Senin, 14 April 2014

Touching Fire's Water Bab 11



***


            Aaron sedang berada di kelab. Ia menatapi wanita-wanita yang menari-nari di atas lantai dansa, mengikuti irama musik. Sudah berkali-kali ia menghubungi Kath, tetapi Kath malah mematikan ponselnya sehingga Aaron tidak dapat menghubunginya sekarang. Cukup mengesalkan menghadapi wanita yang satu itu, namun cukup menantang untuk didekati. Aaron belum menghubungi Grace untuk meminta maaf atau apa pun. Ia tidak pulang bersama-sama hari ini. Aaron sudah menduganya. Grace tidak pernah ingin pulang bersamanya jika hati Grace mengalami suasana buruk pada Aaron. Aaron tidak mengerti dengan pikiran-pikiran wanita. Sudah jelas-jelas fakta ada di depannya, tetapi mereka masih mengelak. Aaron tahu Kath menginginkannya, namun mengapa Kath ingin menjauhinya? Dan Grace, ia sudah tahu bahwa mereka berdua hanyalah sepasang kakak beradik yang cintanya tidak akan pernah direstui, mengapa ia harus memaksa? Hal-hal seperti itu sulit dicerna oleh pikiran Aaron.
            Sedang meminum bir di bar –akhir-akhir ini ia tidak memakai ruang VIP—tiba-tiba saja seorang wanita menyapanya dari jarak jauh. Wanita itu melambai-lambaikan tangannya pada Aaron dengan raut wajah senang. Aaron tidak begitu mengingat siapa wanita itu sampai akhirnya wanita berbibir merah itu sudah ada di hadapannya. Ibu Kath. Aaron tidak ingin bertemu ibu Kath, ia ingin bertemu Kath! Bukan ibunya. Selena memanggil bartender untuk menyiapkan bir untuknya satu. Lalu ia duduk di atas kursi, ia menyandarkan punggungnya di meja bar.
            “Hai, Aaron. Apa kabarmu?” Tanya Selena berbasa-basi. Aaron menium birnya terlebih dahulu lalu hanya tersenyum pada Selena. Ia tidak begitu ingin berbicara sekarang. Raut wajah Selena berubah begitu saja, seolah-olah ada suatu bencana yang sebentar lagi akan mendatanginya. “Ada apa denganmu dan Kath? Aku tidak bertemu dengannya akhir-akhir ini. Kami bertengkar,”
            “Well, aku juga bertengkar dengannya. Dia bilang dia ingin menjauhiku. Apa menurutmu itu adalah ide bagus Kath?” Tanya Aaron menatap mata Selena.
            “Itu yang ia katakan saat aku bertengkar dengannya! Ia ingin menjauhimu. Aku bingung dengan anakku yang satu ini, ia tampak sulit dijinakkan. Padahal menurutku, kalian berdua sangat serasi. Pasti ada sesuatu yang membuatnya ingin menjauhimu. Apa kau sudah tahu mengapa?”
            “Aku sudah tahu,” ucap Aaron. “Mrs. Bloodworth –“
            “Ah, kau tidak perlu memanggilku seperti itu. Kau bisa memanggilku Selena, tidak apa-apa,” Selena menggeleng-gelengkan kepalanya, tangannya mengibas-ngibas udara seperti sedang mengusir debu. Aaron mengangguk satu kali.
            “Selena, aku harap kau ingin membantuku untuk mendapatkan anakmu. Aku benar-benar menginginkannya. Jika kau ingin membantuku, ada sesuatu yang ingin kuberitahu padamu,” ucap Aaron menghela nafas panjang. Kedua alis Selena terangkat, ia ingin menyimak, tentu saja. Ia akan melakukan apa pun agar anaknya bisa bersama-sama dengan Aaron. Mereka berdua adalah pasangan yang serasi! Siapa yang tidak menyukai mereka berdua ketika sedang bersama-sama? Mereka tampak manis.
            “Tentu saja aku akan membantumu. Apa itu?” Tanya Selena, penasaran. Ia mulai meminum birnya yang dari tadi sudah ada di belakang lengannya. Ia menenggaknya sampai setengah.
            “Sebentar lagi aku berulang tahun, jika kau tidak keberatan, tolong beritahu Kath 5 hari ke depan aku akan berulang tahun. Ajak dia ke rumahku bersamamu dan suami. Terserah kau ingin mengajak siapa pun, yang jelas, kau harus membawanya. Ulang tahunku akan dirayakan di sebuah vila. Aku akan memberitahu informasi lebih lanjut di sini. Temui aku tiga hari ke depan di sini, jam 7. Dan kita akan benar-benar membicarakannya,” jelas Aaron yang Selena amati baik-baik. Selena mengangguk-anggukkan kepalanya, mengerti.
            “Baiklah. Aku pasti akan memberitahunya. Well, aku lihai dalam masalah berbicara. Kau tidak perlu takut,”
            ‘Terima kasih, Mrs.Blood—Selena, aku sangat menghargainya. Aku permisi,” Aaron berpamitan, meninggalkan Selena sendirian di bar. Selena hanya tersenyum-senyum karena akhirnya, Aaron benar-benar menginginkan anaknya. Kesempatan emas! Hebatnya, Aaron tidak sama sekali mengingat siapa Selena. Padahal dulu, Selena pernah berusaha untuk mengeloninya agar tertidur. Well, Aaron adalah salah satu alasan mengapa Selena tidak ingin memiliki anak laki-laki. Karena anak laki-laki sangat menyebalkan. Namun jika Selena pikir-pikir, Aaron tidak begitu menyebalkan.


***

            “Grace?” Aaron membuka pintu kamar Grace yang tidak terkunci. Lampu sudah dimatikan, tanda Grace sudah tertidur. Kenyataannya tidak, Aaron dapat mendengar isak tangis dari Grace. Tampaknya Grace membuang-buang waktunya untuk menangis. Aaron tidak ingin Grace menangis, tidak pernah ada maksud Aaron untuk menyakiti hati adiknya. Memang Aaron tahu ini adalah sebagian dari kesalahannya karena ia terlalu tampan dan menggoda. Adiknya bahkan tidak dapat menahan rasa suka padanya. Namun sebagian adalah kesalahan Grace juga, karena Grace sudah jelas tahu bahwa cintanya yang tumbuh tidak akan pernah bisa berbuah menghasilkan buah cinta yang manis. Tidak akan pernah bisa. Aaron menutup pintu kamar Grace, ia masuk ke dalam. Lampu tetap mati, ia tahu Grace tetap ingin berada dalam kegelapan.
            “Pergilah Aaron, kau menyusahkan jika kau ingin tahu,” ucap Grace terisak. Aaron bukanlah orang yang bisa diberitahu satu kali, ia malah merangkak naik ke atas ranjang. Ikut berbaring di sebelah Grace lalu menarik pundak Grace yang ditutupi oleh selimut. Grace memunggunginya, hanya rambut yang dapat Aaron lihat. Namun selimut itu bergerak-gerak saat Grace terisak.
            “Mengapa kau harus menangis?” Tanya Aaron mengelus pundak Grace.
            “Karena hanya ini yang bisa kulakukan! Kau tidak akan bisa membuatku senang dalam jangka waktu panjang. Yang kaupikirkan hanyalah kesenanganmu, jadi, kau tidak ada gunanya untuk sekarang,” ucap Grace masih menyembunyikan wajahnya dari Aaron, kali ini dengan bantalnya. Aaron tergelak mendengar ucapan Grace. Rasa bersalah menjalar di tubuh Aaron sekarang. Tidak seharusnya Aaron menarik tangan Grace sekasar itu dan memberikan harapan-harapan bodoh yang tidak akan pernah bisa Aaron penuhi.
            “Itu tidak sepenuhnya benar,” Aaron mengelak. “Aku tahu mengapa kau mencintaiku,”
            “Kenapa?” Tanya Grace dengan suara serak. Ia masih terisak, namun sudah tak menangis.
            “Aku terlalu tampan untuk tidak dicintai. Mengakulah, tidak apa-apa. Aku selalu menerima kata ‘ya’ dibanding ‘tidak’. Kau juga pasti tidak bisa mengelak,”
            “Kau memang terlalu tampan, terlalu tampan untuk kutinju! Demi Tuhan, Aaron, aku ingin meninju wajahmu agar kau tidak tampan lagi. Atau paling tidak perut atau dadamu. Tanganku sangat gatal,” ujar Grace meringkuk. Ia menggaruk-garuk punggung tangan kanannya dengan gemas. Aaron melihat tingkah adiknya yang lucu itu lalu memaksa Grace untuk berbalik.
            “Oh, Grace!” Grace meninju perut Aaron begitu saja dengan kencang. Cukup sakit ternyata. “Baiklah, kau sudah memukul, jadi kita adil.”
            “Tidak pernah ada kata adil dalam hubungan kita, kau tahu,”
            “Jangan mulai Grace,” Aaron memperingatinya.
            “Aku mencintaimu, kau tahu,” Grace memindahkan kepalanya ke atas dada Aaron yang berbaring di sebelahnya. Mata Grace tidak begitu bengkak, hanya memerah. Ia menatap tembok dalam keremangan karena sinar bulan yang masuk melalui jendela. Air matanya mengalir. “Tidak pernah ada kata adil dalam hubungan kita.”


***


            Kebanyakkan orang berpikir kalau Kath adalah wanita yang tidak mudah takluk oleh pria-pria yang mendekatinya, ia sangat kasar dan tidak pedulian. Kath juga bahkan berpikir tentang apa yang orang lain pikirkan terhadapnya, ia sempat setuju dengan pernyataan itu. Ia memang sangat kasar dan tidak pedulian terhadap pria-pria yang mendekatinya. Bahkan beberapa orang di sekitarnya berpikir kalau Kath adalah seorang penyuka sesama jenis. Kath kurang yakin dengan pernyataan yang satu itu. Ia sempat berpikir, siapa yang akan bisa menaklukannya? Sudah ada banyak pria yang mendekatinya, tetapi tidak satupun dapat menarik perhatiannya. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang pria yang sekarang menjadi rekan kerjanya. Seorang yang menegurnya ketika ia masuk ke dalam ruang pertemuan karena keterlambatannya yang seharusnya berakibat fatal. Pria itu memikat hatinya saat mata cokelat hangatnya bertemu dengan mata harimau yang dingin serta panas itu bertemu. Hatinya terpikat dalam pandangan pertama, itu cukup membuat Kath terkejut akan dirinya sendiri. Seharusnya dari awal Kath berpikir bahwa pria itu berbahaya.
            Keberadaannya di atas ranjang bersama pria itu terasa sangat menyenangkan, sebenarnya. Ia berpikir mungkin ada peluang besar untuk mendapatkan pria yang sekarang bisa menaklukan hatinya dalam waktu singkat. Ternyata ia salah besar! Pria yang ia sukai malah mencintai adiknya sendiri. Apakah ini yang disebut adil? Saat ia sudah mendapatkan pria yang ia inginkan, pria itu malah memilih orang lain yang tidak lain dan tidak bukan adalah adiknya sendiri. Hatinya seperti diinjak-injak begitu saja. Terlebih lagi, dua anggota dari keluarga pria itu sudah tidak menyukainya, menganggapnya sebagai pelacur. Sakit hatinya semakin terasa menyakitkan. Sebelumnya, tidak pernah ada yang berani memanggilnya sebagai pelacur. Kebersamaannya bersama pria itu baru berjalan selama 2 hari, namun rasanya sangat lama. Mereka seperti mengenal satu sama lain dalam jangka waktu yang panjang. Dan sekarang 2 hari yang menyenangkan itu sudah menjadi kenangan baginya.
            Kath mengembuskan nafasnya. Ia menatap jalanan yang dipenuhi kendaraan bermotor dari atas balkon kondominiumnya. Tidak ada yang menyenangkan selama dua hari ini. Ibunya tidak datang ke rumahnya selama dua hari pula. Padahal ia sudah menghubungi ibunya untuk datang ke rumahnya karena ia merasa sangat bosan. Aaron menghubunginya sepanjang hari agar bisa mendengarkan suaranya. Namun yang Kath lakukan hanya meninggalkan ponselnya di dalam rumah dan meninggalkannya selama ia bekerja di kantor. Pria itu tampaknya tidak ingin membiarkan Kath pergi dari kehidupannya. Kath sudah menerima kenyataan yang orang-orang juga sudah bisa melihatnya dengan jelas, mereka tidak bisa melanjutkan hubungan yang serius jika salah satu dari mereka tidak mencintai. Keinginan bukan berarti sesuatu yang dibutuhkan. Aaron memang ingin memiliki Kath, tetapi, apakah Kath dibutuhkan oleh Aaron? Kath melipat bibirnya ke dalam lalu menggesek-gesekkannya hingga dagunya ikut bergerak.
            Matahari mulai terbenam. Ia tidak menyukainya. Entah mengapa, ia tidak tahu alasan jelasnya. Kath berjalan masuk ke dalam kamarnya karena ia mendengar suara bel tertekan. Ia mengambil salah satu ikat rambutnya di atas meja rias lalu kembali berjalan menuju pintu kamarnya. Sambil mengikat rambutnya, ia berteriak.
            “Tunggu sebentar,” ujarnya dengan nada suara yang tenang. Setelah rambutnya benar-benar terikat, ia membuka pintunya tanpa melihat dari kaca lingkaran di pintunya. Seorang pria yang ia benar-benar ingin jauhi kembali datang membawakan seikat bunga mawar putih, lagi. Bunga mawar itu selalu datang tiap siang ke kantornya oleh pengantarnya dan tiap malam diantarkan oleh pria yang membelinya. Aaron. Kath mendesah. Tangan kirinya memeluk bagian bawah dadanya dan tangan kanannya bertopang di sana. Tangannya meninju-ninju keningnya karena ia sudah tidak tahu harus berbuat apa pada Aaron yang keras kepalanya. Bahkan ia ingin menangis. Usahanya untuk menjauh darinya seolah-olah gagal begitu saja akan kedatangannya selama dua hari ini. Kath menarik nafasnya dalam-dalam lalu mendongak.
            “Aaron, harus berapa kali aku memberitahumu? Kita tidak bisa bersama-sama. Aku harus menjauh darimu,” ucap Kath dengan suara sedih.
            “Mengapa?” Aaron bertanya dengan nada suara kecewa. Bunga mawar yang awalnya berada di dadanya sekarang menurun bersama dengan tangannya di samping paha. “Kath apa alasannya?”
            “Aku …” Kath berpikir sebentar. “Aku sudah memiliki pacar baru. Jadi, menjauhlah,” ucapnya asal. Tangannya mulai mendorong pintu untuk menutupnya, namun kembali lagi, Aaron menahannya.
            “Kau berbohong, aku tahu,” suara Aaron tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Mengapa Kath ingin sekali menjauhinya? Aaron menginginkan Kath, meski hatinya masih pada Grace, tetapi mungkin saja Kath dapat mengubah perasaannya. Bukan hanya Kath dan Grace merasakan kebimbangan, Aaron memiliki rasa bimbang yang lebih berat dibanding mereka berdua. Dan Aaron tahu itu adalah kesalahannya sendiri karena telah mengakui perasaannya pada Grace lalu Kath telah mengetahuinya, entah bagaimana bisa tahu itu. “Kath, aku tahu kau berbohong. Kau menginginkanku,”
            “Tidak, aku sudah memiliki pacar,” ucap Kath. Tiba-tiba saja seorang pria muncul dari belakang tubuh Aaron, hanya sekedar lewat. Namun Kath langsung berlari ke arah pria bertubuh jangkung, cukup tampan dan berpakaian serba hitam. “Samuel! Ya ampun, mengapa kau tidak menjawab teleponku tadi? Aku sudah berkali-kali menghubungimu!” Kath meraih lengan pria itu, memeluknya lalu berucap dengan nada marah pada pria asing itu. Kath bahkan tidak tahu kalau pria ini tinggal di sebelah kondominiumnya! Dia tidak pernah melihat pria ini sebelumnya. Raut wajah pria itu bingung untuk sementara sampai akhirnya ia melihat wajah Kath yang cantik. Kath langsung membalikkan tubuh Samuel agar bisa berhadapan dengan Aaron. Aaron melihat akting wanita di hadapannya. Sekarang Aaron bisa melihat drama lucu di hadapannya. Mengapa Kath rela melakukan hal itu untuk menjauhinya? Sulit dipercaya.
            “Samuel?” Tanya pria itu bingung. Pria itu ternyata tidak terlalu buruk. Terlihat sangat manis. Matanya berwarna biru saat pria itu menatap Kath. Kedua alisnya bertaut.
            “Ya, bodoh! Apa kau sudah lupa ingatan? Namamu Samuel. Bagaimana bisa kau melupakannya? Eh, omong-omong ada temanku ingin bertemu denganmu,” ucap Kath merasa gugup karena pria ini tidak bisa berimprovisasi. “Ini temanku, Aaron. Aaron ini pacarku, Samuel,”
            Aaron menggelengkan kepalanya. “Kau membuat dirimu seperti orang bodoh, Kath. Kau tidak perlu melakuan itu. Kau bahkan tidak tahu nama asli pria ini, bukan? Kath, berhentilah bersikap seperti ini. Dan kau. Pergilah dari sini!” Perintah Aaron dingin. Pria itu langsung beranjak dari tempat, tetapi Kath tetap menahannya.
            “Siapa kau berani-beraninya menyuruh pacarku pergi? Samuel, maafkan temanku sayang,” ucap Kath menarik pipi pria yang ia panggil Samuel itu, mengelusnya dengan lembut. Entah mengapa sekarang Aaron ingin meninju pipi pria itu! Mengapa pria asing itu bisa lebih beruntung dibanding Aaron? Aaron terengah ketika ia melihat pemandangan yang paling menjijikan seumur hidupnya. Seumur hidupnya! Kath mengecup bibir pria asing itu seperti saat Kath mengecupnya saat berada di atas tempat tidur. Bagaimana mungkin Kath ingin melakukan hal itu di depan Aaron hanya demi membuat Aaron menjauh darinya? Bukan membuat Aaron ingin mengikuti keputusan Kath, Aaron malah merasa sakit hati, kecewa, dan marah dalam waktu bersamaan. Raut wajah pria yang dikecup itu terkejut sebentar, matanya melotot lalu mulai merileks saat Kath mulai memagutnya. Bunyi cepakan dari ciuman mereka terdengar sampai ke telinga Aaron. Bibir pria itu ingin Aaron tinju sampai benar-benar hancur. Aaron menggelengkan kepalanya, kecewa. Sangat kecewa.
            “Aku hanya ingin memberitahu padamu kalau dua hari ke depan aku akan berulang tahun dan menginginkanmu berada di hari perayaan ulang tahunku di sebuah vila. Semua pilihan ada di tanganmu,” ucap Aaron dengan nada suara sedih, marah, dan kecewa. Ia benar-benar tidak percaya Kath akan melakukan hal itu di depannya! Mencium pria asing yang belum tentu bibir itu bersih hanya demi membuat Aaron menjauh darinya! Mata Kath yang awalnya menatap Aaron dengan tatapan kesal itu sekarang melunak. Kedua alisnya yang awalnya menegang dan menyatu itu sekarang melemas saat melihat Aaron berbicara dengan nada lemah. Bahkan mata Aaron sekarang terlihat gelap. Aaron memegang bunga itu, ia tidak jadi memberikannya pada Kath. “Aku permisi,” ucap Aaron melangkah menabrak mereka berdua, sengaja agar mereka berpisah. Dua tangan yang saling berkaitan itu membuat Aaron hampir gila!
            “Aaron,” suara Kath benar-benar kecil saat memanggil nama Aaron. Matanya ikut menatap kemana Aaron pergi. Pria itu memunggunginya, tidak menoleh ke belakang sekalipun. Bisa dikatakan Aaron sekarang benar-benar terpukul karena perlakuan Kath terhadapnya. Dan Kath benar-benar menyesal. Aaron …Aaron tidak pernah melakukan itu pada Kath. Pria itu berhenti di depan lift, lalu saat lift itu terbuka, ia masuk ke dalam. Saat itulah mata mereka kembali bertemu. Kath bisa melihat dengan sangat jelas bahwa mata itu memerah karena menangis. Air mata itu mengalir di pipi Aaron meski tidak deras, ia sakit hati. Pintu lift tertutup saat Kath mulai berlari. Sudah terlambat. Aaron sudah pergi.

            Kath berusaha menghubungi Aaron, tetapi kali ini Aaron tidak mengangkat teleponnya. Bahkan ia mematikan ponselnya saat untuk yang kebelasan kalinya Kath menekan nomornya. Kath benar-benar menyesal telah melakukan hal tadi pada Aaron. Bahkan pria yang ia panggil Samuel itu sekarang menyukainya, namanya Richard. Namun Kath menceritakan apa yang terjadi, tetapi pria itu tidak peduli. Kath tidak bisa menyalahkan Richard karena itu salah Kath sendiri. Bunyi pintu bel terdengar kembali, membuatnya bangkit dari tempat tidur sesegera mungkin. Berharap –sangat berharap—kalau yang datang adalah Aaron. Ia ingin meminta maaf pada Aaron, sungguh ingin meminta maaf padanya. Saat ia membuka pintunya, ternyata bukan Aaron. Hanya ibunya yang membawa sekantong makanan di tangannya. Ibunya tersenyum senang sambil mengangkat kantong makanan yang dibawa itu di hadapan Kath. Kath langsung membalikkan tubuhnya malas karena bukan Aaron yang datang. Well, mungkin ibu bisa membantunya.
            “Hey, Kath, ada masalah apa sayang? Beritahu Mom,” ucap Selena melangkah masuk. Ia menutup pintu lalu mengikuti anaknya yang duduk di atas sofa sedang menengadahkan kepalanya di sisi sofa. Selena berusaha untuk bisa memperbaiki hubungan mereka yang retak hanya karena masalah pria. Terakhir kali Kath menyinggung masalah Selena bukan ibunya adalah ketika ia berumur 16 tahun, saat ia benar-benar krisis identitas. Setelah itu ia meminta maaf dan tidak pernah berbicara seperti itu lagi pada Kath. “Kau lapar? Mom membawakan makanan untukmu,”
            “Tidak, Mom, aku tidak lapar,” Kath menolaknya. Tubuh Kath bergerak-gerak untuk mendapatkan posisi yang nyaman saat duduk. Ia memeluk perutnya, memerhatikan ibunya yang duduk di atas karpet sambil membuka bungkus makananan. Ibunya bersimpuh, bibirnya terus tersenyum, membuat Kath bingung sendiri mengapa ibunya tersenyum seperti itu. Jika ibunya tersenyum terus menerus berarti ada sesuatu yang membuat ibunya senang. “Mom, mengapa kau tersenyum-senyum seperti itu?”
            “Well, tebaklah,” ucap Selena menggoda anaknya.
            “Aku sedang malas berpikir Mom, beritahu aku saja,” Kath mendesah, ia menekuk wajah karena terlalu lemas untuk bergerak atau berpikir. Mungkin ini salah satu dampak ia telah menyakiti hati Aaron. Yang Kath tidak percaya adalah saat Aaron menangis di dalam lift. Matanya berkaca-kaca dan memerah. Meski air matanya tidak mengalir deras di pipinya, mungkin hanya selintas, lalu selesai. Pintu lift tertutup. Kath pernah membuat anak lelaki menangis karena sikap kasarnya pada mereka dan tidak merasa bersalah sama sekali, namun Aaron? Ini berbeda. Dia pria yang berbeda bagi Kath. Pria lain menyombongkan kekayaannya di hadapan Kath –pria-pria yang ayahnya pernah perkenalkan pada Kath dari anak temannya—cukup membuat Kath muak karena Kath juga memiliki apa yang mereka miliki. Jadi, untuk apa pria itu menyombongkan diri? Bahkan kekayaannya bukan hasil kerja dari diri sendiri, mereka masih bergantung pada orangtua mereka sendiri. Sangat menyedihkan.
            “Aaron mengajakmu ke vila untuk perayaan ulang tahunnya! Well, Mom bertemu dengannya di bar beberapa hari yang lalu. Ia memberitahu padaku untuk mengajakmu ke perayaan ulang tahunnya! Kita bisa pergi bersama-sama ke sana. Kau bisa mengajak Michael, aku mengajak Brad,”
            “Mom!” Kath menegur ibunya yang sudah gila. “Apa-apaan? Kita tentu tidak akan bisa mengajak mereka ke ulang tahun Aaron. Aku juga bahkan belum mengambil keputusan apa aku akan ikut atau tidak,” ucap Kath tidak erpcaya ibunya akan berkata seperti itu dan menyembunyikan berita ulang tahun Aaron. Berarti ibunya lebih dahulu tahu dari pada Kath. Sulit dipercaya ibunya telah bertemu dengan Aaron di bar! Dan Aaron mengajak Kath ke perayaan ulang tahun melalui ibunya agar Kath mau pergi ke perayaan ulang tahunnya? Cukup berani untuk pria seukuran Aaron yang langsung bertanya pada orangtua wanita yang disukainya. Dan hari ini Aaron meminta Kath untuk ikut ke sana juga. Well, dua kali permintaan. Berarti dia memaksa Kath untuk pergi hari ulang tahunnya.
            “Dia menginginkanmu, Kath! Dia menyukaimu. Dia bahkan meminta Mom untuk mengajakmu pergi ke vila untuk merayakan ulang tahunnya. Berarti dia memang menginginkanmu. Apa dia sudah menanyakan hal ini padamu?” Tanya ibu Kath menelengkan kepala ke samping. Kath mengangguk, ia tidak ingin mengingat masalah tadi untuk sekarang ini. Ia menghela nafas.
            “Apa menurut Mom, jika aku pergi ke hari ulang tahunnya akan membuatnya senang?” Tanya Kath ragu-ragu.
            “Tentu saja dia akan senang! Oke, Mom harus pergi sekarang. Sudah jam 6 lewat. Ini makananmu, makanlah yang banyak agar kau bersemangat. Mom mencintaimu.” Selena bangkit dari karpet lalu mendekati Kath, menarik kepalanya dan mengecup kening anak perempuannya. Selena harus bertemu dengan Aaron di bar sekarang. Sebentar lagi jam 7 malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar