Beberapa
tahun terakhir ini, aku melihat dedaunan pohon itu semakin lama semakin banyak
yang gugur. Aku khawatir, apa aku dapat bertahan hidup di siang hari. Aku suka
bergadang, namun aku juga takut aku tidak dapat bertahan. Sore ini, aku menatap
hutan kesayanganku yang sejuk. Kembali satu daun berwarna kuning kecokelatan
itu terjatuh dari tangkainya, terbawa oleh angin sambil menari-nari kemudian
jatuh di atas tanah. Ibu selalu memberitahuku untuk tidak keluar dari hutan ini
dan pergi ke hutan seberang. Ia takut aku pergi ke sana karena adanya sesauatu
yang berbahaya untukku. Dan ya, aku tidak pernah membawa kakiku pergi ke sana
karena aku tidak ingin mencari bahaya. Meski aku selalu bertanya-tanya, apa
yang ada di hutan seberang sana? Aku sudah mengitari hutan ini selama lebih
dari 90 tahun. Bagaimana mungkin aku tidak merasa bosan? Tentu aku bosan.
Aku
sudah pernah keluar dari hutan ini sejak 19 tahun yang lalu. Dan aku tidak
diizinkan keluar lagi dari hutan ini sejak 3 tahun yang lalu. Pertama kali aku keluar
dari hutan ini, aku berteriak kesenangan. Melihat jalanan aspal yang dapat
kupijaki karena selama ini aku hanya menginjak batu dan tanah di hutan! Aku
mulai bersekolah saat aku berumur 80 tahun, setelah aku bersekolah di rumahku
sampai pada pelajaran kelas menengah. Sehingga aku mulai belajar di sekolah
formal selama beberapa tahun, lalu mulai belajar mencari makanan di luar hutan.
Oh
tunggu dulu ..kalian belum tahu siapa aku bukan? Well, bukannya aku mau
sombong, tapi aku bisa membuat kalian mati di gigiku. Ya, di gigiku karena aku
adalah vampire. Kau tahulah, kelelawar, darah, gigi taring. Semacamnya. Tiap
malam aku keluar dari hutan ini, meski aku tidak diizinkan untuk pergi ke hutan
seberang. Setidaknya, aku bisa berbicara dengan manusia-manusia di luar sana.
Yeah, mereka belum mengetahui diriku bahwa aku adalah vampire. Apa kau gila?
Vampire itu bukan “seseorang”. Aku bukan manusia, tapi aku vampire. Aku adalah
setan, harus kautahu itu. Tapi aku bukan setan yang jahat. Aku hanya ingin
merasakan bagaimana “hidup” sebagai vampire di dunia dan menjelajahi dunia.
Semua manusia di dunia takut akan vampire. Jika teman-temanku adalah manusia
dan mereka mengetahui bahwa aku adalah seorang vampire, aku tentu akan mati
tertusuk di dada. Atau bawang putih yang akan mereka berikan padaku. Apa kau
gila? Aku tidak ingin mengambil resiko untuk mati. Aku memang sudah terlahir
sebagai vampire, Ayahku telah meninggal sebelum aku lahir ke dunia yang fana
ini. Ibuku kesepian, ia masih terlihat sangat muda.
“Chantal!”
kudengar suara berat dari belakang tubuhku. Sebenarnya, aku sudah tahu bakal
ada vampire yang akan mendatangiku. Aku memiliki pendengaran yang tajam. Oh,
Louis. Ia sungguh merusak Suasana-Tenang-Chantal-di-Hutan. Ia terduduk di atas
batu besar, di sebelahku. Sebenarnya, aku sedang bermain dengan hewan
peliharaanku, anjingku. Fluppy tampaknya sedang berlari-lari ke dalam hutan.
“Sedang apa?”
“Aku
sedang tidur,” balasku, sarkastik. Louis sebenarnya tampan, ia memiliki aksen
Italia. Ia datang ke rumahku beberapa bulan yang lalu untuk bersekolah
denganku. Ia menyukaiku, tapi tentu saja aku tidak dapat bersama dengannya!
Kami berdua sepupu, apa kau gila? Aku juga tidak menyukainya. Louis tertawa.
Tapi aku mengabaikannya karena dia memang tidak seru. Mataku menatap daun
pepohonan kembali, kemudian satu di antaranya terjatuh kembali. Oh, jika
daun-daun itu makin banyak yang gugur, aku tidak dapat menjelajahi hutan-hutan
ini dengan tenang karena matahari yang terik! Aku saja sudah benar-benar bosan
dengan hutanku, bagaimana perasaanku di rumah? Luar biasa bosan! Rasanya aku
bisa mati hanya karena kebosananku di dalam rumah. Karena kau tahu apa? Aku
bukanlah gadis yang anggun seperti Ibuku yang memang seorang Ratu teladan. Tapi
aku sebagai puterinya tidak begitu menginginkan tahta “Ratu” di masa depan
nanti. Jika perlu, Ibu mengadopsi seorang anak manusia lalu mengggigitnya namun
tidak mengisap darahnya. Hanya untuk merubah manusia itu sebagai vampire lalu
WUSH! Jadilah dia Ratu Kerajaan Fourie di masa depan.
“Mengapa
sepertinya kau suka sekali sendirian?” Louis bertanya lalu ia melompat ke tanah
dan menatapku dari bawah sana. Aku hanya melipat kedua lututku hingga
bersentuhan dengan dadaku dan tidak menatap atau menjawab pertanyaannya. Andai
dia memiliki kekuatan membaca pikiranku, pasti dia sudah tahu mengapa aku lebih
memilih untuk berada di luar. Di sore hari, dimana matahari bisa saja menyentuh
kulitku lalu membakar kulitku dengan mudahnya. Tapi untunglah daun-daun yang
kusayangi itu menutupi sinar mataharinya dengan rapi.
“Aku
..” ia melompat ke salah satu bebatuan yang tidak begitu besar. Yeah, di hutan
ini terdapat begitu banyak bebatuan yang cukup besar. Biasanya aku dan Fluppy
berlari-larian dan melompat-lompat melewati bebatuan itu sambil tertawa dengan
konyol. Manusia-manusia jarang sekali datang ke sini karena di depan hutan
sudah terdapat peringatan untuk tidak memasuki hutan ini dikarenakan angker!
Pft, angker? Aku bukan setan yang seram. Aku bukan setan yang jahat. Dan aku
berwujud manusia. Itu dikarenakan dulu, nenek moyangku pernah menikah dengan
seorang manusia. Yah, semacamnyalah. Sehingga sekarang aku adalah “seorang”
gadis cantik dengan gigi taring yang akan muncul lebih panjang jika aku sedang
lapar. Jika tidak ada darah lagi di dunia ini, berarti satu-satunya makanan
untukku hanyalah anjing peliharaan kesayanganku: Fluppy.
“Aku
ingin pergi ke hutan seberang sana sekarang, sebelum kita pergi ke kampus. Kau
mau?” ia akhirnya bertanya. Oh? Ini sungguh menarik. Aku ingin pergi ke sana
juga. Tidak ada yang pernah setuju untuk aku pergi ke hutan seberang. Ibuku
menceritakan sesuatu yang seram di sana. Katanya, banyak sekali manusia di
hutan sana yang mengetahui keberadaan vampire sebenarnya. Mereka telah memiliki
pistol untuk menembak kami tepat di jantung kami. Setelah aku
menimbang-nimbang, ah permanusia! Aku tidak peduli jika aku mati. Aku melompat
dari atas batu hingga saat aku menginjakkan kakiku ke atas tanah, dedauan yang
jatuh di atasnya sekarang berterbangan.
“Tentu.
Sekarang? Aku tidak ingin membawa Fluppy, kurasa dia sedang mencari pasangannya
di sekitar sini. Aku masih penasaran dengan hutan seberang, jadi ya, tentu
saja. Ayo,” aku cukup bersemangat dengan ajakannya. Aku sudah memakai lensa
kontak mata yang lain, berwarna biru. Itu agar tidak ada yang tahu bahwa aku
adalah seorang vampire. Warna mataku sama dengan warna mata Louis, merah
misterius. Louis juga memakai lensa kontak mata yang berwarna cokelat. Ia lebih
cocok memiliki mata cokelat dibanding merah. Louis langsung berlari dengan
santai bersama denganku untuk keluar dari hutanku. Well, aku dan dia telah
memakai jaket –harus—untuk keluar dari hutan karena jalan aspal di luar sana
tidak ada sesuatu yang dapat membuat matahari tak menyentuhnya.
“Kau
ingat tentang kematian Ayahmu yang melegenda itu?” Louis bertanya, aku
menganggukan kepalaku sambil menatap matanya. Kudengar suara gonggongan Fluppy
di sekitar sini, oh dia sedang senang. Kurasa Fluppy dapat pulang sendiri ke
rumah.
“Ya,
mengapa? Apa itu ada hubungannya dengan hutan itu?”
“Aku
tidak mungkin tiba-tiba saja bertanya seperti itu jika itu tidak ada
hubungannya. Aku juga sebenarnya takut ingin membawamu ke seberang hutan. Jika
aku ketahuan oleh Ibumu, aku akan dipenggal,”
“Percaya
padaku, Ibuku tidak sanggup melakukan itu!” seruku tertawa. Sebenarnya? Ada
hubungan apa hutan seberang dengan kematian Ayahku? Yeah, cukup menyedihkan aku
tidak dapat melihat Ayahku setelah aku lahir. “Jadi apa hubungannya?”
Aku
dan Louis berhenti berlari setelah kami telah berada di sisi hutan. Kulihat
banyak sekali mobil yang berlalu lalang dengan lampu depan yang menyala. Aku
menatap salah satu mobil yang dikendarai oleh seorang pemuda tampan, ia
memainkan matanya padaku. Apa aku secantik itu sampai-sampai dia memainkan
matanya padaku? Aku meragukan itu. Teman-teman di sekolahku bilang kalau aku
tidak cantik karena aku memiliki mata merah. Dan mata merah adalah mata hantu.
Itu saat aku masuk sekolah menengah pertama, aku sudah sangat tua untuk sekolah
di sana. Tapi mereka tidak tahu kalau aku sudah sangat tua, Ibu membuatku kartu
akta kelahiranku sehingga aku terlihat masih berumur 12 tahun. Pft, aku saat
itu berumur 80 tahun! Gila saja jika aku memberitahu umurku yang sebenarnya.
Berbelas-belas tahun yang lalu, belum ada sekolah khusus vampire. Tapi
untunglah, hari ini, aku akan menginjakkan kakiku ke sebuah kampus khusus
vampire. Tidak jauh dari rumahku.
Louis
menatap baik-baik hutan seberang dengan kedua alis yang menyatu. “Di sana
adalah tempat musuh kita. Tapi aku ingin sekali melihat bagaimana makmurnya
kehidupan mereka. Kita juga harus berhati-hati. Mereka dapat mencium
ketakutan,”
Aku
merasa terhina. Dia mengejekku kalau aku takut! “Aku tidak sama sekali takut.
Cepatlah, sebentar lagi akan malam dan aku harus bersiap-siap untuk ke kampus,”
“Tenanglah,
kita hanya melihat-lihat sedikit,” ujar Louis memegang tanganku lalu kami
berlari secepat nuklir meluncur. Bahkan beberapa mobil berhenti tiba-tiba saat
mereka melihat kecepatan kami berlari seperti angin –pohon-pohon di hutan
seberang langsung mengikuti angin saat kami berlari. Sial. Kami masuk lebih
dalam di hutan seberang lalu tiba-tiba kami berhenti di tengah-tengah hutan.
Nafasku terengah-engah. Ada rasa bangga dalam diriku. Akhirnya! Akhirnya aku
dapat masuk ke hutan seberang, menapakkan kakiku ke atasnya. Kutarik nafasku
dalam-dalam berusaha untuk mengingat aroma hutan yang asing bagiku. Mataku
tiba-tiba terbuka dan aku berada dalam posisi siaga saat kudengar suara berisik
dari arah timur. Mataku langsung melihat pada semak-semak belukar yang
bergoyang-goyang. Louis langsung melihat apa yang kulihat dan menempatkan
tubuhnya di depan tubuhku, berusaha untuk melindungiku. Bagaimana pun, aku tahu
Louis berpikir bahwa ia bertanggungjawab atasku. Jika ada yang terjadi padaku,
maka dialah yang akan mendapati murka Ibuku.
“Siapa
pun kau, keluar!” ancam Louis memajukan tubuhnya menuju semak-semak itu. Aku
juga takut! Mengapa sepertinya aku tidak dapat merasakan kesenangan serta
kepuasan selama beberapa menit di tempat ini? Tempat yang selama ini ingin
kuinjak.
“Louis,”
bisikku memegang jaket yang ia pakai dan meremasnya. “Siapa itu?” tanyaku
menundukan kepalaku. Oh, sungguh, aku sekarang terlihat bodoh. Setelah sekian
lama aku belajar untuk melawan musuh, rasanya latihan-latihan yang telah
kulakukan tidak berguna sekarang. Aku
belum siap. Semak-semak itu semakin lama semakin berisik dan aku dapat
mendengar suara dengusan nafas, dua! Dua dengusan nafas yang mendekati kami
lalu suara larian entah itu adalah hewan atau manusia atau vampire atau siapa
pun tapi yang jelas ia semakin mendekat. Kemudian ..
“Whoa!”
aku berteriak sekencang mungkin saat Louis memundurkan tubuhnya ke belakang,
hampir saja aku terjatuh karena gerakannya yang tiba-tiba itu. Louis tidak
berteriak, aku penasaran. Bau ..rusa. Sialan, itu hanyalah seekor rusa. Aku
mengintip rusa itu dari balik pundak Louis. Ya ampun, untuk yang pertama
kalinya dalam hidupku, aku melihat seekor rusa yang lebih besar dari tubuhku.
Aku dan Louis bahkan harus mendongakkan kepala untuk melihatnya. Kemudian aku
kembali mendengar suara larian yang lain, tapi suara larian ini berbeda. Apa
itu seorang manusia?
“Louis,
aku mendengar yang lain berlari ke arah sini,”
“Tenang,
aku sudah belajar bela diri bertahun-tahun dan aku sekarang merasa seperti Bruce
Willis,”
“Kau
sok tahu! Kau vampire, bukan manusia sepertinya!” seruku memukul pundaknya
gemas. Dia bercanda saat kami sedang berada di tanah orang lain? Apa dia gila?
Bagaimana jika pemilik hutan ini membunuh kami? Uh, Ibuku mungkin akan menangis
darah dan meminum darahnya sendiri. Lalu tiba-tiba saja “dia” keluar dari
semak-semak itu dengan suara ..tawaan dari seorang lelaki.
“Rory!
Kau lebih cepat dariku ternyata,” seru lelaki itu menepuk-nepuk perut rusa yang
lebih besar darinya. Lelaki itu memiliki mata berwarna mata merah, ia tersenyum
senang karena baru saja bermain dengan hewan peliharaannya kurasa. Kemudian ia
terkejut setelah ia menyadari keberadaan kami.
“Ow,
ya ampun. Maafkan aku. Ada yang bisa kubantu?” tanya lelaki itu ramah. Dia
memang benar-benar vampire. Aku dapat memerhatikan gigi taringnya yang luar
biasa tajam dari sini. Oh, tapi dia adalah vampire pertama yang berhasil
membuat kakiku melemas. Dia sungguh tampan. Dapat kusimpulkan dia adalah
keturunan dari bangsawan. Yah, sama sepertiku.
“Kami
hanya berjalan-jalan sedikit di sini,” Louis membalasnya dengan nada suara yang
santai. Kurasa ia telah menyadari bahwa lelaki yang ada di hadapan kami adalah
vampire. Lelaki itu melangkahkan kakinya lebih dekat pada Louis lalu menjabat
tangan Louis dengan ramah.
“Aku
Theo. Theodorus dari Kerajaan Kidrauhl. Kau vampire,” gumamnya menatap pin
lambang Kerajaan kami. Dia ternyata dari Kerajaan Kidrauhl. Oh, nama yang
keren. Ibu tidak pernah menceritakan apa pun tentang Kerajaan Kidrauhl padaku. Ia
hanya menceritakan tentang Kerajaan Boudreaux padaku dan Kerajaan asing
lainnya. Tapi Kidrauhl? Dia tidak sama sekali menceritakannya padaku.
“Aku
Louis. Dari Kerajaan Fourie dan ini adalah sepupuku, Chantal,” ujar Louis
memundurkan tubuhnya dan menarik tanganku untuk muncul di hadapan Theo. Theo
menatapku dengan ramah lalu ia seperti menghirup aromaku sejenak seperti ia
menghirup aroma manusia.
“Kau
luar biasa cantik. Senang dapat bertemu denganmu Chantal,” gumam Theo menjabat
tanganku.
“Chantal
Fourie, aku keturunan Fourie. Kami dari hutan seberang sana. Aku baru tentang
Kerajaan Kidrauhl. Apa ..itu adalah Kerajaan baru? Atau?” aku benar-benar ingin
tahu tentang Kerajaan Kidrauhl. Karena salah satu pengawalku pernah
berbincang-bincang tentang Kerajaan Kidrauhl. Sekarang aku sungguh kesal dengan
Ibuku, mengapa ia tidak menceritakan tentang Kerajaan Kidrauhl? Kulihat
ekspresi Theo yang terkejut. Oh, pasti ini sangat memalukan mengapa aku tidak
mengenal Kerajaan Kidrauhl.
“Itu
..adalah Kerajaan terlama sepanjang sejarah kehidupan vampire. Kau tidak tahu
tentang Kerajaan Kidrauhl? Kau sekolah dimana sampai-sampai tidak tahu tentang
Kerajaan itu? Well, sebaiknya kalian berdua harus pergi dari tempat ini,” saran
Theo mendorong tubuhku untuk membalikkan tubuhku dan pergi dari sini. Tapi
mengapa?
“Mengapa?”
tanyaku, penasaran.
“Berbahaya.
Kau cantik, senang bertemu denganmu,” ujarnya. “Senang bertemu denganmu juga
Louis, jangan datang kembali jika kau masih ingin hidup,” ujar Theo mendorong
tubuhku untuk pergi dari tempat ini. Tempat ini semakin membuatku penasaran.
Sial.
***
Aku
mengantri untuk masuk ke dalam kampus pertamaku. Aku telah memegang kartu tanda
pelajarku sebelum kami masuk ke dalam kampus. Pintu gerbang telah terbuka untuk
vampire di depanku lalu ia masuk dan yah, gerbang itu dalam hitungan detik
langsung tertutup setelah vampire itu lenyap dari pandanganku. Kemudian aku
menggesekan kartuku seperti kartu atm, lalu aku menatap pada salah satu lampu
merah di depanku kemudian mataku disinari oleh sinar sensor berkali-kali hingga
namaku muncul di depan layar sentuh di samping sinar sensor. Namaku, Chantal
Fourie. Jadwal pelajaran hari ini: Asal-usul manusia dan Biologi tentang
manusia. Oh, mengapa semuanya tentang manusia? Aku mendesah pelan setelah pintu
gerbang terbuka untukku kemudian aku masuk ke dalamnya dan setelah aku
menapakkan kakiku ke dalam kampus, pintu itu langsung tertutup dalam hitungan
detik. Sekolah vampire ini sangat mementingkan kerahasiaan keberadaan vampire
di dunia. Beberapa vampire mulai masuk dari belakangku. Louis sudah masuk tadi.
Sehingga sekarang aku harus mencaritahu dimana ruang pelajaran “Asal-usul
manusia”. Well, kampus ini memiliki banyak lift berbentuk tabung transparan
yang akan mengantar kami ke segala kelas yang kita tuju. Dan lift itu banyak
sekali di tengah-tengah kampus. Aku masuk ke salah satu lift tabung transparan
lalu pintunya tertutup. Lift ini layar sentuh, entahlah, kampus ini sungguh
keren bagi orang sepertiku. Di sekitar dinding transparannya, diperlihatkannya
kelas-kelas yang harus kupilih. Kucari-cari dimana ruang pelajaran ‘asal-usul
manusia’ itu lalu aku mendapatkannya. Kutekan dinding transparan itu lalu
langsung saja lift ini meluncur secepat nuklir lepas landas dari kandanganya
dan aku telah sampai di depan pintu kelasku. Aku melangkah untuk masuk ke
koridor dan lift itu kembali turun ke bawah. Kulihat pintu “asal-usul manusia”
itu, beberapa vampire telah masuk ke dalamnya dengan penampilan mereka
masing-masing. Ada yang seperti manusia, ada yang memang berpakaian seperti
vampire, lalu seperti emo, tunggu dulu ..vampire memakai pakaian berwarna merah
jambu? Bunuh aku sekarang. Itu sungguh memalukan.
Aku
masuk ke dalam kampus dan melihat vampire-vampire itu telah berada di tempat
duduknya. Ada yang sedang menikmati darahnya, sedang membaca buku bergambar
manusia, dan oh, ya ampun. Meludahi temannya sendiri? Sungguh menjijikan. Aku
duduk di sudut belakang kelas, di sebelah seorang lelaki tampan yang duduk
tanpa ekspresi. Luar biasa! Aku melihat matanya yang berwarna emas itu sungguh
membuatku terhipnotis. Ia menatap papan tulis di depan sana, mengabaikanku yang
melewatinya. Aku duduk kemudian menolehkan kepalaku padanya. Ibu bilang aku
juga harus bersosialisasi dengan vampire lain.
“Hai,”
sapaku menjulurkan tanganku. “Aku Chantal, kau juga anak baru di kampus ini?”
tanyaku berusaha ramah. Oh, dia sungguh dingin. Kutarik tanganku dari
hadapannya lalu menundukan kepalaku.
“Aku
menyukai matamu,” bisikku. “Di keturunanku, Fourie, tidak ada vampire yang
memiliki warna mata sepertimu. Emas, ini adalah pemandangan langka bagiku,”
gumamku lalu meliriknya dari ujung ekorku. Ia berada di sebelah kananku,
bernafas, tapi dia tidak sama sekali bersuara!
“Apa
kau bisa memberitahuku, kau adalah vampire keturunan mana?” tanyanya. Telingaku
seperti mendengar ..paduan suara vampire sedang bernyanyi saat melakukan ritual
sebelum menikah. Ia menolehkan kepalanya padaku, menatapku dengan matanya yang
bersinar.
“Fourie,”
bisikku. Ia mengambil nafas tajam, namun tidak memperlihatkan rasa
keterkejutannya padaku. Apa yang salah dengan keturunan Fourie? Apa selama ini
keturunanku dianggap kotor?
“Kau
dari keturunan mana? Siapa namamu? Aku Chantal,”
“Aku
tidak tuli,” gumamnya, tak menatapku. “Aku dari Kerajaan Kidrauhl. Namaku?
Justin Samuel Bieber. Apa itu dapat membuat kehidupanmu puas? Kau tampak
seperti manusia,” ia berkomentar, kembali menolehkan kepalanya padaku. Well,
Justin memang seperti manusia juga, tapi ia sedikit memperlihatkan urat-urat
ungunya yang samar-samar di sekitar rahan dan pipinya.
“Itu
supaya aku tidak diserang oleh manusia di luar sana,”
“Kau
penakut,” ia menyimpulkan. Sial. Aku tidak takut oleh apa pun! Kecuali kejadian
sore tadi. Oh, ya ampun! Theodorus dari Kerajaan Kidrauhl! Apa dia adalah
saudara dari Justin ini? Justin juga dari Kerajaan Kidrauhl.
“Apa
kau mengenal Theodorus dari Kerajaan Kidrauhl?” tanyaku, penasaran. Ia menarik
nafas tajam kembali namun tidak menatap padaku.
“Dia
kakakku. Theodorus Beamount Bieber dan aku Justin Samuel Bieber.”
***
Pelajar
Mrs. Kara tidak sama sekali menarik. Manusia memiliki racun. Pft, selama ini
aku berteman dengan manusia dan aku tidak memiliki masalah dengan mereka. Meski
mataku memang harus memakai lensa kontak mata berwarna biru agar mereka tidak
tahu bahwa aku adalah seorang vampire. Well, aku juga cukup kesal dengan
manusia. Mereka menggambarkan kami yang bukan “kami”. Kau tahulah, jika vampire
ingin menggigit mangsanya, wajahnya akan lebih terlihat menyeramkan. Tapi tidak
dengan kaum modern seperti kami sekarang. Kita tidak seseram nenek moyang kami.
Sejak kecil aku tidak pernah meminum darah dari seorang manusia. Aku hanya
meminum darah hewan, katanya agar tanda-tanda dari vampire tak kelihatan.
Aku
berniat ke perpustakaan setelah aku menyelesaikan pelajaranku hari ini. Tidak
ada yang menarik selain Justin Samuel Bieber dari Kerajaan Kidrauhl itu.
Mengapa aku ingin pergi ke perpustakaan? Cukup mudah untuk menjawab pertanyaan
itu, tentu saja membaca buku. Nah, yang membuatku kesulitan di sana nanti
adalah cara pengambilan bukunya. Teman duduk sebelahku bilang padaku bahwa di
perpustakaan, kita tidak boleh membuat suara berisik. Menurutku, memang semua
perpustakaan seperti itu –tidak boleh ada yang berisik. Tapi bukan itu
permasalahannya, dia bilang, teknologi sekolah vampire ini melebihi teknologi
tingkat manusia. Maksudku, manusia belum memakai teknologi yang dipakai vampire
sekarang. Dan cara untuk masuk ke dalam perpustakaan memang cukup sama seperti
kami ingin masuk ke dalam kampus. Aku sudah berjanji pada Ibuku jika aku sudah
selesai belajar, maka aku akan langsung pulang ke rumah. Jam tanganku telah
menunjukkan pukul 4 subuh dan aku harus cepat pulang. Sebentar lagi jam akan
menunjukkan pukul 6, jika aku pulang lebih dari jam 6, Ibuku pasti sudah panik.
Aku adalah anak sulung, tentu ia tidak ingin kehilangan diriku.
Namun
aku memutuskan untuk cepat-cepat pergi ke perpustakaan. Aku ingin meminjam buku
tentang Sejarah Kerajaan Vampire. Yah, kau tahulah, menurut Theodorus, Kerajaan
Kidrauhla adalah Kerajaan vampire terlama di dunia. Itulah yang membuatku
penasaran dengan sejarah kerajaan vampire. Aku naik lift tabung itu kembali,
kemudian menekan tombol menuju ruang perpustakaan. Tanganku memegang kartu
pelajarku kuat-kuat, hampir mematahkannya karena aku mata merahku melihat
lelaki yang sama seperti kemarin sore. Dia Theodorus ..di koridor lantai tiga
bersama dengan dua vampire cantik dengan rambut pirang yang menggodanya. Uh,
tatapannya Theo terhadap salah satu vampire itu membuatku cukup iri karena aku
tidak berada dalam posisi mereka. Sebagai vampire yang normal, tentu aku
menyukai vampire lelaki. Apalagi, Theo memiliki warna mata merah. Mataku terus
melihatnya yang semakin lama semakin jauh dari penglihatanku lalu lift tabung
ini berhenti. Aku keluar dari lift dan melangkahkan kakiku masuk ke dalam
koridor. Kulihat tidak banyak orang yang masuk ke dalam perpustakaan. Oh,
baguslah. Aku tidak perlu mengantri kembali. Kugesek kartu pelajarku kembali di
pinggir pintu perpustakaan kemudian mataku kembali disensor oleh sinar sensor
berwarna merah. Sebuah layar sentuh tiba-tiba muncul di sebelah kananku. Ada
dua pilihan: Membaca atau Belajar. Kusentuh pilihan Membaca kemudian pintu
perpusatakaan terbuka. Kulangkahkan kakiku masuk ke dalamnya kemudian
mengedipkan mata. Whoa! Luar biasa, ini adalah perpustakaan terkeren yang tak
pernah kulihat sebelumnya. Tidak ada yang berbisik, atau pun bersuara. Beberapa
penjaga perpustakaan –vampire—berjalan tanpa kaki –kurasa—mengitari sekitar
perpustakaan seperti mencari kesibukan atau memang mereka sedang sibuk.
Kulihat
beberapa vampire telah terduduk di tempat membaca dengan serius. Lalu beberapa
vampire yang sedang memilih buku yang akan ia baca. Aku berjalan, mencari-cari
dimana daerah buku Sejarah. Di sini ada begitu banyak pilihan. Novel, Komik,
IPA, IPS, Sejarah. Ah, Sejarah. Aku langsung berjalan menuju rak buku Sejarah
yang terpampang luas di depanku. Sejarah berada paling ujung perpustakaan.
Kulirik vampire yang berada di sebelahku, ia menggesekan kartu pelajarnya ke
sebuah alat seperti gesekan kartu atm di setiap rak buku. Oh, kurasa aku harus
mengantri. Aku berdiri di belakangnya, kemudian memerhatikan buku apa yang ia pilih.
Setelah ia menggesekan kartunya, satu kotak lantai tiba-tiba saja terbuka
kemudian memunculkan sebuah tangan yang terbuat dari besi. Layar sentuh yang
muncul di hadapannya memperlihatkan pilihan buku-buku sejarah. Ia berpikir
sejenak kemudian ia memilih buku sejarah tentang manusia. Kemudian, tangan besi
itu semakin lama semakin meninggi, mencari buku yang vampire ini pilih. Tangan
jadi-jadian itu mengambil bukunya lalu dengan cepat ia kembali turun dan
memberikannya pada vampire di depanku. Kemudian, tangan itu kembali masuk ke
dalam lantai dan menghilang.
“Ah,
ini yang kucari,” gumam vampire lelaki itu berjalan pergi dari hadapanku.
Sekarang giliranku. Baiklah, aku bisa melakukannya. Kugesek kartu pelajarku
seperti yang tadi vampire lelaki itu lakukan. Kemudian, muncullah layar sentuh
di hadapanku. Oh, di sini ternyata lengkap. Sejarah Perang Dunia Vampire I dan
Perang Dunia Vampire II. Sejarah Peperangan Manusia dengan Vampire. Tapi bukan
itu yang kucari. Aku memilih pilihan Sejarah Kerajaan Vampire. Whoa, kupikir
hanya ada satu buku. Ternyata masih ada pilihan yang diberikan. Jari telunjukku
menyentuh layarnya kembali, menaikkannya ke atas untuk mencari Kerajaan
Kidrauhl. Lalu aku mendapatkannya. Kupilih Kerajaan Kidrauhl dan lantai di
depanku kembali terbuka dan mengeluarkan tangan besi itu lalu mencari buku yang
telah kupilih. Pantas sekolah ini memakai alat teknologi secanggih ini karena
mereka terlalu malas untuk menggunakan tangga! Tangan itu kembali dengan buku
Kidrauhl yang kupilih.
“Mencari
buku tentang Kerajaanku, eh?” suara berat membuatku terkejut setengah mati
sampai-sampai buku yang baru saja kupegang hampir terjatuh –karena lelaki itu
langsung mengambil buku yang seharusnya jatuh. Aku membalikkan tubuhku ke
arahnya, lalu melihat Theo tersenyum manis padaku.
“Aku
hanya ingin mencaritahu,” gumamku mengambil buku itu dari tangannya.
“Kau
telah bertemu dengan adikku, bukan?” ia bertanya sambil kami berjalan menuju
meja membaca. Aku menganggukan kepalaku. Oh, pasti Justin telah memberitahunya.
“Ya,
dia memiliki warna mata yang indah,” bisikku menarik kursi putih yang jika
ditarik tak bersuara karena ia memiliki roda. Shit, mengapa perpustakaan ini
tampak sangat berlebihan? Theo duduk di hadapanku sambil melipat tangannya di
atas meja.
“Dia
satu-satunya yang memiliki warna mata emas seperti itu. Ibuku yang memiliki
warna mata merah dan Ayahku berwarna emas. Kau membaca buku sejarah itu
keluaran tahun berapa?” ia bertanya. Aku mengangkat kedua bahuku lalu membuka
buku sejarah ini. Sebelum aku membukanya, aku menatap ke sudut sampul buku.
Keluaran tahun ini.
“Tahun
ini,” gumamku.
“Aku
berani bertaruh, isi buku itu pasti buku keluaran tahun 1800,”
“Memang
berapa umurmu?” tanyaku penasaran. Well, dia terlihat muda dan tampan. Siapa
tahu ia hanya berbeda beberapa tahun dari adiknya? Meski memang, harus kuakui,
adiknya lebih tampan dibanding kakaknya.
“150
tahun,” ia berbisik dengan nada suara yang misterius. Bunuh aku ia telah
berumur 150 tahun! Oh, ya ampun, kami memang mahluk abadi –jika tak terbunuh.
“Dan
adikmu berumur..?”
“Dia
masih berumur 100,”
“Aku
99 tahun, apa aku terlihat seperti umur 99 tahun?”
“Untuk
ukuran manusia, tentu saja tidak. Kau lebih terlihat anak kecil berumur 13
tahun. Kau tak pantas menjadi gadis berumur 99 tahun. Pipimu merah jambu,
bibirmu ..uh, bibir itu pernah dicium oleh salah satu vampire di sini?” ia bertanya
dengan rasa keingintahuan yang tinggi. Ia yang awalnya duduk bergaya melipat
tangan, sekarang ia menyandarkan tubuhnya ke belakang sambil tangan satunya
bergelantungkan di sudut kursi dan satunya lagi berada di atas meja sambil
jari-jarinya mengetuk-ketuk meja putih ini. Aku terlihat seperti anak kecil
berumur 13 tahun karena pipiku berwarna merah jambu dan ia bertanya tentang apa
aku pernah dicium? Pernah, oleh Ibuku. Aku mendengus.
“Apa
itu penting?” tanyaku malu-malu.
“Well,
kau cantik. Sungguh mengherankan jika tidak ada seseorang yang ingin mencium
bibir ranum itu. Aku bisa membayangkan ..uh, kau mendesah di atas ranjang
bersama denganku lalu berputar-putar dan ah! Itu sangat –“
“Menjijikan,
sebenarnya, apa yang sedang kaubicarakan? Kau mengganggu acara membacaku,”
dengusku kesal. Kesal atas kedatangannya, meski aku seharusnya beruntung karena
permohonanku baru saja terjadi. Dia hanya terkekeh pelan lalu kudengar penjaga
perpustakaan men-ssh—kan kami. Permanusia! Aku sekarang ingin membaca buku ini
namun aku tidak bisa dikarenakan mahluk luar biasa tampan yang tidak melebihi
adiknya menggangguku dan ia terus berkicau! Aku menghitung satu sampai sepuluh
agar emosiku cepat turun. Mataku mulai membaca halaman pertama. Vampire
Kidrauhl pertama di dunia. Whoa, buku ini berwarna. Ini sungguh menarik.
Lordorus Veanux Bieber adalah vampire pertama yang memunculkan vampire
Kidrauhl, ia menikah dengan seorang –aku membuka halaman
berikutnya—Evangeliste, seorang manusia. Ah, sejarah ini sama dengan keturunan
Fourie.
“Mengapa
kau berada di sini? Aku mencarimu kemana-mana, ada yang harus kubicarakan
denganmu!” kudengar suara bisikan penuh dengan amarah dari salah seorang.
Kudongakan kepalaku lalu melihat seorang lelaki tampan dengan mata emas sedang
mengerutkan keningnya pada kakaknya. Justin, jika ia sedang marah seperti ini,
ia tampak sangat panas. Aku haus. Aku butuh darah.
“Tentang
dia lagi? Tenang, kau harus santai,” gumam Theo mengangkat kedua bahunya acuh.
Apa yang sedang ia katakan?
“Apa
kau gila? Dia sudah jelas-jelas ada dan sialan ..buku apa yang sedang kau
baca?” tanya Justin yang saat ia menatap bukuku langsung menatapku tajam. Apa
yang salah dengan membaca buku tentang sejarah Kerajaannya?
“Kerajaan
Kidrauhl?”
“Kau
tidak boleh membaca buku itu sekarang! Kau masih kecil dengan umurmu yang 99
tahun itu, kembalikan buku itu ke tempatnya—“
“Apa-apaan
yang sedang kaubicarakan? Aku membaca apa yang mau kubaca. Kau tak punya hak
melarang-larang diriku. Dan bagaimana kau tahu aku berumur 99 tahun?”
“Aku
membaca pikiran mesum kakakku tentangmu,” ujarnya. “Dan kembalikan buku itu ke
tempatnya sebelum aku menggigitmu,”
“Kau
tak bisa menggigitku, kita sama-sama vampire,” ujarku yang tiba-tiba saja
merasa buku yang kupegang sekarang sudah tak menarik lagi karena aku telah
mendapatkan yang lebih menarik lagi. Ia terdiam sejenak lalu tersenyum miring.
Whoa, senyuman itu sungguh langka. Karena aku dia adalah seorang yang pendiam
dan dingin. Dan, ia seperti Kristen Stewart, tak berekspresi. Lalu Justin mengangguk-anggukan
kepalanya. Apa yang sedang ia lakukan? Kemudian menatap padaku dan membuka
mulutnya.
“Apa
siang nanti kau memiliki waktu luang? Vampire seperti kita tak tidur, ingat?”
Justin bertanya, namun kali ini ia tidak terdengar seperti lelaki yang dingin.
Aku menarik nafas tajam. Justin adalah lelaki asing pertama yang menawarkanku
untuk pergi keluar ..siang hari. Sial, ini adalah kesempatan yang sungguh
bagus. Ia membungkukkan tubuhnya ke samping tubuhku lalu menarik nafas.
“Aku
akan menraktirmu segelas darah perawan yang manis,” bisiknya menjilat telingaku
yang membuatku bergidik. Apa-apaan yang baru saja ia lakukan?
“Ibuku
tidak mengizinkanku untuk meminum darah manusia,”
“Tenanglah,
hanya satu gelas. Tidak apa-apa. Darahnya manis, kau akan menyukainya.”
***
Efek
si Bieber sungguh membuat hatiku berbunga-bunga. Ya ampun, ia dan aku akan
berjalan-jalan di sekitar hutan untuk mencari segelas darah dari seorang gadis
perawan. Apa kau percaya itu? Tapi, dia akan mendapatkannya dimana? Rumahku, jika
dilihat oleh seorang manusia, dari luar memang terlihat seperti rumah biasa
yang berada di tengah-tengah hutan. Tapi jika vampire yang melihatnya, maka ia
akan melihat sebuah Kerajaan besar. Pintu kastil terbuka –naik ke atas—saat
penjaga pintu gerbang melihatku. Aku masuk ke dalam kastil dan melihat begitu
banyak vampire yang sedang membuat alat-alat perang. Sebenarnya, siapa yang
akan mereka lawan? Dari dulu hingga sekarang, mereka seolah-olah tak bosan
dengan pekerjaan mereka. Dari bawah, aku bisa melihat Ibuku yang berdiri di
pinggiran balkon memerhatikanku. Kulambaikan tanganku lalu tiba-tiba Ibuku
sudah berada di hadapanku. Yeah, Ibuku dapat menghilang dan muncul secara
tiba-tiba.
“Ada
apa?” tanyaku, bingung. Tak biasanya Ibuku tampak marah padaku.
“Apa
benar kau pergi ke hutan seberang?” tanyanya, tegas. Tapi menurutku tak tegas.
Ibuku adalah seorang yang lemah lembut dan ia tidak dapat marah padaku karena
ia pasti tak tega.
“Ya,”
“Ibu
sudah bilang padamu, Chantal, kau tidak boleh pergi ke sana!” ia berteriak
padaku dan tangannya menunjuk ke arah pintu gerbang. Kedua alisnya bersatu. “Kau
akan mati di sana! Di sana berbahaya! Manusia –“
“Kau
berbohong tentang manusia di hutan seberang! Aku bertemu dengan salah satu
vampire dari Kerajaan Kidrauhl, ia baik. Dan tidak ada tanda-tanda manusia di
sana. Oh, Ibu, tidak akan manusia yang mengetahui keberadaanku!” seruku masuk
ke dalam tahta, berusaha untuk mengabaikan Ibuku meski aku tahu, aku tidak akan
dapat berlari darinya. Aku tak mendengar suara Ibu, ia termenung di belakangku.
“Kau
..kau telah bertemu dengan salah satu dari Kerajaan Kidrauhl? Bagaimana
mungkin? Siapa namanya?” tanya Ibuku berjalan lebih cepat dariku.
“Theodorus
Beamount Bieber? Kedua kakak-adik Bieber itu satu kampus denganku,” ujarku
acuh, berjalan melewatinya. Menaiki setiap anak tangga.
“Ap-apa
yang mereka katakan?”
“Mengapa
tiba-tiba Ibu mempertanyakan tentang mereka seperti ..was-was? Apa yang salah?”
tanyaku, penasaran. “Ada dengan Kerajaan Kidrauhl? Mengapa sepertinya, begitu
banyak tentang Kerajaan Vampire yang tak kuketahui. Sebenarnya, apa yang kalian
sembunyikan dariku? Aku sudah besar, aku harus tahu apa yang tak kutahu!”
seruku membuka pintu tahta dan melempar tasku ke sembarang tempat.
“Kerajaan
Kidrauhl adalah kerajaan yang berbahaya. Kau tidak boleh dekat dengan mereka.
Jika kau masih ingin terus mengikuti kuliah di kampus, jauhi mereka,”
“Apa
masalahnya? Aku harus tahu,”
“Mereka
dari Kerajaan Kidrauhl, itu masalahnya.” Permanusia!
. . .
How's it?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar