau mungkin sekarang ayahnya sudah
mati di tangan ibu Kath? Sekarang satu-satunya orang yang dapat ditanyakan
adalah Kath. Kath bekerja sama dengan ibunya! Itu sudah pasti. Sudah jelas!
Mengapa ibunya harus mengirim pesan Kath
dimana kau? dan ibunya tentu tahu
sendiri anaknya berada di perkemahan. Atau di tempat lain, tempat pertemuan
mereka.
Jonathan hanya terdiam di tempatnya.
Tangannya gatal sekali ingin memukul seseorang. Sebenarnya, ia memang terkenal
di sekolah dalam hal memukul orang dan menggoda teman-teman sekelasnya,
meskipun ia pendiam di rumah. Dan sekarang, tangannya yang gatal harus ia garuk
sendiri tanpa harus memukul orang hanya karena ibunya melarang Jonathan untuk
meninju atau membunuh ayahnya. Kath terpaksa harus menelan ludah atas hinaan
yang Jonathan lontarkan. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa ia harus
dipanggil jalang oleh Jonathan ataupun Grace. Padahal ia tidak memiliki
kesalahan apa pun pada keluarga Bieber. Bahkan sekarang tampaknya Aaron tidak
berada dalam pihaknya. Mungkin Aaron memang belum
bisa mencintainya. Setidaknya mereka sedang mencoba. Dan Kath harap berhasil.
Jika tidak, terpaksa Kath harus pergi dari Atlanta ke luar negeri untuk menjauh
dari kehidupan lamanya.
“Kurasa Justin diculik. Untuk apa
perkemahan itu ada? Dan mengapa senter itu ada di dalam perkemahan itu?
Kemungkinan besar Selena juga ikut diculik, tapi kita tidak tahu siapa,”
“Tidak, Selena tidak diculik,” Aaron
membantah ucapan Zeith. Matanya segera jatuh pada Kath, tatapan matanya
menuduh. Kath terbatuk satu kali. Tubuhnya semakin menggigil ketika tatapan
Aaron yang dingin sekaligus menuduh itu dijatuhkan padanya. Ia ketakutan.
“Katakan pada kami, Kath. Dimana ibumu menyembunyikan ayahku?”
Kath tersentak. Juber dari belakang
mulai menyentuh lengan Kath, seolah-olah ia akan melindungi Kath. Percakapan
selama tiga jam yang mereka miliki sepertinya berhasil membuat Juber terpukau
pada Kath dan nyaman berada di dekat Kath. Juber memilih Kath untuk menjadi
ibunya. Kath menarik nafas, kepalanya tergeleng.
“Apa yang kaumaksud? Ibuku
menyembunyikan ayahmu? Kau pikir hanya kau yang mengkhawatirkan ayahmu? Aku
juga mengkhawatirkan ibuku! Aku tidak mengiriminya pesan karena kupikir kau
sudah menghubunginya dan ponselnya berada di tenda,” jelas Kath tidak percaya
Aaron akan bertanya seperti itu. Tidak mungkin Kath ikut bekerja sama dengan
ibunya untuk alasan yang tak jelas. Lagi pula, untuk apa ibunya menculik
Justin? Aaron terkekeh, ia tidak percaya Kath bisa pintar berakting. Well,
ternyata latihan berciuman dengan pria asing itu tidak sia-sia. Kath bahkan
bisa menjadi artis Hollywood sekarang! Alexis yang melihat pertengkaran ini
mulai melangkah menengahi mereka. Seketika itu juga Aaron menunjuk Kath.
“Kau bekerja sama dengan ibumu agar
kalian berdua dapat menculik ayahku dan menyiksanya! Bagimana bisa aku terpikat
padamu? Demi Tuhan aku benar-benar bodoh karena telah memilihmu sebagai
kekasih! Bahkan tidur denganmu selama dua malam ini tidak membuatku tidak
memikirkan Grace. Tidak ada perubahan. Well, baguslah karena aku tidak perlu
sakit hati saat memutuskanmu hari ini,”
“Aaron!” Alexis menyanggah. Air mata
Kath mulai mengumpul dan menetes begitu saja di pipinya. Juber terdiam, ia
memeluk erat lengan Kath agar Kath tidak pergi. Jonathan bertepuk tangan dalam
hati sedangkan si kembar tidak mendukung siapa pun. Mereka tidak begitu
memikirkan hubungan kakak-kakaknya yang konyol itu. Yang terpenting dari
segalanya adalah mereka kembar dan mereka bangga. “Kau tidak perlu—“
“Mrs.Bieber, tidak apa-apa,” Kath
berbicara dengan suara yang cukup keras sekarang. “Setidaknya Aaron memperjelas
segalanya. Tapi demi apa pun, Aaron, kau pria pertama yang membuatku jatuh
cinta setengah mati sampai aku terpaksa harus menjauhimu agar aku tidak
merasakan hal yang sekarang kurasakan. Well, ternyata aku tidak bisa. Kau benar
tentang kebodohanmu telah memilihku sebagai kekasih, begitupun aku. Dan
tuduhanmu tentang aku dan ibuku bekerja sama, itu sangat salah. Aku tidak
pernah ada niatan untuk mencelakai keluarga Bieber. Bahkan aku tidak tahu
mengapa ibuku menculik ayahmu, itu tidak masuk akal. Entah apa masa lalunya
bersama dengan ayahmu sampai membuat…” Kath menarik nafasnya. Ia tak sanggup
berbicara. Kepalanya benar-benar pening dan ia belum sarapan. Tubuhnya letih.
Mungkin ini adalah alasan mengapa ayahnya tidak ingin Kath pergi ke gunung,
tubuh Kath tidak bisa beradaptasi dengan gunung.
“Lalu mengapa ibumu mengirim pesan
seperti itu? Mengapa ia menanyakan keberadaanmu sekarang? Apa maksudnya? Ia
tidak akan mengirimi pesan seperti itu jika kau dan ia tidak bekerja sama.
Akuilah, Kath. Jangan membuat kesabaranku hilang,” ucap Aaron. “Juber,
kemarilah,” perintah Aaron pada Juber yang masih memeluk lengan Kath. Tidak
ingin ayahnya marahi, Juber melepaskan pelukannya pada Kath lalu melangkah ke
arah ayahnya. Namun Alexis yang menahannya di tengah-tengah jalan lalu
menggendongnya.
“Aku juga tidak mengerti apa
maksudnya! Mengapa jika aku bekerja sama dengan ibuku, aku tidak kabur saja
dari tadi dan meninggalkan Juber? Demi Tuhan, aku benar-benar tidak tahu apa
yang ibuku rencanakan.” Kath tidak tahu apa yang harus ia katakan selanjutnya.
Ia memang tidak tahu apa-apa tentang rencana ibunya yang akan menculik
Mr.Bieber. Memangnya kenapa bisa ibu Kath menculik ayah Aaron? Apa alasannya?
Alexis terdiam, ia menoleh pada Kath.
“Kurasa kau sudah tahu kalau ibumu
adalah mantan istri dari ayah Aaron. Mungkin ia dendam pada Justin karena dulu
ia pernah disakiti oleh Justin. Atau ia tidak terima dengan perlakuan Justin.
Tetapi, Kath, jika kau memang benar-benar tahu dimana keberadaan ibumu, tolong
beritahu kami. Kita tentu tidak mau ada hal yang buruk terjadi pada Mr.Bieber,”
“Aku mengerti, Mrs.Bieber. Tapi
percaya padaku, aku tidak bekerja sama dengan ibuku,”
“Aku percaya.” Alexis menganggukkan
kepalanya satu kali. Jonathan tergelak satu kali dari belakang, menghina Kath
yang sepertinya mengatakan bualan. Kath tidak ingin melirik Jonathan karena ia
merasa benar-benar hina di hadapan anak itu, entah mengapa. Aaron masih tetap
pada pendiriannya, ia masih merasa Kath bekerja sama dengan ibunya. Ia
menendang kaleng yang berada di depan kakinya hingga masuk ke dalam perapian
kecil milik Juber hingga apinya padam. Juber melenguh. Grace, Michael dan Brad
muncul begitu saja saat keadaan benar-benar canggung. Mereka memerhatikan Kath
dan Aaron yang tampaknya bertengkar, Alexis duduk bersama dengan Juber dengan
raut wajah pasrah.
Kath memandang Juber yang bersandar
di dada Alexis. Ia menatapi tanah yang tak berumput ini dengan tatapan kosong. Entah apa yang Kath pikirkan dulu
sewaktu ia masih kecil dan mengatakan pada ayahnya kalau ia ingin cepat-cepat
dewasa. Menjadi dewasa ternyata tidak sama sekali menyenangkan. Bagaimana
mungkin kertas-kertas yang ada di hadapannya waktu bisa mengantarkannya pada
musibah seperti ini? Ia harus menyusun mereka secara terurut untuk dimasukkan
ke dalam map dan harus mengetik dokumen yang lain. Mungkin memang menyenangkan
memiliki uang yang banyak. Tapi percayalah dibalik uang yang banyak, terdapat
tanggung jawab besar. Dan ia tidak bisa menyalahkan siapa pun untuk bertumbuh
menjadi dewasa. Kath hanya harus menjalaninya sebagaimana mestinya. Kath masih
ingat benar pemikirannya sehari sebelum ia bertemu dengan Aaron. Betapa ia
tidak suka menjadi seorang dewasa. Harapan Kath sekarang adalah Juber tetap
terus menjadi anak kecil yang menyenangkan agar ia tidak merasakan hal-hal
berat seperti yang Kath hadapi.
Ponsel Kath berdering, membuat semua
yang ada di perkemahan terkejut. ‘Mom’ di situlah tertulis nama penelepon.
“Ibumu. Apa pun yang ia katakan, kau
harus bisa membuat kami tahu dimana keberadaan ayahku,” tukas Aaron. Segera
saja Aaron mengangkatnya, ia menekan pengeras suara.
“Kath, demi Tuhan, Mom sudah
berkali-kali mengirimi pesan untuk pergi dari perkemahan namun tak
terkirim-kirim padamu! Kau harus pergi dari tempat itu sekarang juga, sayang.
Aaron akan membunuhmu sebentar lagi, atau mungkin Grace, siapa pun itu. Mom akan
memberitahumu dimana Mom berada sekarang, jadi, cepat turun dari gunung–Kath,
kau masih ada di sana bukan?”
“Yeah, aku sedang berada jauh dari
mereka, Mom. Tapi aku tidak tahu dimana aku harus melewati jalan turun. Aku
takut,” bisik Kath berpura-pura. Aaron tersenyum karena Kath pintar sekali
berakting. Didengarnya Selena lalu ia mulai membalas kembali.
“Berjalanlah lurus setelah kau
melewati tenda dari ibu Aaron, kau hanya perlu melangkah lurus setelah itu kau
pasti akan mendapatkan perkemahan. Orang bawahan Mom ada di sana tadi malam
namun kami sudah pergi. Dari sana kau turun karena kami sudah menandai
jalan-jalannya agar kau mudah turun,”
“Baiklah, Mom.”
“Pergilah sendirian. Jangan takut.
Aku mencintaimu. Jika kau sudah sampai di vila, Mom sudah menyiapkan mobil
serta kunci di dalamnya, pintunya tak kukunci. Setelah itu hubungi Mom.
Hati-hati sayang,”
“Ya, Mom.” Selesai. Percakapan itu
selesai sudah. Aaron tersenyum lalu ia menarik tangan Kath secara paksa hingga
Kath harus mengerang kesakitan. “Aaron,”
“Aaron!” Alexis menegur Aaron, namun
kali ini Aaron tidak mendengarnya.
“Kita harus turun sekarang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar