Senin, 12 Agustus 2013

Kidnapped Bab 1



            Beberapa tahun terakhir ini, aku melihat dedaunan pohon itu semakin lama semakin banyak yang gugur. Aku khawatir, apa aku dapat bertahan hidup di siang hari. Aku suka bergadang, namun aku juga takut aku tidak dapat bertahan. Sore ini, aku menatap hutan kesayanganku yang sejuk. Kembali satu daun berwarna kuning kecokelatan itu terjatuh dari tangkainya, terbawa oleh angin sambil menari-nari kemudian jatuh di atas tanah. Ibu selalu memberitahuku untuk tidak keluar dari hutan ini dan pergi ke hutan seberang. Ia takut aku pergi ke sana karena adanya sesauatu yang berbahaya untukku. Dan ya, aku tidak pernah membawa kakiku pergi ke sana karena aku tidak ingin mencari bahaya. Meski aku selalu bertanya-tanya, apa yang ada di hutan seberang sana? Aku sudah mengitari hutan ini selama lebih dari 90 tahun. Bagaimana mungkin aku tidak merasa bosan? Tentu aku bosan.
            Aku sudah pernah keluar dari hutan ini sejak 19 tahun yang lalu. Dan aku tidak diizinkan keluar lagi dari hutan ini sejak 3 tahun yang lalu. Pertama kali aku keluar dari hutan ini, aku berteriak kesenangan. Melihat jalanan aspal yang dapat kupijaki karena selama ini aku hanya menginjak batu dan tanah di hutan! Aku mulai bersekolah saat aku berumur 80 tahun, setelah aku bersekolah di rumahku sampai pada pelajaran kelas menengah. Sehingga aku mulai belajar di sekolah formal selama beberapa tahun, lalu mulai belajar mencari makanan di luar hutan.
            Oh tunggu dulu ..kalian belum tahu siapa aku bukan? Well, bukannya aku mau sombong, tapi aku bisa membuat kalian mati di gigiku. Ya, di gigiku karena aku adalah vampire. Kau tahulah, kelelawar, darah, gigi taring. Semacamnya. Tiap malam aku keluar dari hutan ini, meski aku tidak diizinkan untuk pergi ke hutan seberang. Setidaknya, aku bisa berbicara dengan manusia-manusia di luar sana. Yeah, mereka belum mengetahui diriku bahwa aku adalah vampire. Apa kau gila? Vampire itu bukan “seseorang”. Aku bukan manusia, tapi aku vampire. Aku adalah setan, harus kautahu itu. Tapi aku bukan setan yang jahat. Aku hanya ingin merasakan bagaimana “hidup” sebagai vampire di dunia dan menjelajahi dunia. Semua manusia di dunia takut akan vampire. Jika teman-temanku adalah manusia dan mereka mengetahui bahwa aku adalah seorang vampire, aku tentu akan mati tertusuk di dada. Atau bawang putih yang akan mereka berikan padaku. Apa kau gila? Aku tidak ingin mengambil resiko untuk mati. Aku memang sudah terlahir sebagai vampire, Ayahku telah meninggal sebelum aku lahir ke dunia yang fana ini. Ibuku kesepian, ia masih terlihat sangat muda.
            “Chantal!” kudengar suara berat dari belakang tubuhku. Sebenarnya, aku sudah tahu bakal ada vampire yang akan mendatangiku. Aku memiliki pendengaran yang tajam. Oh, Louis. Ia sungguh merusak Suasana-Tenang-Chantal-di-Hutan. Ia terduduk di atas batu besar, di sebelahku. Sebenarnya, aku sedang bermain dengan hewan peliharaanku, anjingku. Fluppy tampaknya sedang berlari-lari ke dalam hutan. “Sedang apa?”
            “Aku sedang tidur,” balasku, sarkastik. Louis sebenarnya tampan, ia memiliki aksen Italia. Ia datang ke rumahku beberapa bulan yang lalu untuk bersekolah denganku. Ia menyukaiku, tapi tentu saja aku tidak dapat bersama dengannya! Kami berdua sepupu, apa kau gila? Aku juga tidak menyukainya. Louis tertawa. Tapi aku mengabaikannya karena dia memang tidak seru. Mataku menatap daun pepohonan kembali, kemudian satu di antaranya terjatuh kembali. Oh, jika daun-daun itu makin banyak yang gugur, aku tidak dapat menjelajahi hutan-hutan ini dengan tenang karena matahari yang terik! Aku saja sudah benar-benar bosan dengan hutanku, bagaimana perasaanku di rumah? Luar biasa bosan! Rasanya aku bisa mati hanya karena kebosananku di dalam rumah. Karena kau tahu apa? Aku bukanlah gadis yang anggun seperti Ibuku yang memang seorang Ratu teladan. Tapi aku sebagai puterinya tidak begitu menginginkan tahta “Ratu” di masa depan nanti. Jika perlu, Ibu mengadopsi seorang anak manusia lalu mengggigitnya namun tidak mengisap darahnya. Hanya untuk merubah manusia itu sebagai vampire lalu WUSH! Jadilah dia Ratu Kerajaan Fourie di masa depan.
            “Mengapa sepertinya kau suka sekali sendirian?” Louis bertanya lalu ia melompat ke tanah dan menatapku dari bawah sana. Aku hanya melipat kedua lututku hingga bersentuhan dengan dadaku dan tidak menatap atau menjawab pertanyaannya. Andai dia memiliki kekuatan membaca pikiranku, pasti dia sudah tahu mengapa aku lebih memilih untuk berada di luar. Di sore hari, dimana matahari bisa saja menyentuh kulitku lalu membakar kulitku dengan mudahnya. Tapi untunglah daun-daun yang kusayangi itu menutupi sinar mataharinya dengan rapi.
            “Aku ..” ia melompat ke salah satu bebatuan yang tidak begitu besar. Yeah, di hutan ini terdapat begitu banyak bebatuan yang cukup besar. Biasanya aku dan Fluppy berlari-larian dan melompat-lompat melewati bebatuan itu sambil tertawa dengan konyol. Manusia-manusia jarang sekali datang ke sini karena di depan hutan sudah terdapat peringatan untuk tidak memasuki hutan ini dikarenakan angker! Pft, angker? Aku bukan setan yang seram. Aku bukan setan yang jahat. Dan aku berwujud manusia. Itu dikarenakan dulu, nenek moyangku pernah menikah dengan seorang manusia. Yah, semacamnyalah. Sehingga sekarang aku adalah “seorang” gadis cantik dengan gigi taring yang akan muncul lebih panjang jika aku sedang lapar. Jika tidak ada darah lagi di dunia ini, berarti satu-satunya makanan untukku hanyalah anjing peliharaan kesayanganku: Fluppy.
            “Aku ingin pergi ke hutan seberang sana sekarang, sebelum kita pergi ke kampus. Kau mau?” ia akhirnya bertanya. Oh? Ini sungguh menarik. Aku ingin pergi ke sana juga. Tidak ada yang pernah setuju untuk aku pergi ke hutan seberang. Ibuku menceritakan sesuatu yang seram di sana. Katanya, banyak sekali manusia di hutan sana yang mengetahui keberadaan vampire sebenarnya. Mereka telah memiliki pistol untuk menembak kami tepat di jantung kami. Setelah aku menimbang-nimbang, ah permanusia! Aku tidak peduli jika aku mati. Aku melompat dari atas batu hingga saat aku menginjakkan kakiku ke atas tanah, dedauan yang jatuh di atasnya sekarang berterbangan.
            “Tentu. Sekarang? Aku tidak ingin membawa Fluppy, kurasa dia sedang mencari pasangannya di sekitar sini. Aku masih penasaran dengan hutan seberang, jadi ya, tentu saja. Ayo,” aku cukup bersemangat dengan ajakannya. Aku sudah memakai lensa kontak mata yang lain, berwarna biru. Itu agar tidak ada yang tahu bahwa aku adalah seorang vampire. Warna mataku sama dengan warna mata Louis, merah misterius. Louis juga memakai lensa kontak mata yang berwarna cokelat. Ia lebih cocok memiliki mata cokelat dibanding merah. Louis langsung berlari dengan santai bersama denganku untuk keluar dari hutanku. Well, aku dan dia telah memakai jaket –harus—untuk keluar dari hutan karena jalan aspal di luar sana tidak ada sesuatu yang dapat membuat matahari tak menyentuhnya.
            “Kau ingat tentang kematian Ayahmu yang melegenda itu?” Louis bertanya, aku menganggukan kepalaku sambil menatap matanya. Kudengar suara gonggongan Fluppy di sekitar sini, oh dia sedang senang. Kurasa Fluppy dapat pulang sendiri ke rumah.
            “Ya, mengapa? Apa itu ada hubungannya dengan hutan itu?”
            “Aku tidak mungkin tiba-tiba saja bertanya seperti itu jika itu tidak ada hubungannya. Aku juga sebenarnya takut ingin membawamu ke seberang hutan. Jika aku ketahuan oleh Ibumu, aku akan dipenggal,”
            “Percaya padaku, Ibuku tidak sanggup melakukan itu!” seruku tertawa. Sebenarnya? Ada hubungan apa hutan seberang dengan kematian Ayahku? Yeah, cukup menyedihkan aku tidak dapat melihat Ayahku setelah aku lahir. “Jadi apa hubungannya?”
            Aku dan Louis berhenti berlari setelah kami telah berada di sisi hutan. Kulihat banyak sekali mobil yang berlalu lalang dengan lampu depan yang menyala. Aku menatap salah satu mobil yang dikendarai oleh seorang pemuda tampan, ia memainkan matanya padaku. Apa aku secantik itu sampai-sampai dia memainkan matanya padaku? Aku meragukan itu. Teman-teman di sekolahku bilang kalau aku tidak cantik karena aku memiliki mata merah. Dan mata merah adalah mata hantu. Itu saat aku masuk sekolah menengah pertama, aku sudah sangat tua untuk sekolah di sana. Tapi mereka tidak tahu kalau aku sudah sangat tua, Ibu membuatku kartu akta kelahiranku sehingga aku terlihat masih berumur 12 tahun. Pft, aku saat itu berumur 80 tahun! Gila saja jika aku memberitahu umurku yang sebenarnya. Berbelas-belas tahun yang lalu, belum ada sekolah khusus vampire. Tapi untunglah, hari ini, aku akan menginjakkan kakiku ke sebuah kampus khusus vampire. Tidak jauh dari rumahku.
            Louis menatap baik-baik hutan seberang dengan kedua alis yang menyatu. “Di sana adalah tempat musuh kita. Tapi aku ingin sekali melihat bagaimana makmurnya kehidupan mereka. Kita juga harus berhati-hati. Mereka dapat mencium ketakutan,”
            Aku merasa terhina. Dia mengejekku kalau aku takut! “Aku tidak sama sekali takut. Cepatlah, sebentar lagi akan malam dan aku harus bersiap-siap untuk ke kampus,”
            “Tenanglah, kita hanya melihat-lihat sedikit,” ujar Louis memegang tanganku lalu kami berlari secepat nuklir meluncur. Bahkan beberapa mobil berhenti tiba-tiba saat mereka melihat kecepatan kami berlari seperti angin –pohon-pohon di hutan seberang langsung mengikuti angin saat kami berlari. Sial. Kami masuk lebih dalam di hutan seberang lalu tiba-tiba kami berhenti di tengah-tengah hutan. Nafasku terengah-engah. Ada rasa bangga dalam diriku. Akhirnya! Akhirnya aku dapat masuk ke hutan seberang, menapakkan kakiku ke atasnya. Kutarik nafasku dalam-dalam berusaha untuk mengingat aroma hutan yang asing bagiku. Mataku tiba-tiba terbuka dan aku berada dalam posisi siaga saat kudengar suara berisik dari arah timur. Mataku langsung melihat pada semak-semak belukar yang bergoyang-goyang. Louis langsung melihat apa yang kulihat dan menempatkan tubuhnya di depan tubuhku, berusaha untuk melindungiku. Bagaimana pun, aku tahu Louis berpikir bahwa ia bertanggungjawab atasku. Jika ada yang terjadi padaku, maka dialah yang akan mendapati murka Ibuku.
            “Siapa pun kau, keluar!” ancam Louis memajukan tubuhnya menuju semak-semak itu. Aku juga takut! Mengapa sepertinya aku tidak dapat merasakan kesenangan serta kepuasan selama beberapa menit di tempat ini? Tempat yang selama ini ingin kuinjak.
            “Louis,” bisikku memegang jaket yang ia pakai dan meremasnya. “Siapa itu?” tanyaku menundukan kepalaku. Oh, sungguh, aku sekarang terlihat bodoh. Setelah sekian lama aku belajar untuk melawan musuh, rasanya latihan-latihan yang telah kulakukan tidak berguna sekarang. Aku belum siap. Semak-semak itu semakin lama semakin berisik dan aku dapat mendengar suara dengusan nafas, dua! Dua dengusan nafas yang mendekati kami lalu suara larian entah itu adalah hewan atau manusia atau vampire atau siapa pun tapi yang jelas ia semakin mendekat. Kemudian ..
            “Whoa!” aku berteriak sekencang mungkin saat Louis memundurkan tubuhnya ke belakang, hampir saja aku terjatuh karena gerakannya yang tiba-tiba itu. Louis tidak berteriak, aku penasaran. Bau ..rusa. Sialan, itu hanyalah seekor rusa. Aku mengintip rusa itu dari balik pundak Louis. Ya ampun, untuk yang pertama kalinya dalam hidupku, aku melihat seekor rusa yang lebih besar dari tubuhku. Aku dan Louis bahkan harus mendongakkan kepala untuk melihatnya. Kemudian aku kembali mendengar suara larian yang lain, tapi suara larian ini berbeda. Apa itu seorang manusia?
            “Louis, aku mendengar yang lain berlari ke arah sini,”
            “Tenang, aku sudah belajar bela diri bertahun-tahun dan aku sekarang merasa seperti Bruce Willis,”
            “Kau sok tahu! Kau vampire, bukan manusia sepertinya!” seruku memukul pundaknya gemas. Dia bercanda saat kami sedang berada di tanah orang lain? Apa dia gila? Bagaimana jika pemilik hutan ini membunuh kami? Uh, Ibuku mungkin akan menangis darah dan meminum darahnya sendiri. Lalu tiba-tiba saja “dia” keluar dari semak-semak itu dengan suara ..tawaan dari seorang lelaki.
            “Rory! Kau lebih cepat dariku ternyata,” seru lelaki itu menepuk-nepuk perut rusa yang lebih besar darinya. Lelaki itu memiliki mata berwarna mata merah, ia tersenyum senang karena baru saja bermain dengan hewan peliharaannya kurasa. Kemudian ia terkejut setelah ia menyadari keberadaan kami.
            “Ow, ya ampun. Maafkan aku. Ada yang bisa kubantu?” tanya lelaki itu ramah. Dia memang benar-benar vampire. Aku dapat memerhatikan gigi taringnya yang luar biasa tajam dari sini. Oh, tapi dia adalah vampire pertama yang berhasil membuat kakiku melemas. Dia sungguh tampan. Dapat kusimpulkan dia adalah keturunan dari bangsawan. Yah, sama sepertiku.
            “Kami hanya berjalan-jalan sedikit di sini,” Louis membalasnya dengan nada suara yang santai. Kurasa ia telah menyadari bahwa lelaki yang ada di hadapan kami adalah vampire. Lelaki itu melangkahkan kakinya lebih dekat pada Louis lalu menjabat tangan Louis dengan ramah.
            “Aku Theo. Theodorus dari Kerajaan Kidrauhl. Kau vampire,” gumamnya menatap pin lambang Kerajaan kami. Dia ternyata dari Kerajaan Kidrauhl. Oh, nama yang keren. Ibu tidak pernah menceritakan apa pun tentang Kerajaan Kidrauhl padaku. Ia hanya menceritakan tentang Kerajaan Boudreaux padaku dan Kerajaan asing lainnya. Tapi Kidrauhl? Dia tidak sama sekali menceritakannya padaku.
            “Aku Louis. Dari Kerajaan Fourie dan ini adalah sepupuku, Chantal,” ujar Louis memundurkan tubuhnya dan menarik tanganku untuk muncul di hadapan Theo. Theo menatapku dengan ramah lalu ia seperti menghirup aromaku sejenak seperti ia menghirup aroma manusia.
            “Kau luar biasa cantik. Senang dapat bertemu denganmu Chantal,” gumam Theo menjabat tanganku.
            “Chantal Fourie, aku keturunan Fourie. Kami dari hutan seberang sana. Aku baru tentang Kerajaan Kidrauhl. Apa ..itu adalah Kerajaan baru? Atau?” aku benar-benar ingin tahu tentang Kerajaan Kidrauhl. Karena salah satu pengawalku pernah berbincang-bincang tentang Kerajaan Kidrauhl. Sekarang aku sungguh kesal dengan Ibuku, mengapa ia tidak menceritakan tentang Kerajaan Kidrauhl? Kulihat ekspresi Theo yang terkejut. Oh, pasti ini sangat memalukan mengapa aku tidak mengenal Kerajaan Kidrauhl.
            “Itu ..adalah Kerajaan terlama sepanjang sejarah kehidupan vampire. Kau tidak tahu tentang Kerajaan Kidrauhl? Kau sekolah dimana sampai-sampai tidak tahu tentang Kerajaan itu? Well, sebaiknya kalian berdua harus pergi dari tempat ini,” saran Theo mendorong tubuhku untuk membalikkan tubuhku dan pergi dari sini. Tapi mengapa?
            “Mengapa?” tanyaku, penasaran.
            “Berbahaya. Kau cantik, senang bertemu denganmu,” ujarnya. “Senang bertemu denganmu juga Louis, jangan datang kembali jika kau masih ingin hidup,” ujar Theo mendorong tubuhku untuk pergi dari tempat ini. Tempat ini semakin membuatku penasaran. Sial.

***

            Aku mengantri untuk masuk ke dalam kampus pertamaku. Aku telah memegang kartu tanda pelajarku sebelum kami masuk ke dalam kampus. Pintu gerbang telah terbuka untuk vampire di depanku lalu ia masuk dan yah, gerbang itu dalam hitungan detik langsung tertutup setelah vampire itu lenyap dari pandanganku. Kemudian aku menggesekan kartuku seperti kartu atm, lalu aku menatap pada salah satu lampu merah di depanku kemudian mataku disinari oleh sinar sensor berkali-kali hingga namaku muncul di depan layar sentuh di samping sinar sensor. Namaku, Chantal Fourie. Jadwal pelajaran hari ini: Asal-usul manusia dan Biologi tentang manusia. Oh, mengapa semuanya tentang manusia? Aku mendesah pelan setelah pintu gerbang terbuka untukku kemudian aku masuk ke dalamnya dan setelah aku menapakkan kakiku ke dalam kampus, pintu itu langsung tertutup dalam hitungan detik. Sekolah vampire ini sangat mementingkan kerahasiaan keberadaan vampire di dunia. Beberapa vampire mulai masuk dari belakangku. Louis sudah masuk tadi. Sehingga sekarang aku harus mencaritahu dimana ruang pelajaran “Asal-usul manusia”. Well, kampus ini memiliki banyak lift berbentuk tabung transparan yang akan mengantar kami ke segala kelas yang kita tuju. Dan lift itu banyak sekali di tengah-tengah kampus. Aku masuk ke salah satu lift tabung transparan lalu pintunya tertutup. Lift ini layar sentuh, entahlah, kampus ini sungguh keren bagi orang sepertiku. Di sekitar dinding transparannya, diperlihatkannya kelas-kelas yang harus kupilih. Kucari-cari dimana ruang pelajaran ‘asal-usul manusia’ itu lalu aku mendapatkannya. Kutekan dinding transparan itu lalu langsung saja lift ini meluncur secepat nuklir lepas landas dari kandanganya dan aku telah sampai di depan pintu kelasku. Aku melangkah untuk masuk ke koridor dan lift itu kembali turun ke bawah. Kulihat pintu “asal-usul manusia” itu, beberapa vampire telah masuk ke dalamnya dengan penampilan mereka masing-masing. Ada yang seperti manusia, ada yang memang berpakaian seperti vampire, lalu seperti emo, tunggu dulu ..vampire memakai pakaian berwarna merah jambu? Bunuh aku sekarang. Itu sungguh memalukan.
            Aku masuk ke dalam kampus dan melihat vampire-vampire itu telah berada di tempat duduknya. Ada yang sedang menikmati darahnya, sedang membaca buku bergambar manusia, dan oh, ya ampun. Meludahi temannya sendiri? Sungguh menjijikan. Aku duduk di sudut belakang kelas, di sebelah seorang lelaki tampan yang duduk tanpa ekspresi. Luar biasa! Aku melihat matanya yang berwarna emas itu sungguh membuatku terhipnotis. Ia menatap papan tulis di depan sana, mengabaikanku yang melewatinya. Aku duduk kemudian menolehkan kepalaku padanya. Ibu bilang aku juga harus bersosialisasi dengan vampire lain.
            “Hai,” sapaku menjulurkan tanganku. “Aku Chantal, kau juga anak baru di kampus ini?” tanyaku berusaha ramah. Oh, dia sungguh dingin. Kutarik tanganku dari hadapannya lalu menundukan kepalaku.
            “Aku menyukai matamu,” bisikku. “Di keturunanku, Fourie, tidak ada vampire yang memiliki warna mata sepertimu. Emas, ini adalah pemandangan langka bagiku,” gumamku lalu meliriknya dari ujung ekorku. Ia berada di sebelah kananku, bernafas, tapi dia tidak sama sekali bersuara!
            “Apa kau bisa memberitahuku, kau adalah vampire keturunan mana?” tanyanya. Telingaku seperti mendengar ..paduan suara vampire sedang bernyanyi saat melakukan ritual sebelum menikah. Ia menolehkan kepalanya padaku, menatapku dengan matanya yang bersinar.
            “Fourie,” bisikku. Ia mengambil nafas tajam, namun tidak memperlihatkan rasa keterkejutannya padaku. Apa yang salah dengan keturunan Fourie? Apa selama ini keturunanku dianggap kotor?
            “Kau dari keturunan mana? Siapa namamu? Aku Chantal,”
            “Aku tidak tuli,” gumamnya, tak menatapku. “Aku dari Kerajaan Kidrauhl. Namaku? Justin Samuel Bieber. Apa itu dapat membuat kehidupanmu puas? Kau tampak seperti manusia,” ia berkomentar, kembali menolehkan kepalanya padaku. Well, Justin memang seperti manusia juga, tapi ia sedikit memperlihatkan urat-urat ungunya yang samar-samar di sekitar rahan dan pipinya.
            “Itu supaya aku tidak diserang oleh manusia di luar sana,”
            “Kau penakut,” ia menyimpulkan. Sial. Aku tidak takut oleh apa pun! Kecuali kejadian sore tadi. Oh, ya ampun! Theodorus dari Kerajaan Kidrauhl! Apa dia adalah saudara dari Justin ini? Justin juga dari Kerajaan Kidrauhl.
            “Apa kau mengenal Theodorus dari Kerajaan Kidrauhl?” tanyaku, penasaran. Ia menarik nafas tajam kembali namun tidak menatap padaku.
            “Dia kakakku. Theodorus Beamount Bieber dan aku Justin Samuel Bieber.”
***

            Pelajar Mrs. Kara tidak sama sekali menarik. Manusia memiliki racun. Pft, selama ini aku berteman dengan manusia dan aku tidak memiliki masalah dengan mereka. Meski mataku memang harus memakai lensa kontak mata berwarna biru agar mereka tidak tahu bahwa aku adalah seorang vampire. Well, aku juga cukup kesal dengan manusia. Mereka menggambarkan kami yang bukan “kami”. Kau tahulah, jika vampire ingin menggigit mangsanya, wajahnya akan lebih terlihat menyeramkan. Tapi tidak dengan kaum modern seperti kami sekarang. Kita tidak seseram nenek moyang kami. Sejak kecil aku tidak pernah meminum darah dari seorang manusia. Aku hanya meminum darah hewan, katanya agar tanda-tanda dari vampire tak kelihatan.
            Aku berniat ke perpustakaan setelah aku menyelesaikan pelajaranku hari ini. Tidak ada yang menarik selain Justin Samuel Bieber dari Kerajaan Kidrauhl itu. Mengapa aku ingin pergi ke perpustakaan? Cukup mudah untuk menjawab pertanyaan itu, tentu saja membaca buku. Nah, yang membuatku kesulitan di sana nanti adalah cara pengambilan bukunya. Teman duduk sebelahku bilang padaku bahwa di perpustakaan, kita tidak boleh membuat suara berisik. Menurutku, memang semua perpustakaan seperti itu –tidak boleh ada yang berisik. Tapi bukan itu permasalahannya, dia bilang, teknologi sekolah vampire ini melebihi teknologi tingkat manusia. Maksudku, manusia belum memakai teknologi yang dipakai vampire sekarang. Dan cara untuk masuk ke dalam perpustakaan memang cukup sama seperti kami ingin masuk ke dalam kampus. Aku sudah berjanji pada Ibuku jika aku sudah selesai belajar, maka aku akan langsung pulang ke rumah. Jam tanganku telah menunjukkan pukul 4 subuh dan aku harus cepat pulang. Sebentar lagi jam akan menunjukkan pukul 6, jika aku pulang lebih dari jam 6, Ibuku pasti sudah panik. Aku adalah anak sulung, tentu ia tidak ingin kehilangan diriku.
            Namun aku memutuskan untuk cepat-cepat pergi ke perpustakaan. Aku ingin meminjam buku tentang Sejarah Kerajaan Vampire. Yah, kau tahulah, menurut Theodorus, Kerajaan Kidrauhla adalah Kerajaan vampire terlama di dunia. Itulah yang membuatku penasaran dengan sejarah kerajaan vampire. Aku naik lift tabung itu kembali, kemudian menekan tombol menuju ruang perpustakaan. Tanganku memegang kartu pelajarku kuat-kuat, hampir mematahkannya karena aku mata merahku melihat lelaki yang sama seperti kemarin sore. Dia Theodorus ..di koridor lantai tiga bersama dengan dua vampire cantik dengan rambut pirang yang menggodanya. Uh, tatapannya Theo terhadap salah satu vampire itu membuatku cukup iri karena aku tidak berada dalam posisi mereka. Sebagai vampire yang normal, tentu aku menyukai vampire lelaki. Apalagi, Theo memiliki warna mata merah. Mataku terus melihatnya yang semakin lama semakin jauh dari penglihatanku lalu lift tabung ini berhenti. Aku keluar dari lift dan melangkahkan kakiku masuk ke dalam koridor. Kulihat tidak banyak orang yang masuk ke dalam perpustakaan. Oh, baguslah. Aku tidak perlu mengantri kembali. Kugesek kartu pelajarku kembali di pinggir pintu perpustakaan kemudian mataku kembali disensor oleh sinar sensor berwarna merah. Sebuah layar sentuh tiba-tiba muncul di sebelah kananku. Ada dua pilihan: Membaca atau Belajar. Kusentuh pilihan Membaca kemudian pintu perpusatakaan terbuka. Kulangkahkan kakiku masuk ke dalamnya kemudian mengedipkan mata. Whoa! Luar biasa, ini adalah perpustakaan terkeren yang tak pernah kulihat sebelumnya. Tidak ada yang berbisik, atau pun bersuara. Beberapa penjaga perpustakaan –vampire—berjalan tanpa kaki –kurasa—mengitari sekitar perpustakaan seperti mencari kesibukan atau memang mereka sedang sibuk.
            Kulihat beberapa vampire telah terduduk di tempat membaca dengan serius. Lalu beberapa vampire yang sedang memilih buku yang akan ia baca. Aku berjalan, mencari-cari dimana daerah buku Sejarah. Di sini ada begitu banyak pilihan. Novel, Komik, IPA, IPS, Sejarah. Ah, Sejarah. Aku langsung berjalan menuju rak buku Sejarah yang terpampang luas di depanku. Sejarah berada paling ujung perpustakaan. Kulirik vampire yang berada di sebelahku, ia menggesekan kartu pelajarnya ke sebuah alat seperti gesekan kartu atm di setiap rak buku. Oh, kurasa aku harus mengantri. Aku berdiri di belakangnya, kemudian memerhatikan buku apa yang ia pilih. Setelah ia menggesekan kartunya, satu kotak lantai tiba-tiba saja terbuka kemudian memunculkan sebuah tangan yang terbuat dari besi. Layar sentuh yang muncul di hadapannya memperlihatkan pilihan buku-buku sejarah. Ia berpikir sejenak kemudian ia memilih buku sejarah tentang manusia. Kemudian, tangan besi itu semakin lama semakin meninggi, mencari buku yang vampire ini pilih. Tangan jadi-jadian itu mengambil bukunya lalu dengan cepat ia kembali turun dan memberikannya pada vampire di depanku. Kemudian, tangan itu kembali masuk ke dalam lantai dan menghilang.
            “Ah, ini yang kucari,” gumam vampire lelaki itu berjalan pergi dari hadapanku. Sekarang giliranku. Baiklah, aku bisa melakukannya. Kugesek kartu pelajarku seperti yang tadi vampire lelaki itu lakukan. Kemudian, muncullah layar sentuh di hadapanku. Oh, di sini ternyata lengkap. Sejarah Perang Dunia Vampire I dan Perang Dunia Vampire II. Sejarah Peperangan Manusia dengan Vampire. Tapi bukan itu yang kucari. Aku memilih pilihan Sejarah Kerajaan Vampire. Whoa, kupikir hanya ada satu buku. Ternyata masih ada pilihan yang diberikan. Jari telunjukku menyentuh layarnya kembali, menaikkannya ke atas untuk mencari Kerajaan Kidrauhl. Lalu aku mendapatkannya. Kupilih Kerajaan Kidrauhl dan lantai di depanku kembali terbuka dan mengeluarkan tangan besi itu lalu mencari buku yang telah kupilih. Pantas sekolah ini memakai alat teknologi secanggih ini karena mereka terlalu malas untuk menggunakan tangga! Tangan itu kembali dengan buku Kidrauhl yang kupilih.
            “Mencari buku tentang Kerajaanku, eh?” suara berat membuatku terkejut setengah mati sampai-sampai buku yang baru saja kupegang hampir terjatuh –karena lelaki itu langsung mengambil buku yang seharusnya jatuh. Aku membalikkan tubuhku ke arahnya, lalu melihat Theo tersenyum manis padaku.
            “Aku hanya ingin mencaritahu,” gumamku mengambil buku itu dari tangannya.
            “Kau telah bertemu dengan adikku, bukan?” ia bertanya sambil kami berjalan menuju meja membaca. Aku menganggukan kepalaku. Oh, pasti Justin telah memberitahunya.
            “Ya, dia memiliki warna mata yang indah,” bisikku menarik kursi putih yang jika ditarik tak bersuara karena ia memiliki roda. Shit, mengapa perpustakaan ini tampak sangat berlebihan? Theo duduk di hadapanku sambil melipat tangannya di atas meja.
            “Dia satu-satunya yang memiliki warna mata emas seperti itu. Ibuku yang memiliki warna mata merah dan Ayahku berwarna emas. Kau membaca buku sejarah itu keluaran tahun berapa?” ia bertanya. Aku mengangkat kedua bahuku lalu membuka buku sejarah ini. Sebelum aku membukanya, aku menatap ke sudut sampul buku. Keluaran tahun ini.
            “Tahun ini,” gumamku.
            “Aku berani bertaruh, isi buku itu pasti buku keluaran tahun 1800,”
            “Memang berapa umurmu?” tanyaku penasaran. Well, dia terlihat muda dan tampan. Siapa tahu ia hanya berbeda beberapa tahun dari adiknya? Meski memang, harus kuakui, adiknya lebih tampan dibanding kakaknya.
            “150 tahun,” ia berbisik dengan nada suara yang misterius. Bunuh aku ia telah berumur 150 tahun! Oh, ya ampun, kami memang mahluk abadi –jika tak terbunuh.
            “Dan adikmu berumur..?”
            “Dia masih berumur 100,”
            “Aku 99 tahun, apa aku terlihat seperti umur 99 tahun?”
            “Untuk ukuran manusia, tentu saja tidak. Kau lebih terlihat anak kecil berumur 13 tahun. Kau tak pantas menjadi gadis berumur 99 tahun. Pipimu merah jambu, bibirmu ..uh, bibir itu pernah dicium oleh salah satu vampire di sini?” ia bertanya dengan rasa keingintahuan yang tinggi. Ia yang awalnya duduk bergaya melipat tangan, sekarang ia menyandarkan tubuhnya ke belakang sambil tangan satunya bergelantungkan di sudut kursi dan satunya lagi berada di atas meja sambil jari-jarinya mengetuk-ketuk meja putih ini. Aku terlihat seperti anak kecil berumur 13 tahun karena pipiku berwarna merah jambu dan ia bertanya tentang apa aku pernah dicium? Pernah, oleh Ibuku. Aku mendengus.
            “Apa itu penting?” tanyaku malu-malu.
            “Well, kau cantik. Sungguh mengherankan jika tidak ada seseorang yang ingin mencium bibir ranum itu. Aku bisa membayangkan ..uh, kau mendesah di atas ranjang bersama denganku lalu berputar-putar dan ah! Itu sangat –“
            “Menjijikan, sebenarnya, apa yang sedang kaubicarakan? Kau mengganggu acara membacaku,” dengusku kesal. Kesal atas kedatangannya, meski aku seharusnya beruntung karena permohonanku baru saja terjadi. Dia hanya terkekeh pelan lalu kudengar penjaga perpustakaan men-ssh—kan kami. Permanusia! Aku sekarang ingin membaca buku ini namun aku tidak bisa dikarenakan mahluk luar biasa tampan yang tidak melebihi adiknya menggangguku dan ia terus berkicau! Aku menghitung satu sampai sepuluh agar emosiku cepat turun. Mataku mulai membaca halaman pertama. Vampire Kidrauhl pertama di dunia. Whoa, buku ini berwarna. Ini sungguh menarik. Lordorus Veanux Bieber adalah vampire pertama yang memunculkan vampire Kidrauhl, ia menikah dengan seorang –aku membuka halaman berikutnya—Evangeliste, seorang manusia. Ah, sejarah ini sama dengan keturunan Fourie.
            “Mengapa kau berada di sini? Aku mencarimu kemana-mana, ada yang harus kubicarakan denganmu!” kudengar suara bisikan penuh dengan amarah dari salah seorang. Kudongakan kepalaku lalu melihat seorang lelaki tampan dengan mata emas sedang mengerutkan keningnya pada kakaknya. Justin, jika ia sedang marah seperti ini, ia tampak sangat panas. Aku haus. Aku butuh darah.
            “Tentang dia lagi? Tenang, kau harus santai,” gumam Theo mengangkat kedua bahunya acuh. Apa yang sedang ia katakan?
            “Apa kau gila? Dia sudah jelas-jelas ada dan sialan ..buku apa yang sedang kau baca?” tanya Justin yang saat ia menatap bukuku langsung menatapku tajam. Apa yang salah dengan membaca buku tentang sejarah Kerajaannya?
            “Kerajaan Kidrauhl?”
            “Kau tidak boleh membaca buku itu sekarang! Kau masih kecil dengan umurmu yang 99 tahun itu, kembalikan buku itu ke tempatnya—“
            “Apa-apaan yang sedang kaubicarakan? Aku membaca apa yang mau kubaca. Kau tak punya hak melarang-larang diriku. Dan bagaimana kau tahu aku berumur 99 tahun?”
            “Aku membaca pikiran mesum kakakku tentangmu,” ujarnya. “Dan kembalikan buku itu ke tempatnya sebelum aku menggigitmu,”
            “Kau tak bisa menggigitku, kita sama-sama vampire,” ujarku yang tiba-tiba saja merasa buku yang kupegang sekarang sudah tak menarik lagi karena aku telah mendapatkan yang lebih menarik lagi. Ia terdiam sejenak lalu tersenyum miring. Whoa, senyuman itu sungguh langka. Karena aku dia adalah seorang yang pendiam dan dingin. Dan, ia seperti Kristen Stewart, tak berekspresi. Lalu Justin mengangguk-anggukan kepalanya. Apa yang sedang ia lakukan? Kemudian menatap padaku dan membuka mulutnya.
            “Apa siang nanti kau memiliki waktu luang? Vampire seperti kita tak tidur, ingat?” Justin bertanya, namun kali ini ia tidak terdengar seperti lelaki yang dingin. Aku menarik nafas tajam. Justin adalah lelaki asing pertama yang menawarkanku untuk pergi keluar ..siang hari. Sial, ini adalah kesempatan yang sungguh bagus. Ia membungkukkan tubuhnya ke samping tubuhku lalu menarik nafas.
            “Aku akan menraktirmu segelas darah perawan yang manis,” bisiknya menjilat telingaku yang membuatku bergidik. Apa-apaan yang baru saja ia lakukan?
            “Ibuku tidak mengizinkanku untuk meminum darah manusia,”
            “Tenanglah, hanya satu gelas. Tidak apa-apa. Darahnya manis, kau akan menyukainya.”

***

            Efek si Bieber sungguh membuat hatiku berbunga-bunga. Ya ampun, ia dan aku akan berjalan-jalan di sekitar hutan untuk mencari segelas darah dari seorang gadis perawan. Apa kau percaya itu? Tapi, dia akan mendapatkannya dimana? Rumahku, jika dilihat oleh seorang manusia, dari luar memang terlihat seperti rumah biasa yang berada di tengah-tengah hutan. Tapi jika vampire yang melihatnya, maka ia akan melihat sebuah Kerajaan besar. Pintu kastil terbuka –naik ke atas—saat penjaga pintu gerbang melihatku. Aku masuk ke dalam kastil dan melihat begitu banyak vampire yang sedang membuat alat-alat perang. Sebenarnya, siapa yang akan mereka lawan? Dari dulu hingga sekarang, mereka seolah-olah tak bosan dengan pekerjaan mereka. Dari bawah, aku bisa melihat Ibuku yang berdiri di pinggiran balkon memerhatikanku. Kulambaikan tanganku lalu tiba-tiba Ibuku sudah berada di hadapanku. Yeah, Ibuku dapat menghilang dan muncul secara tiba-tiba.
            “Ada apa?” tanyaku, bingung. Tak biasanya Ibuku tampak marah padaku.
            “Apa benar kau pergi ke hutan seberang?” tanyanya, tegas. Tapi menurutku tak tegas. Ibuku adalah seorang yang lemah lembut dan ia tidak dapat marah padaku karena ia pasti tak tega.
            “Ya,”
            “Ibu sudah bilang padamu, Chantal, kau tidak boleh pergi ke sana!” ia berteriak padaku dan tangannya menunjuk ke arah pintu gerbang. Kedua alisnya bersatu. “Kau akan mati di sana! Di sana berbahaya! Manusia –“
            “Kau berbohong tentang manusia di hutan seberang! Aku bertemu dengan salah satu vampire dari Kerajaan Kidrauhl, ia baik. Dan tidak ada tanda-tanda manusia di sana. Oh, Ibu, tidak akan manusia yang mengetahui keberadaanku!” seruku masuk ke dalam tahta, berusaha untuk mengabaikan Ibuku meski aku tahu, aku tidak akan dapat berlari darinya. Aku tak mendengar suara Ibu, ia termenung di belakangku.
            “Kau ..kau telah bertemu dengan salah satu dari Kerajaan Kidrauhl? Bagaimana mungkin? Siapa namanya?” tanya Ibuku berjalan lebih cepat dariku.
            “Theodorus Beamount Bieber? Kedua kakak-adik Bieber itu satu kampus denganku,” ujarku acuh, berjalan melewatinya. Menaiki setiap anak tangga.
            “Ap-apa yang mereka katakan?”
            “Mengapa tiba-tiba Ibu mempertanyakan tentang mereka seperti ..was-was? Apa yang salah?” tanyaku, penasaran. “Ada dengan Kerajaan Kidrauhl? Mengapa sepertinya, begitu banyak tentang Kerajaan Vampire yang tak kuketahui. Sebenarnya, apa yang kalian sembunyikan dariku? Aku sudah besar, aku harus tahu apa yang tak kutahu!” seruku membuka pintu tahta dan melempar tasku ke sembarang tempat.
            “Kerajaan Kidrauhl adalah kerajaan yang berbahaya. Kau tidak boleh dekat dengan mereka. Jika kau masih ingin terus mengikuti kuliah di kampus, jauhi mereka,”
            “Apa masalahnya? Aku harus tahu,”

            “Mereka dari Kerajaan Kidrauhl, itu masalahnya.” Permanusia!





. . . 

How's it?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar